Kompetisi sepak bola Indonesia, Liga 1 dan Liga 2, akan dilanjutkan tanpa sistem degradasi, September mendatang. PSSI pun segera menyiapkan protokol normal baru guna merealisasikan rencana itu.
Oleh
m ikhsan mahar
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - PSSI menargetkan kompetisi Liga 1 2020 bisa dilanjutkan kembali mulai September mendatang. Terkait rencana itu, PSSI tengah menyiapkan protokol kesehatan yang menyesuaikan aturan normal baru yang akan diterapkan pemerintah.
Hal itu menjadi salah satu poin pembahasan yang disampaikan Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal PSSI Yunus Nusi dalam rapat virtual dengan para pengurus klub Liga 1 2020, Selasa (2/6/2020).
Digelarnya kembali Liga 1 2020 pada September mendatang itu merupakan usulan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan seusai mendengarkan masukan dari seluruh klub Liga 1, Asosiasi Pesepak-bola Profesional Indonesia (APPI), dan Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI), pekan lalu.
Usulan itu lantas dibahas kembali dalam rapat virtual, kemarin. Karena masih ingin mendengarkan masukan dari berbagai pihak dan mempertajam sejumlah opsi, PSSI belum mengambil putusan final dalam rapat tersebut.
”Setelah klub-klub Liga 1, kami masih akan melanjutkan pembahasan itu dengan APPI dan APSSI hingga malam ini. Selain itu, kami juga akan melakukan rapat dengan Liga 2 untuk membahas opsi lanjutan kompetisi,” ujar Yunus, Selasa malam, di Jakarta.
Sebelumnya, sempat muncul tiga opsi terkait kelanjutan kompetisi musim ini yang telah dihentikan sementara sejak Maret lalu. Pertama, liga musim ini dilanjutkan. Kedua, liga ditiadakan dan digantikan turnamen. Ketiga, liga diakhiri tanpa turnamen pengganti.
Pada rapat virtual, kemarin, usulan melanjutkan Liga 1 dan Liga 2 dengan sejumlah modifikasinya menjadi arus utama. Modifikasi itu salah satunya yaitu menggelar seluruh laga Liga 1 di Pulau Jawa.
Dari total 18 klub peserta di Liga 1 musim ini, sebanyak 12 klub berasal dari Pulau Jawa. Adapun enam klub lainnya bermarkas di luar Jawa. Keenam tim luar Jawa itu adalah Bali United, Persiraja Banda Aceh, Barito Putera, Borneo FC, PSM Makassar, dan Persipura Jayapura.
Tidak ada degradasi
Akibat situasi darurat, PSSI juga berencana meniadakan sistem degradasi di Liga 1 akhir musim ini. Alhasil, PSSI hanya memberikan jatah promosi sebanyak dua klub untuk Liga 2 2020. Alokasi tim promosi di Liga 2 itu menurun dibandingkan musim-musim sebelumnya, yaitu tiga klub.
Berdasarkan rencana regulasi itu, maka Liga 1 2021 akan diikuti total 20 klub. Jumlah tim peserta ini setara dengan liga-liga populer di Eropa seperti Liga Primer Inggris.
Berdasarkan rencana regulasi itu, maka Liga 1 2021 akan diikuti total 20 klub. Jumlah tim peserta ini setara dengan liga-liga populer di Eropa seperti Liga Primer Inggris, Liga Serie-A Italia, La Liga Spanyol, dan Ligue 1 Perancis.
Rencana peniadaan degradasi itu juga berlaku di Liga 2, kompetisi sepak bola kasta kedua nasional. Selain itu, juga akan dilakukan penyesuaian format kompetisi Liga 2, yaitu dari dua menjadi empat grup. Tiap-tiap grup itu akan diisi enam klub. Pembagian grup itu didasari zona geografis.
Selain itu, untuk membantu keuangan klub di masa sulit akibat pandemi Covid-19, PSSI juga akan memberikan tambahan subsidi ke 18 klub peserta Liga 1. Nilai subsidi itu masing-masing Rp 800 juta.
Tambahan uang subsidi juga akan diberikan ke 24 klub Liga 2, yaitu masing-masing Rp 200 juta. Adapun Liga 2 direncanakan dimulai kembali pada Oktober mendatang.
Terkait keberlangsungan liga, Presiden APPI Firman Utina menekankan pentingnya pembuatan protokol kesehatan. Protokol itu menjadi syarat utama yang diminta APPI ke PSSI sebelum memutuskan melanjutkan kembali liga.
Protokol itu penting untuk menjamin kesehatan dan keselamatan semua pihak yang terlibat di pertandingan, seperti pemain, pelatih, panitia, dan wasit. Protokol itu juga menjadi keniscayaan di situasi normal baru yang tengah dinanti-nantikan banyak pihak.
”Protokol kesehatan itu harus berlaku pula di zona hijau guna menyelenggarakan latihan bersama dan pertandingan, tes kesehatan secara berkala, dan tim medis yang memantau kondisi semua pihak di dalam pertandingan. Sementara itu, pemain tetap melanjutkan latihan mandiri di bulan Juni ini,” kata Firman.
Adapun Ketua APSSI Yeyen Tumena mengungkapkan, pihaknya memang menginginkan kompetisi kembali dilanjutkan. Hanya saja, perlu jaminan agar kompetisi itu berlangsung aman dan sehat.
Maka itu, protokol kesehatan yang disepakati dan dipatuhi para pihak menjadi kebutuhan mutlak. ”Tentu kami ingin kompetisi bisa dilanjutkan, namun dengan berbagai syarat dan pertimbangan keselamatan,” kata Yeyen.