Turnamen internal yang digelar PBSI dan Mola TV menjadi kesempatan para pebulu tangkis senior dan yunior untuk saling belajar dan mengisi peranan mereka. Prinsip itu membawa duet ganda putra Rian/Daniel menang, Kamis.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Persaingan ganda putra dalam Mola TV PBSI Home Tournament menjadi pengalaman berharga tak hanya bagi atlet muda. Pemain senior juga berkesempatan belajar dari pemain muda yang dipasangkan dengan mereka.
Prinsip itu membawa duet Muhammad Rian Ardianto/Daniel Marthin pada kemenangan pertama dalam turnamen internal yang digelar PP PBSI di pelatnas bulu tangkis Cipayung, Jakarta, tersebut. Rian/Daniel mengalahkan Hendra Setiawan/Pramudya Kusumawardana Riyanto, 21-12, 21-7, pada pertandingan Kamis (25/6/2020) sesi pertama.
Kemenangan itu didapat setelah Rian/Daniel selalu kalah dalam dua pertandingan pada sehari sebelumnya, yaitu dari Fajar Alfian/Yeremia Erich Yotje Yacob Rambitan dan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani. Kekalahan itu dialami, masing-masing, dalam dua gim.
Setelah mengevaluasi diri, ditambah masukan dari pelatih, Rian dan Daniel belajar saling beradaptasi pada cara bermain masing-masing. Apalagi, bersama pasangan tetap masing-masing, yaitu Fajar dan Leo Rolly Carnando, Rian dan Daniel memiliki peran yang sama, yaitu sebagai pemain belakang.
”Pelatih mengingatkan, jangan karena kami pemain belakang, fokusnya hanya di belakang. Harus ada yang inisiatif di depan net,” kata Rian dalam laman PP PBSI.
Dengan kondisi tersebut, Rian, yang berperingkat keenam dunia bersama Fajar, menilai turnamen internal ini menjadi ajang latihan yang bagus, bukan hanya bagi pemain muda, melainkan juga bagi dia sendiri. Rian dan Daniel belajar saling mengisi kekosongan yang ditinggalkan partnernya.
”Jadi, kalau partner lagi enggak enak mainnya, saya bisa berperan di lapangan depan juga,” lanjut Rian.
Dengan cara belajar memahami kondisi masing-masing, kunci kemenangan Rian/Daniel pun didapat dari permainan depan net. Hampir setiap perebutan poin berlangsung singkat karena Rian/Daniel bisa menghentikan reli dengan cepat, yaitu dengan cegatan di net. Hendra/Reza pun kesulitan keluar dari tekanan.
”Dalam dua pertandingan sebelumnya, kami belum menemukan pola main, belum ada inisiatif di depan net. Kami masih saling tunggu dan banyak tertekan, terutama pada pertandingan Rabu pagi. Sore harinya sudah ada kemajuan. Hari ini, kami main lebih baik lagi,” jelas Rian.
Berdasarkan perkembangan penampilan itu, Rian/Daniel pun yakin bisa terus menaikkan posisi mereka di klasemen. Kemenangan atas Hendra/Reza menaikkan Rian/Daniel dari peringkat keenam menjadi keempat.
Nomor ganda putra diikuti enam pasangan yang terdiri atas gabungan pemain senior dan atlet muda yang dilakukan melalui undian oleh tim pelatih. Pemain senior berperingkat sepuluh besar dunia, yaitu Kevin/Marcus Fernaldi Gideon (1), Hendra/Mohammad Ahsan (2), dan Fajar/Rian (6), dipecah lalu diduetkan dengan pemain pelatnas pratama atau mereka yang baru bergabung di pelatnas utama.
Pemain muda bisa belajar bagaimana harus memiliki mental bertanding yang kuat dari senior. Senior juga harus belajar membimbing yang muda. (Herry Pierngadi)
Saling belajar
Pelatih Herry Iman Pierngadi mengharapkan semua pemain bisa saling belajar dari pasangan masing-masing. ”Pemain muda bisa belajar bagaimana harus memiliki mental bertanding yang kuat dari senior. Senior juga harus belajar membimbing yang muda,” kata Herry.
Dari pertandingan lain, Kevin/Reza dan Fajar/Yeremia mempertahankan hasil dua kali menang pada Rabu. Kevin/Reza menang atas Marcus/Muhammad Shohibul Fikri, 21-18, 21-14.
Adapun Fajar/Yeremia, kali ini, mendapat perlawanan ketat dari ”pasangan” juara dunia, Ahsan/Leo, 21-18, 16-21, 21-19. Ahsan adalah juara dunia 2019 bersama Hendra, sementara Leo menjadi juara dunia yunior, pada tahun yang sama, berpasangan dengan Daniel.
Kepercayaan diri Fajar/Yeremia dalam laga ketat melawan Ahsan/Leo terlihat dengan banyak saling komunikasi di lapangan. ”Di pertandingan ini, Bang Ahsan sudah baca pola main kami dan kami sempat goyah. Mereka main dengan serangan balik. Bang Ahsan bisa mengatur permainan. Kami tetap percaya diri,” jelas Fajar.
Fajar pun mengatakan, lancarnya komunikasi menjadi kunci permainan mereka. ”Kami memang sering ngobrol soal permainan. Kebetulan pas. Saya pemain depan, Yeremia pemain belakang. Yang penting kami tidak boleh puas, lawan-lawan selanjutnya pemain bagus semua dan banyak pengalaman,” lanjut Fajar yang memiliki karakter mudah diajak berkomunikasi ini.
Meski menang untuk ketiga kalinya, posisi Fajar/Yeremia turun ke peringkat kedua karena kalah dalam selisih perolehan poin dari Kevin/Reza. Fajar/Yeremia memiliki poin menang-kalah 143-125, sementara Kevin/Reza dengan 144-117.
Dengan hanya diikuti enam pasangan, persaingan ganda putra berlangsung dalam format setengah kompetisi. Pemenang adalah pasangan peringkat teratas setelah bertemu dengan semua lawan.
Setelah ganda putra, persaingan pada empat pekan berikutnya secara beruntun akan berlangsung pada nomor ganda campuran, tunggal putra, ganda putri, dan tunggal putri. Kompetisi antarpemain pelatnas ini diselenggarakan PBSI di tengah kekosongan turnamen bulu tangkis yang dihentikan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), sejak Maret lalu, karena pandemi Covid-19.
Direncanakan, turnamen internasional akan berlangsung kembali Agustus. Namun, situasi terakhir setiap negara peserta, terutama yang menjadi tuan rumah, akan tetap menjadi pertimbangan.