Borussia Dortmund belum mampu mengejar laju Bayern Muenchen yang kencang di Liga Jerman pada musim ini. Di kandang sendiri, Dortmund harus mengakui kehebatan rival besarnya tersebut.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
DORTMUND, RABU — Borussia Dortmund kehilangan momentum untuk mengamankan peluang tampil sebagai juara Liga Jerman atau Bundesliga musim ini. Mereka terjungkal dan kalah 0-1 saat menjamu Bayern Muenchen dalam laga ”Der Klassiker” di Stadion Signal Iduna Park, Dortmund, pada Rabu (27/5/2020) dini hari WIB.
Kekalahan akibat gol tunggal gelandang bertahan Bayern, Joshua Kimmich, pada menit ke-42 itu membuat Dortmund tertinggal tujuh poin di belakang Bayern. Dengan enam laga tersisa, Bayern kini kokoh di puncak klasemen dengan 64 poin, sedangkan Dortmund tetap mengantongi 57 poin.
”Sekarang hanya Bayern yang bisa menentukan apa yang akan terjadi selanjutnya,” kata kapten Dortmund, Mats Hummels. Pernyataan ini menyiratkan bahwa Dortmund mulai mengibarkan bendera putih dan semakin frustrasi karena belum mampu mengejar kecepatan laju Bayern.
Musim lalu, Dortmund hanya bisa finis di peringkat kedua klasemen akhir dengan selisih dua poin di belakang Bayern. Pada musim ini, Dortmund belum kunjung menemukan cara untuk membobol pertahanan rapat Bayern dalam dua pertemuan di ajang Bundesliga.
Bahkan, Dortmund ditekuk 0-4 pada November 2019 di kandang Bayern. Saat itu, Dortmund belum memiliki striker muda berbahaya seperti Erling Haaland yang baru datang pada Januari 2020. Dalam 10 laga Bundesliga sebelum laga melawan Bayern kemarin, Haaland sudah mengoleksi 10 gol.
Kehadiran pemain asal Norwegia itu seolah sudah menjadi jaminan bagi Dortmund untuk selalu bisa membobol gawang tim mana pun, termasuk Bayern. Namun, laga Der Klassiker kali ini telah membuktikan, Haaland masih butuh waktu untuk bisa tampil konsisten.
Laga kontra Bayern ini merupakan debut Haaland untuk mencicipi aura rivalitas sengit Der Klassiker. Sebelum laga tersebut, banyak pihak sudah mulai menyejajarkan Haaland dengan bomber Bayern, Robert Lewandowski. ”Haaland bisa menjadi Lewandowski berikutnya,” ujar mantan pelatih Dortmund dan Bayern, Omar Hitzfeld, kepada majalah Kicker.
Namun, Pelatih Bayern Hansi Flick mengatakan, perbandingan itu terlalu dini dilakukan. ”Ini baru musim pertamanya (bagi Haaland). Jadi, terlalu dini untuk membandingkannya dengan Lewandowski yang telah konsisten tampil di level kelas dunia selama bertahun-tahun,” ujar Flick sebelum laga tersebut, seperti dilansir laman Bayern.
Meski demikian, baik Haaland maupun Lewandowski kurang beruntung dalam laga ini. Haaland setidaknya memiliki dua peluang gol. Ia bisa menembakkan bola di antara kedua kaki kiper Bayern, Manuel Neuer, tetapi bola masih bisa dibuang Jerome Boateng.
Pada kesempatan kedua, bola yang ditendang Haaland mengenai lengan bagian atas Boateng yang sudah terjatuh. Insiden ini pun memicu kontroversi. PPenalti? VAR?” tulis eks pemain tim nasional Inggris, Gary Lineker, melalui akun Twitter-nya.
Lewandowski juga sempat memiliki peluang, tetapi tendangannya masih mengenai tiang gawang. Ekspektasi bahwa laga tersebut akan menghasilkan banyak gol karena ada dua bomber berbeda generasi yang sedang dalam penampilan terbaiknya itu akhirnya tidak tercapai.
Adapun satu gol indah dari Kimmich yang ditendang melambung dari luar kotak penalti sudah cukup. Bayern telah mengalahkan Dortmund dengan total agregat gol 5-0 musim ini dan masih bisa mengatakan bahwa mereka merupakan tim yang terbaik di Jerman hingga saat ini. Langkah tim ”Die Roten” untuk merebut gelar juara Bundesliga yang kedelapan secara beruntun semakin ringan.
Di sisi lain, Dortmund hanya bisa berharap Bayern terpeleset dalam enam laga berikutnya. Mereka juga berharap Haaland hanya mengalami cedera serius ketika ia digantikan pada babak kedua dengan langkah pincang. (AFP/REUTERS)