Para pebulu tangkis muda di nomor ganda putra menimba pengalaman baru, belajar langsung dari senior mereka dalam turnamen internal PBSI di pelatnas Cipayung. Turnamen ini digelar untuk memberi pengalaman berkompetisi.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Persaingan ganda putra pada turnamen internal ”Mola TV PBSI Home Tournament” diwarnai pasangan ”baru” yang merupakan gabungan pemain senior dan muda. Rasa canggung dan tegang pemain muda, bercampur dengan keinginan mereka untuk mengeluarkan kemampuan terbaik saat berpasangan dengan senior yang telah berprestasi pada level dunia.
Kompetisi ganda putra dalam turnamen yang dimulai Rabu (24/6/2020) di pelatnas bulu tangkis Cipayung, Jakarta, diikuti enam peserta yang pasangannya ditentukan lewat undian oleh tim pelatih. Mereka adalah Kevin Sanjaya Sukamuljo/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani, Hendra Setiawan/Pramudya Kusumawardana Riyanto, Marcus Fernaldi Gideon/Muhammad Shohibul Fikri, Mohammad Ahsan/Leo Rolly Carnando, Fajar Alfian/Yeremia Erich Yotje Yacob Rambitan, dan Muhammad Rian Ardianto/Daniel Marthin.
Ganda putra menjadi pembuka turnamen yang akan digelar tiga hari setiap pekan untuk setiap nomor. Turnamen dengan hadiah total Rp 500 juta ini digelar atas usul pemain dan pelatih untuk mengisi kekosongan turnamen. Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) menghentikan turnamen sejak pertengahan Maret karena pandemi Covid-19.
Diselenggarakan di pelatnas Cipayung, turnamen menerapkan protokol kesehatan. Pelatih dan petugas pertandingan mengenakan masker, sedangkan pemain tak bersalaman dengan wasit setelah laga.
Tim pelatih ganda putra, yang dipimpin Herry Iman Pierngadi, ingin menilai kemampuan para senior membimbing ”adik-adik” mereka. Dengan cara ini pula, pemain muda bisa mendapat ilmu dari senior.
Selain pemain pelatnas pratama, Reza, Pramudya, Fikri, Leo, Yeremia, dan Daniel adalah pemain muda yang baru bergabung di pelatnas utama, bersama Maracus dan kawan-kawan, tahun ini.
Pada latihan enam hari setiap pekan di Cipayung, rotasi pasangan menjadi hal yang lumrah dilakukan. Namun, baru kali ini mereka melakukan dalam suasana pertandingan.
”Meski sering pasangan Koh Sinyo (Marcus) di latihan, tetapi di kompetisi ini rasanya beda. Ini seperti turnamen resmi. Tadi Koh Sinyo banyak mengingatkan saya untuk jaga terus fokus dan lebih tenang menghadapi tekanan lawan,” komentar Fikri (20) yang selama ini berpasangan dengan Bagas Maulana.
Fikri pun canggung berpasangan dengan Marcus, yang berasma Kevin berstatus ganda putra nomor satu dunia. Dengan perbedaan kemampuan dan prestasi itu, Fikri pun sempat tegang.
”Takut mainnya enggak bikin nyaman partner karena levelnya sudah tinggi, walaupun saya masuk pelatnas utama, tetapi masih di awal,” kata Fikri tentang rasa takutnya.
Pasangan sama Koh Hendra yang lebih senior pasti senang karena dapat poinnya gampang.
Namun, kematangan Marcus, berkat pengalaman menjuarai ajang-ajang besar, diakui Fikri banyak membantunya dalam melewati momen ketat.
Hal serupa dirasakan Leo yang berpasangan dengan Mohammad Ahsan, dua kali juara All England dan tiga kali juara dunia bersama Hendra itu. Meski pengalamannya jauh di bawah Ahsan, Leo berupaya mengimbangi Ahsan dengan memberikan kemampuan terbaik pada setiap laga.
”Saya belajar dari senior, mereka sering memberi masukan saat pertandingan. Kejuaraan ini bagus untuk pemain-pemain yunior,” ujar Leo yang meraih gelar juara dunia ganda putra yunior bersama Daniel pada 2019.
Pramudya (19), yang bermain dengan Hendra, pemain paling senior di pelatnas, juga merasa senang. ”Tegang juga sih, terutama pada laga pertama, pagi. Sore ini, saya merasa lebih rileks,” ujar pemain berusia 19 tahun itu.
”Pasangan sama Koh Hendra yang lebih senior pasti senang karena dapat poinnya gampang. Saya yang lebih muda tinggal mengikuti saja. Saya harus bisa menjaga ritme mainnya,” lanjut Pramudya.
Sementara itu, para senior menjadikan ajang ini sebagai persiapan untuk tampil kembali pada turnamen resmi, yang rencananya dimulai Agustus. ”Turnamen ini bisa mengatasi kejenuhan. Kami latihan di pelatnas tetapi belum ada turanemn. Selain itu, pemain-pemain muda bisa dapat pengalaman partneran sama yang lebih senior,” kata Fajar.
”Bagus juga ada kompetisi seperti ini, apalagi kami sudah lama tidak bertanding. Selain itu di sini kami dapat suasana baru juga, pasangannya diputar-putar begini jadi lebih seru sih,” tambah Kevin.
Dari pertandingan Rabu, Fajar/Yeremia memimpin klasemen berkat dua kemenangan, masing-masing dalam dua gim. Mereka menang atas Rian/Daniel, 21-15, 21-17, serta atas Marcus/Fikri, 21-15, 22-20.
Dua kemenangan juga didapat Kevin/Reza. Sebaliknya, Ahsan/Leo dan Rian/Daniel selalu kalah dalam dua laga. Adapun Hendra/Pramudya dan Marcus/Fikri masing-masing memperoleh satu kemenangan.
Dengan hanya diikuti enam pasangan, persaingan ganda putra dilakukan dengan format setengah kompetisi selama tiga hari. Setelah setiap pasangan saling berhadapan dengan pasangan lain, pemenang adalah pasangan yang menempati puncak klasemen.