Seri perdana MotoGP yang akan bergulir di Jerez de la Frontera, pada 19 Juli, disambut dengan optimisme tinggi sejumlah pebalap. Mereka berlimpah kepercayaan diri setelah kembali memacu motor di sirkuit nyata.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
MISANO ADRIATICO, JUMAT – Raungan motor di sirkuit Misano, Italia, membangkitkan optimisme para pebalap untuk bersaing merebut gelar juara MotoGP musim 2020. Kegembiraan para pebalap meluap seiring dengan kobaran semangat serta kepercayaan diri bahwa mereka bakal kompetitif. Musim ini, target mereka meruntuhkan dominasi Marc Marquez yang meraih enam gelar juara dalam tujuh musim terakhir.
Pol Espargaro, yang memacu KTM RC16, mendapat suntikan kepercayaan diri setelah sempat mencetak waktu tercepat pada hari pertama tes privat, pada Rabu, dengan 1 menit 32,9 detik. Espargaro, yang diyakini akan membela tim pabrikan Honda pada musim 2021, menjadikan musim ini sebagai pembuktian dirinya layak bergabung dengan tim tersukses di MotoGP itu.
Pebalap tim satelit KTM Tech3 Miguel Oliveira, yang musim depan promosi ke tim pabrikan KTM, juga membuat catatan waktu yang meyakinkan. Setali tiga uang, pebalap veteran Aprilia sekaligus kakak Pol Espargaro, Aleix Espargaro setiap hari memperbaiki catatan waktunya. Bahkan, pada hari kedua tes, Kamis lalu, motor RS-GP yang dikendarari Aleix menyaingi catatan waktu KTM 1 menit 32,932 detik.
Kondisi ini membuat Aleix Espargaro dan Bradley Smith, yang akan menggantikan Andrea Iannone, optimistis motor revolusioner mereka akan membuat kejutan. Motor Aprilia RS-GP musim ini mengusung mesin V4 90 derajat, sama seperti Ducati dan Honda.
Aleix Espargaro menyelesaikan 183 lap, sedangkan Smith melakukan 207 lap dengan waktu tercepat 1 menit 33,536 lap. Ini merupakan musim penting bagi Smith yang menjalani transisi dari pebalap penguji ke pebalap utama. Dia mengantikan Iannone yang masih menunggu hasil banding hukuman doping 18 bulan.
“Setelah jeda yang begitu panjang, sangat menyenangkan bisa kembali ke trek. Saya sudah tidak sabar pergi ke Jerez untuk menjalani dua balapan awal (19 dan 26 Juli). Menyelesaikan sangat banyak lap sangat penting bagi kami. Kami memiliki motor yang sama sekali baru dan juga lahir dengan potensi besar. Perlu banyak kilometer untuk mengujinya,” tegas Aleix Espargaro yang kontraknya diperpanjang hingga 2022, pada tes hari terakhir, Jumat (26/6/2020) dikutip Crash.
Pada akhir hari ketiga tes, kami bisa mendapatkan pace yang bagus. Ini mengonfirmasi kesan positif yang kami tangkap saat (tes pramusim) di Malaysia dan Qatar.(Aleix Espargaro )
“Kami tahu Misano bukanlah trek favorit kami. Meskipun demikian, pada akhir hari ketiga tes, kami bisa mendapatkan pace yang bagus. Ini mengonfirmasi kesan positif yang kami tangkap saat (tes pramusim) di Malaysia dan Qatar,” ujar pebalap asal Spanyol itu.
Sedangkan Ducati tidak bisa menurunkan pebalap utamanya dalam tes di Misano karena masalah regulasi. Hanya tim-tim yang mendapat hak konsesi, yaitu KTM dan Aprilia, yang boleh menurunkan pebalap utamanya dengan motor 2020.
Ducati menurunkan pebalap penguji Michele Piro yang memacu Desmosedici GP20. Pirro menyelesaikan 178 lap dengan catatan waktu terbaik pada rentang 1 menit 33 detik. Dia optimistis GP20 akan mampu bersaing ketat dalam perebutan gelar juara saat dipacu Andrea Dovizioso dan Danilo Petrucci.
“Ini tes positif yang membuat kami meraih kepercayaan diri dengan sepeda motor setelah beberapa bulan jeda. Meskipun temperatur yang tinggi, kondisi lintasan yang baru diaspal ulang sangat bagus dan saya merasa nyaman sejak start. Kami bisa mencatatkan waktu putaran yang bagus dan itu membuat kami percaya diri untuk balapan,” tegas Pirro.
