Sinyal bakal dilanjutkannya Liga Italia Serie A musim ini mulai menguat. Pemerintah Italia mengizinkan klub-klub Serie A melakukan latihan tim secara kolektif mulai 18 Mei 2020 dengan persyaratan tertentu.
Oleh
Adrian Fajriansyah
·3 menit baca
ROMA, SELASA — Rencana pengelola Liga Italia Serie A melanjutkan kompetisi musim 2019-2020 yang dihentikan sejak 9 Maret lalu mendapatkan angin segar. Pemerintah Italia telah mengizinkan klub-klub Serie A untuk melakukan latihan tim secara kolektif mulai 18 Mei.
Diberikannya izin latihan tim itu dilakukan setelah Komite Ilmiah dan Teknis (CTS) bentukan Pemerintah Italia secara prinsip telah menyetujui draf protokol kesehatan yang diajukan Federasi Sepak Bola Italia (FIGC). Sebelumnya, latihan hanya bisa dilakukan parsial, yaitu oleh para pemain secara individu.
”Hal yang diminta pemerintah, melalui CTS, adalah menekankan pentingnya prinsip kehati-hatian (menjalankan latihan tim),” bunyi pernyataan bersama Dari Kementerian Olahraga Italia dan Kementerian Kesehatan Italia, Senin (11/5/2020) malam waktu setempat.
Terkait hal itu, sejumlah pemain asing dari luar Italia terus berdatangan. Striker AC Milan, Zlatan Ibrahimovic, misalnya, telah tiba di ”Kota Mode” Italia itu untuk bersiap menjalani latihan dengan timnya. Namun, sesuai protokol umum, striker veteran 38 tahun itu harus menjalani isolasi mandiri selama dua pekan. Hal sama juga telah dilakukan bintang Juventus, Cristiano Ronaldo, yang tiba pekan lalu.
Isolasi serupa juga harus dilakukan terhadap semua pemain dan staf klub seusai latihan atau menjelang dimulainya kembali liga. ”Pemain dan staf tim harus melakukan isolasi 15 hari setelah dimulainya kembali pelatihan tim (rencana pada 18 Mei),” bunyi keterangan resmi CTS.
Meskipun demikian, Pemerintah Italia belum sepenuhnya memberikan lampu hijau terkait digelarnya kembali Serie A musim 2019-2020 yang menyisakan 13 laga. Padahal, FIGC telah berancang-ancang memulai kembali liga itu pada pertengahan Juni mendatang sehingga bisa selesai pada Agustus.
Salah satu titik pangkal belum dikeluarkannya izin Serie A itu adalah terkait klausul kewajiban karantina jika terdapat salah satu pemain atau staf klub yang positif Covid-19. Pemerintah Italia meminta protokol ketat, yaitu karantina itu dilakukan kepada seluruh pemain atau staf yang melakukan kontak dengan orang yang positif itu.
Sementara, dalam draft protokolnya, para petinggi sepak bola di Italia hanya mewajibkan karantina itu kepada orang yang terjangkit Covid-19 secara klinis atau berdasarkan hasil tes. Praktik ini meniru Bundesliga Jerman yang bakal digulirkan kembali mulai akhir pekan ini.
Mengenai kapan liga bisa bergulir kembali, kita masih harus menunggu setidaknya sepekan untuk melihat kurva (kasus Covid-19). Setelah itu, baru bisa kita putuskan.
CTS juga menuntut tes rutin dan bertahap ke seluruh pemain, staf, dan pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan Serie A. ”Mengenai kapan liga bisa bergulir kembali, kita masih harus menunggu setidaknya sepekan untuk melihat kurva (kasus Covid-19). Setelah itu, baru bisa kita putuskan,” ujar Menteri Olahraga Italia Vincenzo Spadafora.
Bisa kiamat
Desakan agar kompetisi musim ini dilanjutkan dan dituntaskan kian menguat. Presiden Genoa Enrico Preziosi mengatakan, jika kompetisi tidak dilanjutkan, itu akan menjadi ”kiamat” bagi klub. Pasalnya, mereka akan mengalami kerugian besar.
Genoa, contohnya, akan mengalami kerugian hingga 20-30 juta euro jika kompetisi ini tidak berlanjut. Kerugian terbesar adalah ganti rugi tiket musiman yang telah dibeli oleh para penggemar sejak awal musim ini. Belum lagi, mereka tidak akan mendapatkan keuntungan dari hak siar televisi.
”Jika terjadi pembatalan kompetisi musim ini, itu akan menjadi skenario sangat buruk untuk dunia sepak bola. Selain berdampak terhadap ekonomi klub, FIGC juga akan bermasalah untuk menentukan juara atau tiket ke kompetisi Eropa musim depan dan (tim-tim) degradasi,” ujar Preziosi.
Penundaan kompetisi musim ini sejak 9 Maret lalu juga telah memberikan dampak buruk terhadap klub. Setelah Juventus, AS Roma, dan Parma, Cagliari ikut memangkas gaji pemain dan staf untuk April. Segenap anggota klub itu pun setuju untuk merelakan gajinya bulan tersebut dipotong.
Bagi Cagliari, pemangkasan gaji itu sangat membantu tim yang kehilangan banyak pemasukan karena tidak ada kompetisi dalam dua bulan ini. ”Presiden Cagliari Tommaso Giulini berterima kasih kepada para pemain yang telah menandatangani perjanjian pemangkasan gaji tersebut. Kepekaan mereka sangat membantu melindungi klub selama periode yang rumit dan bergejolak ini,” bunyi pernyataan resmi tim asal Pulau Sardinia itu.