Sebastian Vettel lebih dekat dengan pensiun dibandingkan terus membalap pada musim 2021. Gaji Vettel yang setinggi langit menjadi ganjalan utama, bahkan bagi tim-tim kaya.
Oleh
Agung setyahadi
·5 menit baca
VIENNA, RABU — Sebastian Vettel menjadi aset besar yang diinginkan oleh banyak tim Formula 1. Namun, konsekuensi ekonomi yang menyertai status bintang pada dirinya membuat sedikit tim yang mampu memberikan kursi balap pada musim 2021. Selain itu, Vettel dinilai sebagai ”jantan alfa” yang harus menjadi nomor satu di timnya.
Bahkan, tim sekaya Red Bull Racing menegaskan tidak akan mampu menanggung beban gaji Vettel. Jika Red Bull tidak memperpanjang Alex Albon yang kontraknya habis pada akhir 2020, maka Vettel bukan pilihan. Itu karena sudah ada Max Verstappen yang baru saja dikontrak hingga 2023. Memiliki Vettel dan Verstappen menjadi tidak masuk akal dari sisi finansial.
”Besaran (gaji) yang ditawarkan oleh Ferrari untuk dia dan yang diperoleh Albon, sebagai perbandingan, sangat jauh,” ujar Helmut Marko, Kepala Pengembangan Pebalap Red Bull, kepada Motorsport.
Gaji Vettel musim ini diperkirakan mencapai Rp 596 miliar. Angka itu hanya kalah dari pebalap Mercedes, Lewis Hamilton, yang gajinya diyakini mencapai Rp 743 miliar.
Gaji Vettel musim ini diperkirakan mencapai Rp 596 miliar. Angka itu hanya kalah dari pebalap Mercedes, Lewis Hamilton.
Jika dibandingkan dengan pebalap Red Bull, sangat jauh. Verstappen menerima sekitar Rp 371 miliar dan Albon Rp 37 miliar. Tim-tim lainnya, yang terbatas finansialnya, dipastikan tidak akan mampu membayar gaji Vettel yang setinggi langit itu.
Pebalap Racing Point, Sergio Perez, pun menilai, tahun ini kemungkinan akan menjadi musim terakhir Vettel di Formula 1. ”Mungkin selama lockdown ini dia menyadari banyak hal dan ini memberi kesempatan dirinya berpikir. Ini akan tergantung dari seberapa besar dia menginginkan itu (membalap). Pilihannya untuk terus bisa jadi McLaren mungkin, tetapi saya meragukan itu,” tuturnya kepada Motorsport.
”Bisa jadi, ini mungkin tahun terakhirnya di F1. Saya melihat dia lebih dekat ke pensiun dibandingkan ke tim lain, tetapi kita tidak tahu. Saya berbicara lebih sebagai seorang penggemar. Saya tidak tahu pasti apa yang ada di pikiran dia,” ujat Perez kemudian.
Peluang Vettel pensiun menjadi lebih masuk akal dengan situasi yang terjadi saat ini. Di tengah pandemi, semua tim mengalami tekanan finansial. Bahkan, Ferrari diyakini menurunkan tawaran gaji untuk Vettel dalam negosiasi kontrak yang gagal pada Selasa lalu.
Vettel pun kini menjadi aset yang terlalu panas. Menggiurkan bagi banyak tim, tetapi nyaris mustahil untuk dimiliki.
Marko mengakui, dirinya masih sering kontak dengan Vettel. Namun, posisi saat ini sangat jelas bahwa Verstappen adalah pebalap utama Red Bull. ”Kami tidak bisa dan tidak akan mampu menanggung dua bintang top. Saat ini, hal itu bukan topik bagi kami,” ucap mantan pebalap asal Austria itu kepada Sky Germany, Rabu (13/5/2020).
