Disiapkan, Protokol Latihan di Liga Basket Indonesia
Pengelola Liga Basket Indonesia (IBL) bergerak cepat guna menyambut normal baru di olahraga nasional. Mereka tengah menyelesaikan protokol kesehatan dalam berlatih yang penting dalam upaya melanjutkan kembali kompetisi.
Oleh
kelvin hianusa
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengelola Liga Basket Indonesia (IBL) tengah menyelesaikan protokol kesehatan bagi klub-klub untuk kembali menggelar latihan. Protokol itu adalah respons IBL terkait rencana pemerintah untuk segera memulai normal baru di tengah pandemi Covid-19.
Setelah nyaris tiga bulan terhenti, kelanjutan IBL musim ini menunjukkan titik terang. Liga basket itu dijadwalkan berlangsung kembali mulai September. Untuk itu, dalam waktu dekat, IBL akan mengumumkan protokol soal tata cara klub berlatih di tengah pandemi.
Direktur IBL Junas Miradiarsyah mengatakan, protokol ini dibuat untuk memudahkan adaptasi dengan aturan normal baru pemerintah. Meski belum mendapat ”lampu hijau” berlatih, protokol sengaja dipersiapkan lebih awal agar klub bisa mempersiapkan diri.
”Jadi, kalau misalnya pemerintah sudah memperbolehkan kegiatan olahraga indoor dan outdoor, kapan pun itu, kita sudah bisa sosialisasikan (protokol) ke klub-klub untuk dipelajari dan dipersiapkan. Jangan sampai nanti pemerintah sudah memperbolehkan (latihan), tim-tim tidak punya panduan yang sama,” kata Junas, saat dihubungi Senin (1/6/2020) dari Jakarta.
Dalam protokol itu, latihan klub dibuat bertahap. Pada fase awal, pemain hanya diizinkan berlatih individu. Fase selanjutnya, klub diizinkan berlatih kelompok setelah mendapatkan izin dari pemerintah untuk berkumpul dalam jumlah besar.
”Basket kan jumlahnya besar. Satu tim bisa 15 orang. Kalau pemerintah mengatakan (boleh) langsung (latihan) grup, kita bisa langsung masuk ke fase berikutnya,” katanya.
Faktor kesehatan dan keselamatan menjadi prioritas IBL. Maka, sebelum mulai berlatih, klub diminta melakukan pengujian massal Covid-19 terhadap pemain dan staf. Pengujian itu untuk mengantisipasi anggota klub yang sempat pulang ke rumah masing-masing.
Protokol ini menjadi awal mula kelanjutan IBL 2019/2020 yang dijadwalkan berlangsung tanpa penonton. Adapun kompetisi akan langsung memasuki babak play off yang diikuti sembiilan tim.
Protokol ini menjadi awal mula kelanjutan IBL 2019/2020 yang dijadwalkan berlangsung tanpa penonton. Adapun kompetisi akan langsung memasuki babak play off yang diikuti sembilan tim.
Memberikan kenyamanan
Protokol ini disambut positif para pemain IBL. Center Pelita Jaya, Adhi Pratama, berkata, adaptasi peraturan sangat penting bagi pemain. Keberadaan protokol juga memberikan kenyamanan bagi mereka dalam berlatih di tengah pandemi.
Adhi sudah tidak sabar untuk bisa berlatih lagi. Selama nyaris tiga bulan terakhir, dia sangat kesulitan karena hanya berlatih mandiri di rumah. Program latihan hanya diberikan oleh pelatih secara virtual. Kondisinya sudah sangat jauh dari ideal.
”Kesulitan karena suasananya beda. Biasanya, kan, latihan bareng anak-anak. Kalau sekarang (latihan mandiri di rumah) tidak efektif. Berharap bisa lebih cepat (latihan). Kita punya kondisi, kan, jauh banget. Gimana caranya biar tidak terlalu jauh ngejar-nya,” katanya.
Menurut mantan pemain tim nasional Indonesia tersebut, jeda tanpa latihan kali ini merupakan yang terlama sejak dirinya menjadi pemain basket profesional. Biasanya, liburannya paling lama hanyalah sebulan. Namun, ia berharap kesehatan dan keselamatan pemain tetap diutamakan.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Bola Basket Indonesia (PP Perbasi) Danny Kosasih berkata, pihaknya masih belum bisa memberikan izin ke klub untuk berlatih. Mereka masih menunggu lampu hijau dari pemerintah, terutama dari Kementerian Pemuda dan Olahraga.
”Maka, jangan dulu berkumpul dan berlatih kelompok. Jika sudah ada (keputusan dari pemerintah), kami langsung sampaikan ke pengurus provinsi dan cabang,” ujar Danny.
Sebelumnya, Menpora Zainudin Amali menyatakan sedang menyusun protokol normal baru dengan melibatkan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite Olimpiade Indonesia (KOI), dan Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI). Protokol itu akan dibawa untuk masukan dalam rapat terbatas bersama Presiden.