Lewat liga sepak bolanya yang kembali bergulir, Jerman menunjukkan cara bangkit dari situasi tersulit. Liga itu menjadi penyegar sekaligus katalis dunia untuk berkompromi dengan pandemi Covid-19.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·5 menit baca
DORTMUND, MINGGU Bundesliga atau Liga Jerman yang kembali bergulir dengan ditandai kemenangan Borussia Dortmund 4-0 atas Schalke, Sabtu (16/5/2020) malam tidak hanya mengobati kerinduan fans sepak bola. Jerman juga menghadirkan optimisme ke penjuru dunia.
Laga derbi di Lembah Ruhr itu sekaligus menandai awal kemenangan Jerman dalam perang melawan Covid-19. Sempat terhenti pertengahan Maret lalu, Bundesliga mengukir sejarah sebagai liga elite pertama di dunia yang bergulir kembali pada masa pandemi.
”Ini bukan lagi soal sepak bola semata. Banyak orang merasa depresi karena penutupan wilayah dan ketidakpastian. Sementara sepak bola telah menghadirkan energi positif,” ujar Presiden UEFA Aleksander Ceferin mengapresiasi Bundesliga yang digelar kembali.
Jerman ”mengalahkan” negara-negara besar, seperti Italia, Spanyol, dan Inggris, yang masih harap-harap cemas bisa menuntaskan kompetisi domestik olahraga musim ini. Sementara Belanda, Perancis, dan Belgia telah menyerah dengan caranya masing-masing. Di ketiga negara itu, liga sepak bola musim ini tidak lagi dilanjutkan.
Keberhasilan menggulirkan kembali Bundesliga membuat Jerman kini bak pahlawan bagi negara-negara lainnya. Ronald Okoth, striker Sofapaka, klub di Liga Kenya, berkata, Jerman dan Bundesliga menjadi simbol kebangkitan umat manusia dalam melawan Covid-19.
”Kembalinya liga adalah cara paling ampuh guna menunjukkan kita bisa pulih dari bencana (pandemi Covid-19),” tukas Rory Smith, jurnalis olahraga ternama dari The New York Times.
Paling tidak, penggemar sepak bola bisa kembali terhibur dan memiliki harapan. ”Ini bukanlah mimpi. Sepak bola sungguh telah kembali,” ujar Shambav Joshi, penggemar sepak bola asal Nepal yang menyaksikan langsung laga Dortmund kontra Schalke dari layar kaca.
Kembalinya liga adalah cara paling ampuh guna menunjukkan kita bisa pulih dari bencana (pandemi Covid-19).
Melalui Bundesliga, Jerman menyebarkan optimisme ketika pandemi ini telah membuat banyak negara bertekuk lutut karena kasus infeksi baru maupun korban jiwa terus terjadi. Tidak terkecuali negara-negara di Eropa yang menjadi episentrum baru penyebaran Covid-19 setelah situasi di China, negara asal pandemi itu, mulai membaik.
Kengototan Jerman menggelar kembali Bundesliga tidak terlepas dari kesuksesan mereka menekan kasus positif dan jumlah korban jiwa akibat virus korona baru. Hingga Sabtu kemarin, Jerman mencatat sekitar 8.000 kematian dari lebih 175.000 kasus positif Covid-19. Angka itu jauh lebih kecil dari Inggris yang mencatatkan lebih dari 34.400 kematian dari sekitar 240.100 kasus positif Covid-19.
Buah kesigapan Jerman
Semua itu terjadi berkat kesigapan Jerman dalam menyikapi datangnya pandemi. Jerman baru mendeteksi kasus Covid-19 pertama pada Februari lalu. Namun, mereka telah melakukan tes secara massal sejak pertengahan Januari ketika China mengumumkan kasus kematian pertama dan ancaman virus menjadi kian nyata.
Tidak hanya dilakukan secara massal, tes itu pun gratis. Kebijakan ini efektif menjangkau orang-orang yang terkendala biaya. ”Anak-anak muda tanpa asuransi kesehatan dan mengalami radang tenggorokan biasanya enggan pergi ke dokter sehingga meningkatkan risiko penularan,” ujar virolog di Universitas Rumah Sakit Bonn, Jerman, Hendrik Streeck, dikutip The New York Times.