Vettel merupakan pebalap yang mempersembahkan empat gelar juara dunia untuk Red Bull pada 2010-2013. Dia kemudian pindah ke Ferrari pada 2015, menyusul musim yang kurang bagus pada 2014 serta persaingan dengan rekan setimnya, Daniel Ricciardo, yang baru bergabung.
Red Bull berusaha mempertahankan Vettel, tetapi tawaran gaji dari Ferrari tak mungkin ditandingi. Selain itu, Ferrari adalah tim yang dituju Vettel untuk mengikuti jejak idolanya, Michael Schumacher, yang juga dari Jerman.
Dua ”jantan alfa”
Namun, kini Red Bull sudah tidak bisa berpaling kepada mantan pebalapnya itu. ”Ini sangat tidak mungkin. Kami memiliki perjanjian jangka panjang dengan Max dan saya pikir Albon menyelesaikan pekerjaan dengan bagus,” ujar Kepala Tim Red Bull Christian Horner kepada Crash.
Selain itu, jika Vettel bergabung, akan ada perubahan harmoni. Keberadaan Vettel dan Verstappen bisa membuat tim tidak seimbang. ”Kami memiliki dinamika yang bagus di dalam tim dan pengalaman menunjukan bahwa dua ’jantan alfa’ tidak akan berjalan dengan baik,” kata Horner.
”Sebastian adalah pebalap yang masih sangat kompetitif. Jadi, saya tidak berpikir akan kondusif bagi tim kami memiliki dua alfa. Kami senang dengan komposisi pebalap yang kami miliki,” lanjut Horner yang meyakini Vettel tidak kehabisan pilihan untuk terus melangkah.
Masa depan Vettel di dunia balap kini masih menjadi teka-teki. Setelah peluangnya kembali ke Red Bull tertutup, peluang lainnya adalah bergabung dengan Mercedes. Tim ”Panah Perak” menegaskan, keputusan Vettel untuk meninggalkan Ferrari di akhir musim 2020 perlu menjadi pertimbangan.
Masa depan Vettel di dunia balap kini masih menjadi teka-teki.
Saat ini, Mercedes masih menjalani negosiasi perpanjangan kontrak Lewis Hamilton. Jika Hamilton tetap bersama Mercedes, peluang Vettel akan pupus karena Panah Perak juga memiliki pertimbangan yang sama dengan Red Bull, yaitu finansial dan harmoni tim.
Peluang lain bagi Vettel adalah bergabung dengan tim papan tengah, McLaren dan Renault. Namun, dia harus menerima gaji yang jauh lebih kecil dibandingkan saat di Ferrari, yaitu bisa jadi hingga setengahnya.
Vettel berpeluang membela McLaren karena pebalap mereka, Carlos Sainz Jr, dikabarkan menjadi target utama Ferrari. Kontrak Sainz akan berakhir pada akhir musim ini dan belum ada finalisasi perpanjangan kontrak. Sainz juga berkembang pesat, yaitu finis keenam pada musim lalu serta membawa McLaren finis keempat di klasemen konstruktor.
Kursi kosong di Renault hanya bisa ditempati oleh Vettel jika Daniel Ricciardo tidak memperpanjang kontraknya yang habis akhir musim ini. Pebalap Australia itu juga dikabarkan menjadi salah satu incaran Ferrari.
Horner menilai, Vettel adalah sosok yang penuh dengan pertimbangan saat akan mengambil keputusan. Dia akan berpikir keras dan lama untuk menentukan pilihan yang terbaik. ”Dia orang yang memegang prinsip. Saya yakin dia telah berpikir panjang dan keras terkait ini, dan Anda harus mengormati keputusannya,” ujarnya.
”Ke mana dia akan melangkah, saya tidak tahu. Namun, seperti yang saya katakan, dia orang dengan integritas tinggi, prinsip kuat. Apakah dia memilih untuk terus atau tidak, yang pasti dia telah meraih sesuatu yang sangat besar selama di Formula 1,” kata Horner kemudian.