Juergen Klopp butuh lima musim untuk mengakhiri puasa gelar Liga Inggris bagi Liverpool. Prestasi itu membuktikan bahwa Klopp merupakan salah satu manajer terbaik di dunia saat ini.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
LIVERPOOL, JUMAT – Andai Juergen Klopp diibaratkan sebagai seorang seniman, skuad Liverpool dua musim terakhir adalah sebuah hasil sentuhan mahakarya. Setelah sukses menaklukan Eropa dan dunia di akhir tahun lalu, “The Reds” akhirnya mampu mengakhiri dahaga gelar liga sekaligus menguasai Inggris.
Air mata yang membasahi kaca mata Klopp ketika melakukan wawancara dengan Sky Sports seusai laga Chelsea melawan Manchester City, Jumat (26/6/2020) dini hari WIB, menjadi gambaran kebahagiaan yang dirasakan pelatih asal Jerman itu telah melewati deskripsi kosa kata. Kemenangan Chelsea 2-1 atas City membuat perolehan 86 poin milik Liverpool tidak bisa lagi disamai oleh “The Citizens” di sisa tujuh pekan Liga Inggris.
Keberhasilan Klopp mempersembahkan gelar Liga Utama Inggris merupakan kombinasi taktik brilian dan strategi transfer apik. Klopp, yang ditunjuk sebagai manajer Liverpool untuk menggantikan Brendan Rodgers pada 8 Oktober 2015, baru memiliki susunan pemain yang sempurna untuk pola “Gegenpressing”dan sepak bola heavy-metal di musim lalu.
Di tiga musim perdananya menangani Liverpool, rata-rata kebobolan “The Reds” mencapai 1,14 gol per laga. Berdasarkan statistic itu, Klopp menggunakan uang hasil penjualan Philippe Coutinho ke Barcelona di transfer musim dingin 2017/2018 sebesar 145 juta Euro untuk membeli bek tengah, Virgil Van Dijk dari Southampton yang ditebus 84,65 juta Euro. Kemudian, akibat permainan buruk Loris Karius yang melenyapkan trofi Liga Champions Eropa pada Mei 2018, Klopp menebus Alisson Becker dari AS Roma dengan harga 62,5 juta Euro.
Pada musim 2018/2019, Van Dijk dan Alisson menunjukkan bahwa mereka adalah bagian yang dibutuhkan untuk melengkapi teka-teki formasi ala Klopp. Kehadiran keduanya membuat rata-rata kebobolan Liverpool menurun menjadi 0,57 gol per laga di musim lalu. Gelar Liga Champions Eropa diraih setelah 14 tahun menjauh dari Stadion Anfield. Selain itu, Klopp juga mempersembahkan Piala Super Eropa dan Piala Dunia Antarklub.
Di lini depan, kolaborasi trio Mohamed Salah, Roberto Firmino, dan Sadio Mane yang telah bermain bersama sejak musim 2017/2018 juga telah meningkatkan produktivitas “The Reds”. Di dua musim perdana Klopp, rata-rata gol Liverpool hanya mencapai 1,85 gol per laga, sedangkan di tiga musim terakhir sejak Salah, Firmino, dan Mane dipasangkan “The Reds” mencetak 2,13 gol per pertandingan.
Raihan Liverpool di musim lalu sudah sepatutnya diganjar trofi Liga Inggris. Dari 38 laga, Liverpool hanya kalah satu kali dan meraih 97 poin. “The Reds” hanya tertinggal satu poin dari Manchester City yang menguasai Liga Inggris. Musim 2019/2020 menjadi ajang balas dendam Klopp dan seluruh pasukannya. Sebanyak 31 laga yang sudah dijalani, Liverpool telah memenangkan 28 laga dan baru satu kali kalah. Hasilnya, “The Reds” sudah mampu mengunci gelar Liga Utama Inggris di sisa tujuh pekan.
“Saya sangat beruntung karena memiliki hubungan yang sangat baik dengan seluruh anggota tim. Gabungan kemampuan yang dimiliki seluruh pemain dan kepribadiaan mereka menjadi kombinasi yang membuat (gelar juara) ini bisa kami raih,” ujar Klopp kepada BBC, Jumat (26/6/2020).
