Turnamen internal yang digelar PBSI bersama Mola TV menjadi kesempatan para pebulu tangkis nasional untuk mengembalikan jiwa kompetitif. Hal itu penting di tengah masih vakumnya kompetisi resmi akibat pandemi Covid-19.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Para pebulu tangkis nasional memanfaatkan turnamen internal yang digelar PP PBSI untuk mengembalikan kebiasaan kompetitif setelah terhentinya seluruh kompetisi sejak pertengahan Maret lalu akibat pandemi Covid-19.
Turnamen internal Mola TV PBSI Home Tournament digelar PBSI khusus bagi para atlet pelatnas bulu tangkis di Cipayung, Jakarta, guna mengisi kekosongan kompetisi itu. Dimulai dengan persaingan ganda putra, 24-26 Juni, pertandingan di turnamen itu digelar setiap Rabu-Jumat bagi setiap nomor.
Meskipun hanya berhadapan dengan teman latihan sehari-hari, ajang berhadiah total Rp 500 juta ini dimanfaatkan pemain untuk mengasah kembali berbagai faktor yang hilang karena ketiadaan kejuaraan.
Sebelum dimulainya turnamen, pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi berkata, tanpa turnamen, pemain kehilangan jiwa kompetitif yang terasah berkat jadwal padat. Dalam sebulan, setidaknya dua turnamen internasional harus mereka ikuti. Konsentrasi dan motivasi mereka bisa hilang akibat jenuh jika hanya terus berlatih tanpa adanya kompetisi.
Pemain senior Hendra Setiawan menyesuaikan diri lagi untuk selalu memelihara konsentrasi. ”Meski ada latih tanding dalam program latihan, suasananya berbeda dengan pertandingan seperti di turnamen ini. Tampil dalam turnamen, fokus harus dijaga terus,” kata Hendra setelah menjalani dua pertandingan bersama pemain muda Pramudya Kusumawardana, Kamis (25/6/2020).
Mohammad Ahsan, pemain ganda putra peringkat kedua dunia bersama Hendra, mengatakan hal serupa. ”Banyak yang hilang dari tidak adanya turnamen. Bukan hanya kecepatan menerapkan strategi di lapangan, melainkan juga cara persiapan yang tepat sebelum bertanding,” kata Ahsan yang dalam turnamen ini bermain bersama Leo Rolly Carnando.
Ahsan mencontohkan, kebiasaan makan menjadi hal yang penting diperhatikan atlet sebelum pertandingan, baik jenis makanan yang harus dikonsumsi maupun durasi sebelum tampil. ”Sudah beberapa bulan terakhir, kebiasaannya hanya untuk latihan. Di turnamen ini, saya beradaptasi kembali dengan kebiasaan-kebiasaan (lama) yang juga penting jelang menjalani pertandingan,” ujarnya.
Hendra juga memperhatikan persiapan dalam pemanasan. ”Sebelum latihan, pemanasan biasanya sebentar. Untuk pertandingan, harus lebih lama,” katanya.
Selain menjelang pertandingan, kebiasaan setelah tampil, seperti pemulihan dan istirahat, tidak kalah penting. Pentingnya istirahat bagi atlet bahkan setara dengan program latihan mereka.
Maka, Yeremia Erich Yotje Yacob Rambitan berusaha lebih disiplin dalam beristirahat pada masa turnamen ini. Apalagi, setiap pemain harus bertanding dua kali setiap hari.
”Saya akan berusaha istirahat cukup untuk menjaga kondisi dengan tidur tidak terlalu malam,” kata pemain berusia 20 tahun itu tentang persiapannya untuk berhadapan dengan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Mohammad Reza Pahlevi Isfahani, Jumat.
Duel penentu juara
Laga Yeremia/Fajar Alfian melawan Kevin/Reza akan menjadi penentu peraih gelar juara ganda putra. Diikuti enam pasangan, yang merupakan kombinasi pemain senior-muda, persaingan ganda putra berlangsung dengan format setengah kompetisi. Sang juara adalah pasangan yang menempati peringkat teratas setelah lima pertandingan.
Hingga Kamis, Yeremia/Fajar menempati puncak klasemen dengan nilai empat. Mereka selalu menang dari empat pertandingan. Dua kemenangan, pada Kamis, didapat dari Ahsan/Leo dan Hendra/Pramudya.
Paling penasaran ketemu Kevin/Reza karena sekarang, kan, Kevin (Sanjaya) pemain (ganda putra) terbaik dunia. Jadi, mau coba lawan dia seperti apa. (Yeremia Rambitan)
Posisi mereka masih bisa digeser Kevin/Reza yang menempati peringkat kedua dengan nilai tiga. Untuk pertama kalinya, Kevin/Reza kalah saat berhadapan dengan Ahsan/Leo, 21-16, 21-23, 12-21. Mereka bisa juara, di antaranya, jika bisa menang dalam dua gim atas Fajar/Yeremia.
”Paling penasaran ketemu Kevin/Reza karena sekarang, kan, Kevin pemain (ganda putra) terbaik dunia. Jadi, mau coba lawan dia seperti apa,” kata Yeremia.
Pemain peringkat ke-65 dunia, bersama Pramudya, itu mengalahkan para senior dalam turnamen internal ini, yaitu atas Hendra yang berpasangan dengan Pramudya, Marcus Fernaldi Gideon (Muhammad Shohibul Fikri), Muhammad Rian Ardianto (Daniel Marthin), dan Ahsan (Leo).
”Saya tak menduga bisa mendapat hasil cukup baik. Apalagi, lawannya bagus-bagus. Banyak pemain senior yang jam terbangnya lebih banyak,” kata Yeremia.
Menanggapi rasa penasaran Fajar/Yeremia untuk bertemu di pertandingan terakhir, Kevin/Reza mengatakan pertemuan tersebut akan berlangsung seru. ”Kami sudah sering latihan bareng. Pasti seru kalau nanti ketemu,” kata Kevin.
Dari pertandingan lainnya, setelah selalu kalah dalam dua laga pada Rabu, Rian/Daniel memperbaiki penampilan. Pemain yang sama-sama berperan sebagai pemain belakang bersama pasangan tetap mereka (Rian bersama Fajar, Daniel dengan Leo) itu tampil lebih kompak dengan berbagi tugas di lapangan belakang dan depan.
Hasilnya, mereka menang dalam dua laga, yaitu atas Hendra/Pramudya, 21-12, 21-7, dan versus Marcus/Fikri, 20-22, 21-19, 21-12. Rian/Daniel pun naik dari peringkat keenam menjadi keempat.
Adapun tiga pasangan lainnya yang menempati peringkat keempat hingga keenam, yaitu masing-masing dengan raihan satu poin, adalah Hendra/Pramudya, Ahsan/Leo, dan Marcus/Fikri.