Napoli maupun AS Roma terus menjaga peluang untuk meraih tiket ke Liga Champions. Keduanya akan berlaga dalam ”Derbi Matahari” di Stadion San Paolo, Napoli, Senin (6/7/2020) dini hari.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·5 menit baca
NAPOLI, SABTU — Walau berat, Napoli maupun AS Roma terus berusaha menjaga asa untuk meraih tiket ke Liga Champions musim depan. Untuk itu, duel antara keduanya yang bertajuk Derby del Sole atau Derbi Matahari dalam pekan ke-30 Serie A di Stadion San Paolo, Napoli, Senin (6/7/2020) dini hari, akan menjadi salah satu penentu langkah mereka untuk berpartisipasi di kompetisi terelite antarklub Eropa tersebut.
Salah satu dari kedua tim harus konsisten di jalur kemenangan pada sembilan laga tersisa jika tidak mau semakin tertinggal dari Atalanta di peringkat keempat klasemen sementara atau peringkat terakhir untuk ke Liga Champions musim depan. Apalagi, saat ini, Atalanta semakin superior karena klub asal Kota Bergamo itu selalu menang dari empat laga setelah Serie A musim ini dimulai kembali per 20 Juni lalu.
”Setelah kekalahan 0-2 dari Atalanta (Jumat, 3/7/2020), kami masih percaya kami bisa menempati posisi keempat (meraih tiket Liga Champions). Pelatih menyuruh kami tetap konsentrasi untuk laga berikutnya. Kami siap memberikan yang terbaik melawan AS Roma nanti,” ujar gelandang Napoli asal Slovakia, Stanislav Lobotka, dikutip Football-Italia, Jumat.
Saat ini, target realistis Napoli ataupun AS Roma adalah meraih tiket ke Liga Champions mengingat posisi mereka di klasemen sementara sudah tak mungkin untuk bersaing mengejar scudetto atau juara Serie A. Napoli berada di peringkat ketujuh dengan 45 poin dari 29 laga, sedangkan AS Roma di peringkat kelima dengan jumlah laga yang sama.
Posisi mereka masih jauh di bawah Atalanta di peringkat keempat dengan 60 poin dari 29 laga. Adapun Serie A hanya memiliki empat jatah tiket ke Liga Champions, yakni untuk tim peringkat pertama hingga keempat di klasemen akhir. Sementara itu, tim peringkat kelima dan keenam diberi jatah ke Liga Europa atau kompetisi kasta kedua antarklub di ”Benua Biru”.
Laga sengit
Untuk itu, di sembilan laga sisa musim ini, Napoli ataupun AS Roma harus berjuang habis-habisan kalau ingin masuk ke zona Liga Champions. Maka itu, walau performa mereka tidak terlalu stabil akhir-akhir ini, laga kedua tim diprediksi akan tetap berlangsung sengit.
Setelah Serie A dimulai kembali, Napoli meraih tiga kemenangan (2-1 atas Torino, 2-0 atas Hellas Verona, 3-1 atas SPAL) dan satu kekalahan (0-2 dari Atalanta) dari empat laga yang ada. AS Roma justru lebih buruk, yakni hanya meraih satu kemenangan (2-1 atas Sampdoria) dan dua kekalahan (0-2 dari AC Milan, 0-2 dari Udinese) dari tiga laga yang ada.
”Kami bermain sangat baik ketika menghadapi Atalanta, terutama di babak pertama. Terbukti, secara statistik, kami mendominasi laga (Napoli unggul penguasaan bola 53 persen dan menciptakan lebih banyak peluang gol mencapai 20 tendangan ke gawang). Tetapi, kami membuat kesalahan mahal seusai jeda (kebobolan oleh Mario Pasalic di menit ke-47 dan Robin Gosens di menit ke-55). Kami berusaha untuk menciptakan peluang kembali, tetapi Atalanta bertahan sangat baik. Itu kesalahan yang tak boleh diulang,” kata Lobotka.
Apalagi, selain mengejar tiket Liga Champions, duel antara Napoli dan AS Roma juga selalu panas sebagaimana tajuk laga yang dikenal sebagai Derbi Matahari. Derbi antarkota di selatan Italia itu sudah berlangsung sejak 1929. Awalnya, derbi itu menjadi simbol keharmonisan antarkedua tim yang bersemangat menantang hegemoni tim-tim di utara Italia.
Namun, sejak pengujung 1980-an, derbi itu justru menjadi simbol permusuhan baru dalam peta persaingan sepak bola Italia. Puncak panasnya persaingan kedua tim terjadi ketika pendukung garis keras AS Roma atau Ultras Roma menembak pendukung Napoli, Ciro Esposito, tatkala berlangsung laga Fiorentina dan Napoli dalam final Piala Italia 2013/2014 di Stadion Olimpico, Roma, 3 Mei 2014. Peristiwa itu menyebabkan Esposito meninggal.
”Saya sangat marah dengan performa pemain ketika menghadapi Atalanta. Kami menguasai permainan tetapi kami gagal menang. Saya tidak ingin itu terulang lagi. Saya minta para pemain untuk lebih baik di laga berikutnya (menghadapi AS Roma). Kami tidak boleh menyerah. Saya tidak suka sikap menyerah sebelum tetes penghabisan,” tutur pelatih Napoli Gennaro Gattuso.
Menguntungkan AS Roma
Secara keseluruhan, laga ini akan menjadi pertemuan ke-146 kedua tim di Serie A. Khususnya di kandang Napoli, ini akan menjadi duel ke-73 kedua tim. Selama bermain di San Paolo, Napoli, Keledai Biru meraih 31 kemenangan, 22 seri, dan 19 kekalahan. ”Si Biru” belum pernah mengalahkan AS Roma di kandangnya dalam enam tahun terakhir.
Napoli menang atas ”Serigala Ibu Kota” di San Paolo terakhir kali adalah 2-0 pada 1 November 2014. Hasil seri di kandang terakhir adalah 1-1 pada 28 Oktober 2018. Napoli mengalami kekalahan dari Si Merah-Oranye di kandang terakhir kali adalah 2-4 pada 3 Maret 2018.
Dari data itu, AS Roma sedikit diuntungkan secara sejarah walau harus bertandang. Pelatih AS Roma asal Portugal Paulo Fonseca pun mengingatkan para pemain bahwa musim ini belum berakhir. Semua komponen tim harus terus berjuang sampai akhir musim ini. Dirinya percaya peluang untuk meraih tiket Liga Champions masih ada.
”Ini saat yang sulit (setelah kalah dua kali beruntun). Tapi, musim ini belum berakhir. Kami masih punya tujuan untuk mendapatkan tiket Liga Champions musim depan. Tidak ada alasan untuk menyerah. Siapa pun yang bermain untuk Roma harus memahami bahwa mereka harus berjuang sampai mati,” ujarnya dikutip Football-Italia, Kamis (2/7/2020).
Penjaga gawang AS Roma Antonio Mirante, dikutip laman resmi AS Roma, Kamis, mengatakan, kemenangan atas Napoli amat penting untuk menumbuhkan kembali kepercayaan diri tim. ”Di saat seperti ini, Anda bisa kehilangan kepercayaan diri terutama di antara para pemain muda. Kami sebagai pemain senior harus menunjukkan jalan, yakni menunjukkan rasa lapar dan penuh tekad pada laga-laga berikutnya,” kata pesepak bola berusia 36 tahun itu.