Tim yang menjadi tempat Sebastian Vettel berlabuh ke depan dinilai Jean Todt beruntung. Masa depan empat kali juara dunia Fomula 1 itu kini tidak jelas seiring keputusannya meninggalkan Ferrari di akhir musim 2020.
Oleh
Agung Setyahadi
·4 menit baca
LONDON, JUMAT – Sebastian Vettel merupakan salah satu bakat terbaik di ajang Formula 1. Dia memiliki teknik tinggi dan sangat berpengalaman, yang dibuktikan dengan empat gelar juara dunia pada 2010-2013 bersama Red Bull.
Pebalap sekaliber Vettel dinilai bisa membawa segudang dampak positif bagi tim mana pun dia berlabuh nantinya pada musim 2021 dan seterusnya.
Namun, masa depan Vettel kini tidak jelas setelah gagal mencapai kesepakatan perpanjangan kontrak dengan Ferrari. Pebalap berusia 32 tahun itu akan meninggalkan tim “Kuda Jingkrak” pada akhir musim ini. Posisinya akan ditempati oleh Carlos Sainz Junior, pebalap tim McLaren 2019-2020, yang dikontrak pekan lalu oleh Ferrari.
Tim mana Vettel akan berlabuh nantinya pada musim 2021 masih menjadi teka-teki. Sejumlah tim pun menyatakan tidak akan mampu menanggung gaji Vettel yang sangat besar.
Selain itu, saat ini, sejumlah tim sudah memiliki pebalap utama. Maka, kehadiran Vettel bisa mengganggu harmoni tim yang sudah terbangun. Vettel pun dinilai lebih dekat ke pensiun dibandingkan meneruskan karier balapnya di F1.
Namun, Presiden Federasi Balap Mobil Internasional (FIA) Jean Todt menegaskan, masa depan Vettel belum bisa dikatakan berakhir. Dia pebalap papan atas yang bisa membawa berbagai keuntungan bagi tim yang menaunginya.
“Sebastian Vettel adalah salah satu bakat terbesar di olahraga balap mobil,” ujarnya dalam wawancara khusus dengan Sky Sports, Jumat (22/5/2020).
“Pengumuman telah dilakukan, dan dia tidak akan membalap untuk timnya saat ini setelah 2020. Ada sangat banyak kemungkinan lain. Kita hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk dia. Saya sangat yakin, siapa pun yang akan mengambil dia, akan sangat beruntung,” tegas mantan bos tim Ferrari di era Michael Schumacher yang meraih lima gelar juara beruntun pada 2000-2014 itu.
Dia jelas salah satu pebalap yang bisa memenangi kejuaraan, jika mendapat mobil yang tepat.
“Dia jelas salah satu pebalap yang bisa memenangi kejuaraan, jika mendapat mobil yang tepat. Ketika Michael bergabung pada 1996 (di Ferrari), dia hanya bisa memenangi tiga balapan. Bukan karena dia tidak termotivasi. Singkatnya dia tidak mendapat mobil yang bisa membuat dia menjadi juara dunia,” tegas Todt kemudian.
Todt mencontohkan juara dunia Lewis Hamilton. "Jika dia tidak bisa memacu mobil juara, dia tidak akan bisa menjadi juara dunia. Anda lihat itu pada (Fernando) Alonso. Anda lihat itu pada Vettel. Ini logis,” lanjut Todt dikutip Motorsport.
Kekompakan tim
Vettel gagal meraih gelar juara bersama Ferrari sejak bergabung pada 2015. Padahal, pebalap Jerman itu diharapkan bisa meraih gelar kelima dan seterusnya dengan mobil Ferrari. Diharapkan menjadi penerus Schumacher yang menjadi idolanya, Vettel justru berada di dalam bayang-bayang Hamilton yang dominan dengan mobil Mercedes.
Todt menegaskan, tim yang solid sangat mempengaruhi pencapaian pebalap. Dia memberi gambaran bagaimana situasi di Ferrari saat berjaya bersama Schumacher. “Pencapaian, baik atau buruk, selalu bisa Anda jelaskan,” tegasnya.
“Bersama dengan Michael, kami meraih sangat banyak sukses. Itu karena kami sangat kompak, tim yang kuat, yang saling mendukung satu dengan lainnya, terutama dalam masa-masa sulit dibandingkan dalam saat-saat bagus,” tegas Todt.
“Akan mudah untuk bersatu saat semuanya bagus. Tetapi, Anda akan melihat pelaut ulung dalam laut yang berombak. Saat kita di tengah laut yang berombak, kita semua di atas kapal, dan menurut saya itulah yang membedakan,” tegas Todt.
Regenerasi
Ferrari kini berusaha membenahi kondisi internal tim dengan membangun tim dengan para pebalap muda, Charles Leclerc dan Carlos Sainz Junior. Langkah ini menjadi investasi jangka panjang Ferrari yang mendahului langkah Mercedes.
Tim “Panah Perak” kini masih berkomitmen mengandalkan Lewis Hamilton dan Valtteri Bottas, meskipun kontrak keduanya yang selesai akhir musim ini belum diperpanjang.
Namun, tim asal Jerman itu diyakini juga menyiapkan regenerasi, yaitu mengganti Bottas dengan pebalap muda binaan mereka, George Russell. Sedangkan Hamilton ditargetkan masih bertahan karena dia masih menjadi favorit juara. Seandainya Hamilton meninggalkan Mercedes, potensi Vettel bergabung dengan tim Panah Perak pun sangat besar.
Dengan dinamika di bursa pebalap yang masih terus bergerak, spekulasi perubahan pebalap di sejumlah tim terus masih sangat terbuka. Saat ini, selain Mercedes, ada Renault yang belum menentukan pebalap pada musim 2021.
Setelah Daniel Ricciardo akan bergabung dengan McLaren mulai musim depan, Renault dikabarkan akan mengontrak Alonso yang berniat kembali ke balapan F1 sejak pensiun pada 2018.
Namun, media Spanyol Marca mengabarkan Alonso mendapat saingan, yaitu Bottas, menyusul pertemuan manajernya, Didier Coton, dengan Kepala Tim Renault Cyril Abiteboul. Bottas selama ini selalu menandatangani kontrak setahun dengan Mercedes dan belum mendapat tawaran untuk musim 2021.
Renault juga menjadi tim potensial tempat berlabuhnya Vettel. Jika tim pabrikan Perancis itu memutuskan terus bersaing di Formula 1 pada musim depan, salah satu dari Alonso, Bottas, dan Vettel, bisa menjadi salah satu pebalap mereka.