Adapun Mane mengakui pendekatan yang dilakukan Klopp menjadi faktor utama Liverpool bisa bermain luar biasa dalam dua musim terakhir. “Dia dekat dengan seluruh pemain dan memberikan tanggung jawab kepada setiap individu di lapangan sehingga kami merasa penting,” kata pemain tim nasional Senegal itu.
Sepanjang 19 tahun berkarier sebagai pelatih, Klopp telah memenangkan tiga gelar liga. Selain Liga Utama Inggris di musim ini, Klopp meraih perhatian dunia setelah mengakhiri puasa gelar liga selama sembilan tahun bagi Borussia Dortmund. Bahkan, ia mempersembahkan gelar liga dua musim beruntun bagi “Die Borussen” pada 2010/2011 dan 2011/2012.
Terbaik menyerang
Bagi pelatih tersukses di abad ke-21, Pep Guardiola, tidak ada pelatih saat ini yang mampu menyamai kemampuan Klopp meracik skema menyerang. “Klopp adalah manajer terbaik di dunia untuk menciptakan tim menyerang. Sepak bolanya sangat agresif dan sangat menyenangkan ditonton,” kata Guardiola, yang telah meraih 29 trofi sebagai manajer, kepada The Guardian beberapa waktu lalu.
Guardiola dan Klopp telah berhadapan 18 kali. Klopp unggul di sembilan laga, sedangkan Guardiola memenangkan tujuh pertandingan. Hal itu menjadikan Klopp sebagai satu-satunya manajer yang unggul duel atas Guardiola.
Pendekatan permainan agresif itu yang membuat Direktur Penelitian Liverpool Ian Graham merekomendasikan nama Klopp kepada Direktur Olahraga Liverpool Michael Edwards ketika klub memutuskan untuk memecat Rodgers, Oktober 2015. Melalui analisis algoritma, Graham menganggap skema Klopp cocok bagi Liverpool untuk mengakhiri puasa gelar di Inggris.
“Departemen yang selama ini berada di balik layar, mereka adalah alasan saya berada di sini (Liverpool),” ungkap Klopp seperti dikutip The New York Times.
Graham berperan memasok hasil analisis penampilan setiap pemain Liverpool berdasarkan angka. Rincian angka-angka hasil analisis Graham diolah oleh Klopp bersama dua asistennya, Peter Krawietz dan Pep Ljinders, untuk menutupi kekurangan dan mengeksplorasi kekuatan tim di setiap laga.
Menurut legenda hidup Liverpool, Steven Gerrard, keberhasilan Klopp mempersembahkan Liga Inggris adalah sebuah prestasi agung bagi sejarah klub. Pasalnya, dari tujuh manajer, yang telah memimpin di Anfield sejak terakhir kali merasakan gelar liga di musim 1989/1990, hanya Klopp yang mampu mempersembahkan kembali trofi Liga Utama Inggris.
“Ketika melihat skala hasil yang telah Klopp lakukan, dia patut diperlakukan setara dengan dua manajer ikonik klub Bill Shankly dan Bob Paisley yang telah diabadikan dengan kehadiran patung di Stadion Anfield,” kata Gerrard kepada The Athletic, Juni lalu.
Patung Shankly diresmikan pada 4 Desember 1997, kemudian pada 30 Januari 2020, giliran patung Paisley yang diresmikan di kawasan Stadion Anfield. Kedua manajer itu masing-masing mempersembahkan tiga gelar liga dan enam gelar liga bagi "The Reds".
Gelar Liga Inggris musim ini seakan menjadi pembuktian atas ucapan Klopp di konferensi pers perdananya sebagai manajer Liverpool. "Kami harus berubah dari orang yang peragu menjadi orang yang percaya," kata pelatih berusia 53 tahun itu.
Kini, Kopites, pendukung Liverpool, semakin percaya bahwa Klopp adalah sosok yang mampu mengembalikan dominasi "The Reds" di Inggris untuk beberapa musim ke depan. (AFP/REUTERS/SAN)