Gerak cepat Jerman dan sikap mereka yang tak meremehkan ancaman virus ini membuat denyut kehidupan di Jerman bisa cepat pulih. Para pemain Bundesliga pun bisa kembali menjalani latihan dengan protokol kesehatan ketat pada awal April lalu. Protokol itu meliputi tes rutin bagi pemain.
Langkah itu sangat membantu Bundesliga mengetahui dengan cepat pemain-pemain yang positif Covid-19 dan segera menjalankan karantina bagi yang bersangkutan. Cologne merasakan manfaatnya ketika dua pemain dan satu stafnya dinyatakan positif Covid-19 pada awal Mei lalu. Terbukti, Bundesliga pada akhirnya tetap bisa bergulir kembali.
Meski Bundesliga kembali bergulir dan menyedot perhatian dunia, sikap kehati-hatian tetap diprioritaskan agar tidak menjadi blunder sehingga penularan Covid-19 justru meluas. Berbagai aturan main baru pun diterapkan demi menuntaskan 81 laga tersisa musim ini yang sudah memasuki pekan ke-25 dari total 34 pekan.
”Jika mereka melanggar aturan itu, mereka bakal mendapat ’kartu merah’. Apa yang terjadi di sepak bola bisa terjadi di dunia nyata,” kata Perdana Menteri Bavaria Markus Soder, yang ingin menegaskan bahwa Bundesliga bisa kembali dihentikan jika protokol kesehatan itu dilanggar.
Laga hantu
Laga Dortmund kontra Schalke menunjukkan bahwa protokol itu benar-benar dipatuhi dengan baik sehingga wajah sepak bola pun ikut berubah. Geisterspiele atau laga hantu, sebutan untuk laga tanpa penonton, merupakan perubahan yang paling mencolok.
Laga derbi terpanas di Jerman itu seharusnya bisa membuat Signal Iduna Park yang berkapasitas 82.000 penonton itu menjadi penuh. Namun, untuk pertama kali dalam 95 tahun, derbi itu terlihat seperti sebuah latihan di antara dua tim. Tribune penonton tampak melompong dan membuat suara para pemain dan pelatih menggema ke penjuru stadion.
Sungguh lega sepak bola bisa kembali. Namun, butuh waktu untuk terbiasa dengan sepak bola berwajah baru ini.
Sebelum memulai laga, para pemain tidak bisa lagi bersalaman. Hal yang tersulit bagi para pemain adalah menahan kegembiraan seusai mencetak gol karena mereka dilarang saling berpelukan. ”Sungguh lega sepak bola bisa kembali. Namun, butuh waktu untuk terbiasa dengan sepak bola berwajah baru ini,” ujar Cesc Fabregas, pesepak bola asal Spanyol, yang ikut menyaksikan laga tersebut.
Bomber muda Dortmund, Erling Haaland, yang tetap garang dengan mencetak satu gol pertama pada laga itu hanya bisa menari-nari. Sementara rekan-rekannya bertepuk tangan di dekatnya. ”Kami tahu para pendukung kami tetap menonton kami dari rumah sehingga kami tetap bisa mengendalikan permainan ini,” kata Haaland seusai laga itu.
Sebagai bentuk penghormatan kepada para pendukungnya, para pemain Dortmund tetap melambaikan tangan ke arah tribune stadion bagian selatan yang menjadi ”rumah” bagi fans fanatik mereka. Padahal, tiada satu penonton pun di sana.
Empat gol ke gawang Schalke juga membangkitkan optimisme Dortmund untuk menggulingkan Bayern Muenchen dari puncak klasemen sementara. Dortmund kini mengumpulkan 54 poin, atau tertinggal satu poin di bawah Bayern yang bakal bertandang ke Union Berlin, Minggu (17/5/2020) malam ini.(AP/AFP/REUTERS)