Carlos Sainz Junior akan memperlakukan Charles Leclerc sebagai rival saat mereka bersama di Ferrari musim depan. Sainz tidak akan memberi bantuan pada siapa pun untuk meraih podium.
Oleh
Agung Setyahadi
·4 menit baca
MADRID, JUMAT – Carlos Sainz Junior, pebalap tim Ferrari di musim depan, mengeluarkan peringatan kepada calon rekan setimnya, Charles Leclerc. Sainz enggan menjadi pebalap kedua Ferrari, di bawah Leclerc.
Motivasi Sainz itu akan dia tunjukan musim ini, yaitu bersama McLaren, saat balapan Formula 1 kembali bergulir di Red Bull Ring, Austria, 5 Juli mendatang. “Saya tidak menandatangani apapun yang menyebutkan saya pebalap kedua,” tegas Sainz, yang kini masih membela McLaren, dalam wawancara dengan Radio Marca dikutip Crash, Jumat (5/7/2020).
Sainz, yang dikontrak Ferrari untuk menggantikan Sebastian Vettel mulai tahun depan, sering disebut sebagai pelapis Leclerc. Pandangan ini dikuatkan oleh kebiasaan Ferrari menerapkan team order supaya salah satu pebalapnya mendukung rekan setimnya meraih poin maksimal. Selain itu, Leclerc adalah pebalap lulusan akademi Ferrari yang diharapkan bisa mengembalikan kejayaan tim "Kuda Jingkrak".
Namun, Sainz--yang muda, bertalenta, dan haus kemenangan--menginginkan persaingan terbuka. Dia juga memiliki mimpi menjadi juara dunia F1. Darah juara mengalir dalam nadinya yang diturunkan oleh ayahnya, Carlos Sainz yang merupakan dua kali juara dunia reli.
Semangat Sainz ini akan meramaikan dinamika di Ferrari, berikut persaingan juara Formula 1. “Saya akan memberikan segalanya untuk Ferrari. Saya akan memberikan semua yang mereka minta, khususnya untuk berjuang meraih kemenangan,” tegas Sainz.
Pebalap asal Spanyol itu menunjukan dirinya sebagai pebalap pekerja keras sejak bergabung dengan Toro Rosso dan kemudian direkrut Renault. Ia lantas berkembang pesat di McLaren pada 2019. Sainz musim lalu mempersembahkan podium untuk pertama kalinya dalam enam tahun bagi McLaren dengan finis ketiga di Brasil. Sainz juga membantu McLaren finis keempat di klasemen konstruktor.
Saya akan memberikan segalanya untuk Ferrari. Saya akan memberikan semua yang mereka minta, khususnya untuk berjuang meraih kemenangan.
Performanya juga terlihat dalam klasemen akhir pebalap musim itu, yaitu finis keenam. Capaiannya itu adalah yang tertinggi di antara para pebalap tim-tim papan tengah.
Membangun harmoni
Sainz juga memiliki etos kerja yang tinggi serta keinginan menyatu dengan timnya. Itu dia tunjukan dengan berpindah tempat tinggal ke Woking, Inggris, supaya bisa dekat dengan markas McLaren. Dia membangun harmoni dengan rekan-rekan kerjanya yang bekerja di balik layar guna memastikan mobilnya siap dipacu memburu podium.
“Saya tidak peduli dengan warna mobil. Saya memperlakukan semua pebalap setara. Kami semua adalah rival dan harus berjuang sekuat tenaga. Jika ada situasi yang rumit, saya akan membuat keputusan yang tepat. Jangan khawatir,” tegas Sainz.
Pebalap yang ditempa dalam program Red Bull Junior Team itu masih memiliki satu musim tersisa bersama McLaren. Maka itu, musim 2020 ini akan ia jadikan sebagai ajang pembuktian bahwa dirinya adalah pebalap yang bisa memberikan kemenangan, bukan sekadar pelapis. Maka, saat mesin-mesin mobil Formula 1 meraung kembali di Spielberg pada 5 Juli mendatang, dia akan memacu mobil MCL35 dengan motivasi yang lebih membara.
Leclerc bersiap
Kehadiran Sainz di Ferrari dinilai oleh Leclerc akan memberi nuansa berbeda dibandingkan saat dia bersama Vettel. Leclerc mengaku banyak belajar dari Vettel, empat kali juara dunia F1. “Ini akan menjadi berbeda bersama Carlos. Dia muda, ingin melakukan yang terbaik dan ini akan indah dilihat,” tegasnya akhir bulan lalu.
“Saya pikir dia akan mengusik saya karena dia sangat cepat. Secara pribadi, saya tidak akan merasa sebagai pemimpin tim (di Ferrari) pada 2021. Saya sungguh berpikir bahwa Carlos adalah pebalap besar. Dia akan membuktikan itu lagi, seperti yang dia lakukan sebelumnya,” ujar Leclerc.
Terkait dengan persaingan musim lalu, di mana Sainz tertinggal jauh dari dirinya, Leclerc menilai itu bukan gambaran sesungguhnya. Leclerc musim lalu sangat kompetitif. Ia bahkan mengalahkan pebalap Mercedes Lewis Hamilton dalam pole position, yaitu 7 berbanding 5.
Leclerc juga meraih dua kali kemenangan, yaitu pada seri Belgia dan Italia. Pebalap berusia 22 tahun itu pun empat kali menjadi pebalap tercepat dan 10 kali naik podium. Ia pun finis keempat di akhir klasemen dengan 264 poin. Sedangkan Sainz hanya sekali naik podium dan mengemas 96 poin, jauh di bawah Leclerc.
“Ini tidak seperti yang seharusnya karena dia (Sainz) saat ini memiliki mobil yang sedikit kurang kompetitif. Akan tetapi, dia akan menjadi sangat cepat (dengan Ferrari). Saya pikir, ini akan menjadi tantangan besar bagi saya, seperti setiap kali kami mendapat rekan setim baru,” pungkas Leclerc.