Andrea Dovizioso mengawali balapan perpisahan dengan Ducati, tim yang dia bela selama delapan musim, dengan memenangi MotoGP seri Austria. Pebalap berusia 34 tahun itu membuktikan dirinya masih yang terbaik di Ducati.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
SPIELBERG, MINGGU — Kemenangan pebalap MotoGP, Andrea Dovizioso, di Red Bull Ring, Austria, menjaga martabat Ducati, Minggu (16/8/2020). Tim pabrikan asal Italia itu kini memenangi MotoGP seri Austria untuk lima kali beruntun.
Namun, kemenangan ini sekaligus menjadi tamparan bagi manajemen Ducati yang gagal mempertahankan aset penting mereka, pebalap premium sekelas Dovizioso. Pebalap asal Italia itu akan terus tancap gas pada 10 balapan tersisa untuk memburu gelar juara pertamanya.
Jika kembali memenangi balapan pekan depan, masih di Austria, Dovizioso berpotensi menjadi pemimpin klasemen MotoGP jika pemimpin klasemen Fabio Quartararo (Petronas SRT Yamaha) finis di luar tiga besar. Saat ini, Dovizioso berada di posisi kedua dengan 56 poin, tertinggal 11 poin di bawah Quartararo. Sementara pebalap tim pabrikan Yamaha, Maverick Vinales, turun di posisi ketiga setelah hanya bisa finis keenam.
Seri kelima itu berpotensi menjadi balapan kunci bagi Dovizioso untuk meraih gelar juara pertamanya. Kemenangan akan menjadi bekal sempurna menjalani seri keenam dan ketujuh di San Marino, di saat dia finis terdepan pada 2018.
Kemenangan pada seri keempat MotoGP ini membuat Dovizioso merasakan sesuatu yang sangat aneh, mengingat dia baru saja memutuskan tidak melanjutkan membalap untuk Ducati pada musim depan. Keputusan itu diambil Dovizioso pada Sabtu, berselang sehari setelah Manajer Ducati Davide Tardozzi menyatakan akan memutuskan masa depan Dovizioso setelah dua seri di Austria.
Pernyataan Tardozzi dan jawaban Dovizioso memunculkan dugaan pebalap yang sangat berpengalaman itu merasa diragukan performanya. Dia menang belum menunjukkan penampilan terbaiknya pada tiga seri awal musim ini, bahkan tampil mengecewakan di Brno, Ceko, dua pekan lalu.
Namun, menilai kemampuannya semata dari dua balapan di Austria sepertinya tidak bisa diterima oleh Dovizioso. Dia juga diyakini tidak sepakat dengan tawaran pemangkasan gaji dari Ducati akibat pemangkasan anggaran di masa pandemi.
”Sangat, sangat aneh untuk banyak alasan. Dua kali start untuk dua balapan juga aneh,” ujarnya mengenai perasaannya setelah memenangi balapan di Austria kepada MotoGP.
Kecelakaan parah
Balapan ini memang sempat dihentikan karena kecelakaan parah saat pebalap Petronas SRT Yamaha, Franco Morbidelli, menabrak pebalap Esponsorama, Johann Zarco, yang melebar menjelang memasuki tikungan. Kedua pebalap itu terlempar ke zona kerikil, motor mereka melenting melewati lintasan yang nyaris menghantam Valentino Rossi.
Kedua pebalap itu terlempar ke zona kerikil, motor mereka melenting melewati lintasan yang nyaris menghantam Valentino Rossi.
Pebalap tim Yamaha itu nyaris terhantam motor Morbidelli yang meluncur dengan sangat cepat di belakangnya, serta motor Zarco terbang persis di depan matanya. Rossi menutup wajahnya dengan kedua tangannya saat melihat rekaman kecelakaan di padok saat bendera merah. Kecelakaan pada awal lap ke-9 itu memaksa balapan dihentikan, lalu start dimulai dengan posisi pada lap ke-8 untuk menempuh 20 balapan.
”Tidak mudah mengawali balapan kedua (setelah bendera merah), dengan energi yang sempurna, tetapi saya mampu mengelola balapan. Ban belakang saya sangat aus, tetapi saya bisa mengatasinya dengan pengereman untuk membuat pace. Sangat senang bisa kembali dan penting bisa berjuang untuk meraih kemenangan,” ujar Dovizioso.
Dia mampu mengatasi tekanan dari pebalap Suzuki Ecstar, Alex Rins, yang sangat cepat. Dia sempat didahului oleh Rins, tetapi pebalap Spanyol itu kehilangan daya cengkeram ban depan dan terjatuh. Dovizioso pun sempat ditekan oleh pebalap Pramac Ducati, Jack Miller, tetapi mampu menjaga posisinya hingga finis. Miller justru gagal finis kedua karena rekan setim Rins, Joan Mir, mampu mendahului menjelang akhir balapan.
Ini podium pertama Mir di ajang MotoGP. Pencapaian ini menegaskan Suzuki memiliki potensi besar untuk menjadi penantang juara musim ini jika mampu tampil konsisten. Motor mereka memiliki kecepatan yang bisa menyaingi Ducati.
”Hari yang luar biasa. Kami memiliki pace untuk finis di podium, tetapi dalam beberapa balapan sebelumnya kami mendapat nasib buruk. Hari ini, saya mendapat podium pertama saya karena saya memiliki tim yang sangat bagus,” tegas Mir.
Mir membalap dengan sangat bagus hingga mampu memaksimalkan performa GSX-RR untuk menyaingi Desmosedici. Miller pun mengakui tak mampu menahan Mir. ”Saya berusaha keras sejak awal balapan dan melakukan yang saya bisa. Dalam 20 lap balapan kedua saya sempat memimpin dan senang dapat podium meskipun kehilangan posisi kedua. Saya berusaha menutup (Mir), tetapi saya tidak bisa menahan dia,” tutur Miller yang musim depan akan membalap di tim pabrikan Ducati.
Terkait kondisi Morbidelli seusai kecelakaan, Petronas SRT menyatakan pebalap Italia itu tidak mengalami cedera parah. ”Franco baik-baik saja. Tangan kanan, bahu, dan kepalanya mengalami hantaman keras saat kecelakaan, tetapi dia tidak kehilangan kesadaran sedikit pun. Dia telah menjalani pemindaian CT, yang menunjukkan tidak ada masalah besar. Franco saat ini berada di Clinica Mobile untuk menjalani perawatan ringan,” bunyi akun Twitter tim Petronas SRT @sepangracing.
Zarco, yang meraih pole position dan finis ketiga di Brno, juga tidak mengalami cedera. Dia bisa berjalan seusai kecelakaan yang terjadi saat motor melaju dalam kecepatan sekitar 200 kilometer per jam itu.