Gawang Atalanta dibobol Paris Saint-Germain ketika wasit sudah bersiap mengakhiri laga perempat final Liga Champions. Atalanta kalah dan kecewa, tetapi membawa pulang kenangan indah musim ini.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
LISABON, KAMIS — Mimpi-mimpi yang telah dibangun Atalanta di ajang Liga Champions akhirnya buyar hanya dalam waktu tiga menit. Tim berjuluk ”Sang Dewi” ini gagal mempertahankan gawang mereka hingga menit-menit akhir dan kalah dari Paris Saint-German, 1-2, pada laga perempat final di Lisabon, Portugal, Kamis (13/8/2020) dini hari WIB.
Padahal, Atalanta bisa unggul lebih dulu melalui tendangan Mario Pasalic pada menit ke-27. Ia memanfaatkan kelengahan pemain belakang PSG yang membiarkannya berdiri bebas untuk menembak bola yang diumpan Duvan Zapata.
PSG pada laga ini tampil dominan dengan catatan penguasaan bola hingga 61 persen. Sebaliknya, Atalanta yang biasanya tampil ofensif kali ini terpaksa lebih banyak mundur untuk mengantisipasi serangan PSG yang bertubi-tubi. PSG mencatat total 16 tembakan sepanjang laga, sedangkan Atalanta hanya menembak 9 kali.
Upaya PSG itu akhirnya membuahkan hasil pada menit-menit akhir berkat aksi dua pemain termahalnya, Neymar dan Kylian Mbappe. Sebelum laga ini, Neymar mengatakan bahwa ia sedang dalam kondisi terbaiknya dan berhasil membuktikannya di lapangan.
Ketika waktu normal 90 menit tinggal beberapa detik, Neymar menunjukkan kualitasnya di kotak penalti lawan setelah menerima umpan dari Eric Maxim Choupo-Moting. Neymar lantas memberikan umpan silang kepada Marquinhos yang mencetak gol untuk menyamakan kedudukan.
Gol Marquinhos cukup untuk membuat Atalanta terkejut dan semakin goyah sehingga PSG bisa menambah keunggulan pada menit ke-90+3. Pada gol kedua itu, giliran Mbappe yang memberikan asis kepada Choupo-Moting. Pola gol kedua ini serupa dengan gol pertama PSG yang memanfaatkan kelemahan di sisi kanan pertahanan Atalanta.
”Gol-gol itu datang terlambat, tetapi kami sangat layak mendapatkan kemenangan ini. Kami tidak pernah berhenti percaya dan terus menyerang,” kata Pelatih PSG Thomas Tuchel. Kemenangan ini pun mengantar PSG melaju ke babak semifinal untuk menghadapi Atletico Madrid atau RB Leipzig yang baru bertarung pada laga perempat final lainnya, Jumat (14/8/2020) dini hari WIB.
PSG akhirnya berhasil melaju ke babak semifinal untuk pertama kalinya sejak 2011 ketika mereka mulai diakuisisi Qatar Sports Investments dan mendapat guyuran dana besar. Akhirnya mereka mulai merasakan manfaat dari investasi yang mereka lakukan selama ini, salah satunya dengan membeli Neymar dan menjadikannya pemain termahal di dunia pada 2017.
Ironisnya, PSG yang menjadi tim terkaya kelima di dunia berdasarkan data dari Deloitte Football League itu justru ditolong oleh pemain berstatus free transfer dari Stoke City, Choupo-Moting, untuk bisa menembus semifinal. Choupo-Moting bergabung dengan PSG pada 2018 dan pada laga itu menjadi pemain cadangan yang tampil menggantikan Mauro Icardi.
Kenangan indah
Atalanta tentu pulang dengan kekecewaan mendalam seusai laga ini. Namun, Pelatih Atalanta Gian Piero Gasperini tetap mengingatkan kepada pemainnya bahwa mereka telah memiliki kenangan indah musim ini. ”Kami masih akan punya memori tentang Liga Champions ketika kami tampil sebagai tim yang masih berkembang dan harus melawan salah satu tim terbesar di Eropa,” ujarnya.
Atalanta masih bisa mencoba lagi pada musim depan karena mereka telah finis di peringkat ketiga Liga Italia musim ini. Tiket Liga Champions musim depan sudah ada di tangan dan Gasperini ataupun manajemen Atalanta masih punya banyak waktu untuk memikirkan cara untuk memperkuat timnya.
”Kami tetap bisa bergembira dan tahun depan kami akan mulai lagi dengan perkembangan baru. Maksud saya perkembangan dalam konteks cara bermain karena jika dilihat dari konteks hasil, itu bisa menipu,” kata Gasperini.
Jika dilihat dari permainan tim, Atalanta sebagai tim, yang gaji seluruh pemainnya setara dengan gaji untuk Neymar dalam setahun, mampu bersaing dengan tim elite Eropa lainnya. Namun, jika dilihat dari hasil akhir, sepak bola ditakdirkan untuk selalu menawarkan kejutan. Seperti PSG yang terkejut melihat Atalanta bisa memberikan perlawanan atau sebaliknya, Atalanta terkejut ketika PSG membobol gawang mereka dalam waktu tiga menit ketika kemenangan sudah di depan mata. (AFP/REUTERS)