Kemenangan Rikako Ikee atas penyakit leukemia menjadi inspirasi Olimpiade Tokyo 2020. Olimpiade yang akan berlangsung tepat setahun lagi juga bisa menaklukkan pandemi dengan bermodalkan tekad dan harapan.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·5 menit baca
TOKYO, JUMAT — Hitung mundur setahun menuju Olimpiade Tokyo 2020 ditandai dengan aksi teatrikal perenang terbaik Jepang, Rikako Ikee, pada Kamis (23/7/2020) malam WIB di Stadion Olympic, Tokyo. Ikee yang telah memenangi pertarungan melawan leukemia, pada awal tahun, dijadikan simbol harapan para atlet.
Malam itu, Ikee berjalan sendirian dalam kepungan kegelapan stadion. Diikuti cahaya lampu sorot, dia menuju ke arah lentera emas Olimpiade di tengah lapangan. Dia pun mengambil dan mengangkat lentera api itu. Sontak, seluruh lampu stadion menyala.
”Seharusnya, besok berlangsung upacara pembukaan Olimpiade di tempat ini. (Karena pandemi) kesempatan sekali seumur hidup yang sudah di depan mata itu hilang begitu saja. Ini menjadi kehilangan bagi para atlet yang tidak bisa diungkapkan kata-kata,” tutur Ikee yang terlihat lebih kurus dari biasanya.
Ikee bisa memahami betul kekecewaan para atlet yang harus menunda mimpinya. Kekecewaan itu pernah dirasakannya ketika dokter mendiagnosis dirinya mengidap leukemia pada 2019 di usia 18 tahun. Momen itu tepat setahun setelah dia meraih segalanya, mendapatkan enam medali emas sekaligus predikat atlet terbaik di Asian Games Jakarta 2018.
Meski begitu, penyakit itu bukan akhir dari segalanya. Atlet berusia 20 tahun tersebut berjuang melewati masa pemulihan yang begitu sakit. Pemulihan itu membuat rambutnya rontok dan bobot tubuhnya menyusut.
Di kondisi itu, Ikee terus melawan mimpi buruk tersebut dengan harapan bisa segera kembali berlatih. Hingga akhirnya, perenang spesialis gaya bebas ini sembuh dan mulai berlatih pada Maret lalu.
Kondisinya sama dengan Olimpiade yang tertunda akibat pandemi Covid-19. Walaupun pandemi merusak segala rencana yang ada, masih ada tahun depan yang bisa mengobati kekecewaan tersebut. Kuncinya adalah harapan yang akan menjadi bahan bakar terwujudnya ajang empat tahunan itu.
Dari pengalaman, yang paling kita butuhkan adalah harapan, yang bisa membuat kita bergerak maju tidak peduli betapapun sulitnya. Saya percaya, satu tahun lagi, api harapan akan menerangi tempat ini. (Rikako Ikee)
Ikee melihat penundaan setahun bukanlah sebuah musibah, melainkan sebuah nilai tambah. ”Dari pengalaman, yang paling kita butuhkan adalah harapan, yang bisa membuat kita bergerak maju tidak peduli betapapun sulitnya. Saya percaya, satu tahun lagi, api harapan akan menerangi tempat ini,” ucapnya.
Lentera api yang diangkat oleh Ikee seperti melambangkan harapan yang terus berkobar dari para atlet maupun warga dunia. Api abadi yang berasal dari kuil suci di Yunani itu mampu menerangi dalam gelap dan tidak akan mati sampai setahun ke depan.
Aksi tersebut pun memulai hitung mundur 365 hari jelang berlangsungnya Olimpiade. Adapun cabang yang diikuti atlet dari ratusan negara ini dijadwalkan ulang digelar pada 23 Juli-8 Agustus 2021.
Optimisme kembali dirasakan oleh pesenam putri terbaik dunia asal Amerika Serikat, Simone Biles. Dia sempat frustrasi seusai penundaan, tetapi sekarang berada dalam kondisi puncak dari sisi fisik ataupun mental.
”Ada saat-saat di mana aku seperti tidak tahu apakah bisa melakukan ini. Namun, kemunduran ini dialami semua orang, bukan hanya aku. Itu yang membuat aku tidak menyerah dan mulai semangat lagi. Sebab, kita mengalami ini bersama-sama,” ucap pesenam berusia 23 tahun itu yang sempat tidak bisa berlatih tujuh pekan.
Biles justru mendapat hikmah dari penundaan. Meski usianya tidak lagi muda untuk ukuran pesenam putri, dia baru saja mempelajari teknik baru untuk nomor balok keseimbangan. Teknik itu bernama triple double atau berputar tiga kali dalam satu lompatan.
Teknik baru itu didapatkan saat dia berlatih double double. Kemudian, pelatihnya, Cecile Landi, memintanya mencoba melakukan lebih dari itu. ”Pada hari itu saya merasa bisa melakukannya. Jadi, saya melakukan sambil merekamnya. Tentu ini sebuah peningkatan, tetapi sangat berisiko juga,” kata Biles yang sudah mempraktikkan tripe double di nomor senam lantai.
Pesenam yang sudah meraih empat emas Olimpiade ini pun kini berpikir ulang terhadap rencana pensiunnya seusai tampil di Tokyo. Dia justru membuka peluang untuk tampil lagi di Olimpiade Paris 2024 saat dirinya berusia 27 tahun.
Dari Indonesia, lifter nasional Eko Yuli Irawan terus menjaga kondisi jelang Olimpiade. Meski tinggal setahun lagi, lifter kelas 67 kilogram itu hanya ingin fokus pada latihan sehari-hari. ”Untuk Olimpiade belum bisa bicara sekarang. Saat ini masih fokus ke pembenahan teknik dan membangun otot,” ucap atlet yang ditargetkan meraih emas tersebut.
Dalam simulasi terakhir di pemusatan latihan nasional, Eko memperlihatkan konsistensinya dengan jumlah angkatan mencapai total angkatan 311 kg, gabungan dari snatch 135 kg serta clean and jerk 176 kg. Hasil itu lebih baik dari catatan sebelumnya (310 kg) saat tampil di Kejuaraan Fajr Cup di Rasht, Iran, Feburari 2020.
Kehadiran penonton
Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach mengatakan, pihaknya terus bekerja sama dengan tuan rumah untuk beradaptasi di tengah pandemi. Mereka tetap menginginkan keberadaan penonton di stadion selama Olimpiade berlangsung.
”Kami ingin stadion terisi penuh dengan penggemar yang antusias dari seluruh dunia. Namun, tidak semuanya tergantung keinginan kita. Kami harus bersiap untuk banyak skenario dan ini membuat persiapan permainan ini sangat sulit,” kata Bach.
Dukungan datang langsung dari Gubernur Tokyo Yuriko Koike. Menurut dia, pemerintah Tokyo terus berupaya menciptakan ajang yang aman bagi semua peserta.
Untuk mewujudkannya, Koike meminta dukungan dari masyarakat Jepang. Sebelumnya, dalam survei Japan News Network diketahui 77 persen warga Jepang tidak menginginkan Olimpiade berlangsung tahun depan. Salah satunya karena Olimpiade dinilai membebani ekonomi Jepang yang sudah terpuruk akibat pandemi.
”Kami terus memikirkan cara untuk menekan biaya guna mendapatkan pemahaman masyarakat Tokyo dan seluruh Jepang. Kami akan memastikan keberhasilan ajang akan mengarah pada pengembangan Tokyo dan Jepang lebih lanjut,” katanya. (AP/REUTERS)