Harapan para penggemar sepak bola untuk menyaksikan Liga Italia Serie A belum bisa terwujud dalam waktu dekat. Nasib kompetisi itu masih belum jelas hingga saat ini.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
ROMA, SENIN – Pemerintah Italia kembali menunda pengumuman hasil analisa terhadap revisi dokumen protokol kesehatan yang telah diserahkan operator liga sepak bola kasta tertinggi Italia, Serie A. Dengan demikian, nasib keberlanjutan Serie A musim ini masih menggantung.
Kompetisi Serie A musim ini telah dihentikan sejenak pasca pekan ke-26, yaitu setelah Pemerintah Italia menerapkan karantina wilayah pada 9 Maret. Namun, operator dan klub peserta Serie A berusaha untuk melanjutkan kompetisi setelah pemerintah mencabut status karantina itu secara bertahan sejak 5 Mei.
Sejak akhir bulan lalu, operator Serie A telah menyerahkan dokumen protokol kesehatan yang menjadi syarat untuk melanjutkan kompetisi. Namun, pemerintah telah menolak dokumen pertama itu karena dianggap belum memadai.
Aperator Serie A hanya memberlakukan karantina 14 hari terhadap pemain atau staf klub ketika ditemukan kasus positif Covid-19 baru dalam tes usap sebelum pelatihan individu sejak awal pekan lalu. Sementara itu, pemerintah setempat menginginkan karantina dilakukan ke semua pemain jika ditemukan kasus baru di suatu klub. Ini misalnya dilakukan di liga Korea Selatan (K-League) yang kembali bergulir Jumat lalu..
Operator Serie A lantas menyerahkan revisi dokumen protokol kesehatan pekan lalu. Semula, pemerintah akan memberikan keputusan pada pekan lalu, terutama dalam pertemuan yang melibatkan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Olahraga Italia pada Kamis (7/5/2020).
Nyatanya, pemerintah masih menunda hasil analisa terhadap dokumen kedua itu pada pertemuan tersebut. Rencana pengumuman pada Minggu (10/5/2020) belum terwujud. Menurut Football-Italia, pengumuman oleh Komite Ilmiah itu masih ditunda.
Rencana terbaru, Komite Ilmiah baru akan mengumumkan hasil analisa itu pada Senin (11/5/2020) waktu setempat. Nantinya, hasil analisa itu diserahkan kepada Kementerian Kesehatan yang akan memberikan keputusan diizinkannya atau tidak kelanjutan Serie A musim ini.
”Komite Ilmiah masih menganalisa dokumen itu dan mempertimbangkan kurva ataupun statistik kasus Covid-19 pasca pelonggaran status lockdown,” ujar Menteri Olahraga Italia Vicenzo Spadafora dikutip Football-Italia, Sabtu (9/5/2020).
Kendati demikian, segenap pihak dalam Serie A terus berjuang agar kompetisi musim ini bisa berlanjut.
Terus berjuang
Kendati demikian, segenap pihak dalam Serie A terus berjuang agar kompetisi musim ini bisa berlanjut. Setidaknya, klub-klub peserta liga tetap melanjutkan agenda pelatihan individu sejak pekan lalu. Di sisi lain, mereka juga punya dalil kuat bahwa wabah Covid-19 di Italia sudah berangsur membaik.
Berdasarkan data Minggu, dalam 24 jam terakhir, angka korban meninggal akibat Covid-19 baru di Italia adalah 165 jiwa. Angka ini adalah yang terendah sejak 9 Maret lalu. Adapun jumlah kasus positif Covid-19 baru di Italia 802 orang atau terendah sejak 6 Maret. Secara keseluruhan, negara ini telah memasuki tahap kedua fase pandemi Covid-19 dengan kurva terus melandai.
Setidaknya, itu menjadi modal argumentasi untuk memulai lagi kompetisi musim ini. Itu menjadi pembenaran walaupun ada 11 orang dari tiga klub Serie A yang dinyatakan sebagai kasus positif Covid-19 baru setelah menjalani tes usap sebelum memulai pelatihan individu pada pekan lalu. Kasus itu terdiri atas satu orang pemain Torino, tiga pemain dan tiga staf Fiorentina, serta empat pemain Sampdoria.
Bahkan, Presiden Brescia Massimo Cellino, yang tadinya sangat vokal menentang kelanjutan Serie A musim ini, kini justru mendukung kompetisi dilanjutkan dan dituntaskan. Salah satu hal yang membuatnya berubah pikiran adalah berkurangnya risiko dampak negatif terhadap para pihak yang terlibat dalam industri Serie A.
Akan tetapi, Cellino menginginkan kompetisi dilangsungkan di tempat netral, apalagi Brescia berada di Lombardia, yakni wilayah utara Italia yang sempat menjadi episentrum wabah Covid-19 di negara itu. ”Saya berubah pikiran dan beradaptasi dengan konsensus yang ada. Kita harus mencoba melanjutkan musim ini. Kalau tidak, semua orang di sini akan gulung tikar,” katanya dikutip La Repubblica.
Walau demikian, kekhawatiran tetap muncul. Penyerang Cagliari, Giovanni Simeone, menilai, melanjutkan Serie A di tengah wabah Covid-19 yang belum selesai adalah hal berbahaya, terutama untuk para pemain. Apalagi, ungkap anak dari Pelatih Atletico Madrid Diego Simeone itu, protokol kesehatan yang diajukan belum disahkan pemerintah.
”Saya mengerti bahwa seluruh negeri kehilangan uang karena situasi ini. Tetapi, yang paling penting saat ini adalah kesehatan. Untuk itu, kejuaraan sejatinya baru bisa berlanjut ketika sudah tidak ada lagi risiko penularan dari penyakit ini. Apalagi, penyakit ini adalah bahaya yang tidak terlihat,” tuturnya dikutip ESPN. (AFP/REUTERS)