Williams berencana menjual tim Formula 1 menyusul kerugian yang mencapai Rp 234,43 miliar. Opsi penjualan tim akan diambil jika usaha mencari suntikan dana dari rekanan maupun penjualan minoritas saham tidak mencukupi.
Oleh
Agung Setyahadi
·4 menit baca
OXFORDSHIRE, JUMAT – Tim legendaris asal Inggris, Williams Racing, membuka opsi menjual tim Formula 1 jika usaha mendapatkan suntikan dana tidak berhasil. Williams mengalami tekanan finansial yang hebat musim ini akibat pandemi Covid-19. Ketiadaan balapan membuat tim dengan tujuh gelar juara pebalap pada 1980-1997 itu kesulitan menggulirkan bisnisnya.
“Dewan WGPH sedang meninjau seluruh opsi strategi yang beragam untuk perusahaan. Opsi-opsi yang dipertimbangkan termasuk, tetapi tidak terbatas pada, menambah modal baru untuk bisnis, divestasi minoritas saham di WGPH, atau divestasi mayoritas saham pada WGPH termasuk potensi penjualan keseluruhan perusahaan,” bunyi pernyataan resmi Williams, Jumat (29/5/2020).
“Meskipun belum ada keputusan yang diambil terkait hasil yang optimal, untuk memfasilitasi pembicaraan dengan pihak-pihak yang tertarik, perusahaan mengumumkan dimulainya proses penjualan secara resmi,” lanjut pernyataan itu.
Williams telah menyewa sejumlah penasehat keuangan untuk memberi masukan terkait penilaian penawaran serta menemukan pihak-pihak yang tertarik berinvestasi maupun mengambil alih perusahaan. Saat ini, belum ada perbicaraan terkait pembelian tim, tetapi sudah ada pembahasan terkait peluang investasi.
“Perusahaan tidak sedang menerima penawaran apapun saat pengumuman ini. Kami juga memastikan bahwa ini masih diskusi tahap awal dengan sejumlah kecil pihak terkait potensi investasi ke perusahaan,” lanjut pernyataan Williams.
“Tidak ada kepastian bahwa suatu penawaran akan dibuat maupun tentang ketentuan di mana suatu penawaran akan dibuat. Dewan WGPH berhak untuk mengubah atau menghentikan proses ini kapan saja. Jika hal itu terjadi, (WGPH) akan membuat pengumuman yang sesuai,” tegas Williams yang juga memiliki hak menolak penawaran maupun membatalkan pembicaraan dengan pihak yang tertarik kapan pun.
Williams saat ini mengalami tekanan finansial yang sangat besar berdasarkan laporan keuangan 2019. Mereka merugi hingga 13 juta poundsterling atau sekitar Rp 234,43 miliar.
Williams saat ini mengalami tekanan finansial yang sangat besar berdasarkan laporan keuangan 2019. Mereka merugi hingga 13 juta poundsterling atau sekitar Rp 234,43 miliar. Pendapatan grup perusahaan pun menurun menjadi 160,2 juta pounds pada 2019, dibandingkan 176,5 juta pounds pada 2018.
Adapun pendapatan tim Formula 1 merosot menjadi 95,4 juta pounds pada 2019 dari 130,7 juta pounds pada 2018. Pada tahun lalu, kerugian tim Williams F1 mencapai 10,1 juta pounds, kontras dengan keuntungan 16 juta pounds pada 2019.
Pada musim 2019, Williams mengalami musim yang sangat buruk, diawali dengan keterlambatan menyelesaikan mobil. Akibatnya, mereka terlambat menjalani tes pramusim resmi. Bahkan, saat musim berlangsung, mobil mereka masih banyak bermasalah. Akibatnya, dua pebalap mereka, George Russell dan Robert Kubica, tidak bisa kompetitif. Tim hanya mendapat satu poin dari Kubica yang finis ke-10 di seri Jerman.
Pada 2020 ini, Williams berharap bisa kembali kompetitif. Namun, situasi justru semakin buruk karena balapan Formula 1 belum bergulir akibat pandemi Covid-19. Tanpa balapan, tim tidak mendapat pemasukan untuk menjalankan operasional, termasuk gaji pegawai dan pebalap.
Merumahkan karyawan
Saat ini, Williams telah merumahkan sebagian karyawannya dan memangkas gaji. Tim-tim kecil seperti Williams sangat berharap balapan bisa kembali bergulir untuk menjaga keberlangsungan tim.
“Jelas bagian besar dari itu (serangkaian rapat) adalah kapan kita bisa balapan lagi, khususnya bagi tim-tim seperti kami. Kami satu-satunya tim mandiri yang tersisa dan tidak memiliki dukungan seperti sebagian besar pesaing kami. Bagi kami, balapan menjadi sangat penting pada tahun ini. Tetapi, seperti saya sampaikan, balapan itu harus dilakukan ketika telah aman,” tegas Deputi Kepala Tim Claire Williams pada April lalu.
CEO Williams Mike O’Driscoll juga menyatakan bahwa anjloknya pendapatan disebabkan oleh pukulan besar dalam pendapatan komersial karena tidak adanya kejuaraan. Namun, di tengah situasi ini, Williams juga akan memutus kerjasama dengan sponsor utama ROKiT yang seharusnya berlangsung hingga 2023.
“Hasil keuangan 2019 mencerminkan penurunan terakhir dalam daya kompetitif di F1 dan konsekuensi pendapatan hak komersial. Formula 1 musim 2020, tentu saja, telah dikacaukan oleh pandemi Covid-19. Ini akan membawa dampak pada pendapatan hak komersial,” ujar O’Driscoll dikutip Motorsport.
“Tim juga mengirimkan pemberitahuan untuk memutus kerjasama dengan mitra utamanya, ROKiT, dan sponsor utama, ROK Drinks. Selaras dengan banyak bisnis lainnya, kami telah mengambil tindakan yang luas untuk memitigasi, termasuk memperpanjang masa merumahkan staf kami. Pada saat krisis global yang mengerikan ini surut, semua orang di Williams Racing menantikan dimulainya musim baru,” ujar O’Driscoll.