Perubahan kompon ban
Ducati juga mengetes setelan elektronik untuk menyesuaikan dengan perubahan kompon ban musim 2020 yang lebih lunak. Saat tes di Sepang, Malaysia, pada Februari lalu, Dovizioso mengakui, setelah elektronik motornya belum maksimal sehingga ban masih cepat aus. Perbaikan pada sejumlah aspek ini akan membuat Desmosedici lebih kompetitif.
“Kami yakin, bahwa para pebalap reguler Ducati bisa kompetitif sejak start, setelah tiga hari tes ini,” tegas Pirro dikutip Speedweek.
Pebalap andalan Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, juga merasakan atmosfer positif meskipun dirinya belum kembali memacu YZR-M1 sejak tes di Losail, Qatar, pada Februari lalu. Dia mengisi waktunya pada pekan ini dengan memacu mobil reli bersama rekan setimnya, Franco Morbidelli, di Ilciocco, Tuscany, Italia. Ini merupakan selingan setelah dia memacu motor supersport YZF-R1 di Sirkuit Paul Richard, Perancis, beberapa hari lalu.
“Saya menjalani lap yang bagus dengan motor standar, tetapi pada awalnya cukup sulit. Itu sirkuit baru bagi saya. Di sana ada chicane pada trek lurus dan ada paling sedikit 50 cara berbeda untuk melewatinya. Jadi, saya memutuskan untuk lurus,” ujarnya diiringi tawa. Quartarao menyelesaikan 180 lap dalam dua hari tes yang sekaligus menguji kesiapan fisiknya.
Pebalap berusia 21 tahun, yang musim lalu beberapa kali bersaing ketat dengan pebalap Honda Marc Marquez untuk merebut podium pertama, itu optimistis musim ini bakal lebih kompetitif. Dia mendapat amunisi baru, yaitu motor spesifikasi tim pabrikan Yamaha yang sama dengan tunggangan Valentino Rossi dan Maverick Vinales.
“Saya menyukai ini karena di Qatar saya melakukan simulasi balapan dengan pace yang sangat bagus dan itu yang terus saya ingat. Saya juga menggunakan mesin baru, tetapi telah menempuh banyak kilometer. Jadi, (motor baru) akan memiki tenaga yang lebih besar dan itu membuat saya semakin percaya diri,” tegas Quartararo dikutip GPOne.
Penjinak Marquez
Performa menjanjikan pebalap muda asal Perancis itu membuat dirinya disebut sebagai calon “penjinak Marquez”. “Disebut sebagai anti-Marquez tidak menjadi sebuah motivasi, tetapi saya menyukai itu,” ujar Quartararo.
“Menurut saya Marc memiliki musim yang luar biasa (pada 2019) dan saya tidak berpikir dia akan (kembali) mengulangi itu. Jika tidak, kami sangat perlu melakukan sesuatu. Tahun lalu, dia selalu finis di posisi pertama dan kedua. Jika dia melakukan itu lagi, ada sesuatu yang sangat salah,” ujar Quartararo diiringi tawa lainnya.
Pada musim keduanya di MotoGP ini, Quartararo semakin memahami seluk beluk persaingan level elite. Pengalaman, mentalitas, dan motor yang lebih kompetitif, membuat dia lebih optimistis bisa bersaing di papan atas musim ini.
“Dengan pengalaman yang lebih banyak akan lebih mudah untuk mengalahkan dia (Marquez). Musim lalu, saya memiliki musim yang bagus. Akan tetapi, saya juga banyak melakukan kesalahan di Sachsenring dan Silverstone. Saya terjatuh di lap pertama. Sekarang, itu tidak boleh lagi terjadi. Ini waja. Anda perlu mengalami semua itu untuk menjadi lebih baik,” tegasnya.
Pada musim pandemi ini, dengan jumlah balapan yang sedikit, Quartararo menegaskan dirinya perlu membalap dengan tanpa kesalahan. Jika tidak bisa menyelesaikan balapan, peluang juara akan melayang.
“Anda harus sangat berhati-hati supaya tidak kecelakaan. Cedera bisa membuat kehilangan beberapa balapan. Kami harus mengelola situasi sebaik mungkin. Akan tetapi, bagi saya, kami akan menjalani balapan seolah semuanya dalam situasi normal,” pungkas pebalap tim pabrikan Yamaha pada musim 2021 itu.