Maverick Vinales menjadi salah satu pebalap yang mampu menjaga "pace" dalam dua kali tes resmi pramusim MotoGP 2020. Namun, pebalap Yamaha itu perlu tampil konsisten dan minim kesalahan untuk mengudeta Marc Marquez.
Oleh
Agung setyahadi
·4 menit baca
ANDORRA LA VELLA, MINGGU – Maverick Vinales digadang-gadang menjadi pebalap masa depan Yamaha sejak direkrut pada 2017. Namun, juara Moto3 2012, yang lalu dimatangkan Suzuki di MotoGP 2015-2016, itu belum mampu mengusik Marc Marquez, juara dunia bertahan.
Tantangan Vinales mengudeta Marquez akan semakin berat. Ia memiliki pesaing baru, Fabio Quartararo, yang musim ini memacu motor YZR-M1 spesifikasi pabrikan. Motor itu sama dengan milik Vinales dan Valentino Rossi.
Tiga musim bersama Yamaha, performa Vinales relatif stabil, yaitu finis di peringkat ketiga pada 2017 dan 2019, serta keempat pada 2018. Namun, posisi itu tidak menggambarkan jurang performa Vinales dan Marquez di setiap seri yang bisa dilihat dari akumulasi poin yang diraih. Pada 2017, misalnya, Vinales tertinggal 68 poin dari Marquez, musim berikutnya terpaut 123 poin, dan pada 2019 tertinggal 209 poin.
Marquez masih terlalu dominan bagi Vinales, bahkan bagi pebalap Ducati Andrea Dovizioso yang selalu menjadi runner-up dalam tiga musim terakhir. Konsistensi Marquez tampil di puncak performa serta keandalan motor Honda sepanjang musim menjadi faktor krusial. Kedua faktor utama itu yang terus diperbaiki oleh semua pebalap dan tim untuk menggusur Marquez dan motor RC213v.
Di awal musim ini, peluang Vinales dan Yamaha bersaing lebih ketat dengan Marquez menemukan momentumnya. Motor YZR-M1 meningkat kecepatan puncaknya serta lebih cepat dalam akselerasi saat keluar tikungan. Itu dibuktikan dengan performa Vinales yang mampu menjaga pace dalam setiap simulasi balapan pada dua kali tes pramusim di Sirkuit Sepang, Malaysia, dan Sirkuit Losail, Qatar. Pace atau waktu untuk menempuh jarak lintasan menjadi salah satu indikator penting untuk mengukur daya kompetitif seorang pebalap.
Saat latihan atau kualifikasi, seorang pebalap bisa sangat cepat karena menggunakan ban kompon lunak serta minim tekanan dari lawan. Sedangkan, saat balapan, dengan perhitungan kompon ban yang bisa bertahan dari keausan hingga akhir balapan, pebalap akan lebih lambat sepersekian detik di setiap lap.
Pace, yang mirip dengan saat balapan, tidak bisa dicapai oleh Marquez karena dia masih menjalani pemulihan pascaoperasi bahu kanannya. Motor barunya juga belum menemukan setelan ideal dari sisi aerodinamika dan pengereman untuk mengimbangi peningkatan tenaga dibandingkan motor 2019.
Kombinasi dua kelemahan itu membuka peluang Vinales menjadi penantang serius bagi Marquez.
Namun, misi itu tertunda karena pandemi Covid-19 yang memaksa penundaan balapan. MotoGP, yang seharusnya bergulir sejak seri Qatar pada Maret, kini diharapkan bisa bergulir pada 19 Juli di Jerez, Spanyol.
Tantangan bagi Vinales akan semakin berat, karena Marquez secara fisik sudah bugar. Kebugaran fisik menjadi faktor krusial karena balapan bisa berlangsung dua kali dalam dua pekan beruntun.
Marquez pun pekan lalu sudah mulai latihan dengan motokros untuk mengembalikan kondisi fisik dan feeling pengendalian motor. “Sedikit demi sedikit kita akan kembali ke latihan normal untuk persiapan karena semuanya mengindikasikan bahwa Juli kami bisa memulai kejuaraan dunia,” ujar peraih enam kali juara dunia MotoGP itu.
Faktor fisik yang membaik menjadi indikator positif bagi Marquez untuk menjaga dominasi. Apalagi, dari sisi perbaikan motor, Honda sudah menemukan kunci masalah pada motor 2020 meskipun diwarnai penghentian riset dan pengembangan selama pandemi.
“Ini akan menjadi kejuaraan sprint. Setiap pebalap memiliki kondisi berbeda, dan Anda harus menampilkan yang terbaik, mengerahkan seluruh kemampuan. Saya harus selalu berjuang untuk meraih kemenangan,” ujar Vinales kepada harian Spanyol AS, Minggu (24/5/2020).
Terkait dengan persaingan musim ini, Vinales menegaskan, Marquez masih tetap lawan yang harus dikalahkan. “Sudah pasti, Marc Marquez adalah lawan untuk dikalahkan. Dia telah menunjukan itu selama beberapa tahun. Anda harus terus mengawasi dia,” tegas pebalap yang kini masih berada di Andorra itu.
Tambahan pesaing
Pebalap berusia 25 tahun itu juga menegaskan bahwa musim depan dirinya akan memiliki tambahan pesaing dengan bergabungnya Fabio Quartararo di tim pabrikan Yamaha. Bahkan, musim ini, pebalap tim satelit Petronas Yamaha SRT itu sudah mendapat motor spesifikasi pabrikan.
Lawan utama tetap Marc. Dia selalu finis terdepan atau kedua dan Anda harus bertarung melawan dia.
“Sulit untuk mengatakan siapa di antara mereka berdua (Marquez dan Quartararo) yang lebih saya awasi. Keduanya sama-sama kuat. Fabio memacu motor yang sama dengan milik saya. Jadi, saya akan selalu mengawasi dia. Akan tetapi, lawan utama tetap Marc. Dia selalu finis terdepan atau kedua dan Anda harus bertarung melawan dia,” tegas Vinales.
Persaingan juga akan lebih sengit dengan kemajuan pesat pebalap dan pengembangan motor Suzuki. Pebalap mereka, Alex Rins, sama dengan Vinales, yaitu mampu menjaga pace dalam sesi tes resmi lalu. Motor GSX-RR mereka juga memiliki kecepatan puncak yang lebih tinggi dibandingkan musim lalu.
"Saya memerhatikan mereka di Qatar dan mereka tampil sangat bagus. Saya terkejut,” ujar Vinales.