Heat yang dipandang sebelah mata pada awal musim telah menjadi ancaman terbesar di NBA. Kolektivitas racikan sang pelatih Spoelstra membuat tim tak terbendung.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
ORLANDO, RABU — Enam tahun lamanya Miami Heat kehilangan prestise sebagai salah satu tim besar NBA pada awal abad ke-21. Musim ini, penantian panjang itu berakhir lewat kejutan tim sederhana ala Erik Spoelstra. Datang seakan asap yang tak dianggap pada awal musim, Heat berubah menjadi bara api paling bersinar dalam perebutan cincin juara.
Tim ”kuda hitam” ini baru saja memastikan langkah ke Final Wilayah Timur seusai menumbangkan unggulan teratas, Milwaukee Bucks, 103-94, pada gim ke-5, Rabu (9/9/2020) WIB. Heat yang diprediksi akan gagal lagi di musim ini justru merebut seri atas Bucks, 4-1.
Ini merupakan final wilayah pertama mereka sejak era emas trio megabintang, LeBron James, Dwyane Wade, dan Chris Bosh, pada 2014. Setelah kepindahan James, Heat seakan kehilangan daya ledaknya.
”Tidak mudah untuk bisa menggapai final wilayah. Kami sudah mencobanya berkali-kali, ini hal yang sangat sulit. Karena itu, kami membuat perubahan pada musim dengan mendatangkan pemain yang tepat,” kata Spoesltra, yang membawa Heat juara NBA dua kali (tahun 2012 dan 2013).
Pada awal musim, Heat mendatangkan kepingan terpenting, yaitu Jimmy Butler. Pemain veteran berusia 31 tahun itu mengawali reinkarnasi Heat setelah dibuang bekas timnya, Philadelphia 76ers.
Alih-alih terpuruk, Butler justru menjadi pemimpin di dalam tubuh Heat. Dia berperan vital selama playoff, termasuk dalam empat kemenangan atas Bucks. Pemain dengan naluri hewan buas ini sukses membungkam bintang Bucks yang digadang-gadang sebagai pebasket terbaik saat ini, Giannis Antetokounmpo.
Fokus dan etos tinggi Butler mampu mengangkat moral tim. Di ”gelembung”, dia pernah ditegur tetangga hotel karena berlatih dribel bola di kamar hingga larut malam. Dia juga menolak hak istimewa mengundang keluarga karena ingin fokus seutuhnya pada permainan.
Meski begitu, Heat bukanlah tim individual. Tidak mungkin satu tim NBA melaju jauh di playoff dengan hanya mengandalkan seorang bintang. Butler memang penting, tetapi dia hanya roda dari permainan kolektif ala Spoelstra.
Gaya main Heat mirip seperti logo klub mereka, bola basket yang diselimuti bara api. Jika lawan memadamkan satu titik api, masih ada titik-titik lain yang akan terus menyala. Begitu pula permainan kolektif Heat. Semua pemain punya peran penting dalam menyerang dan bertahan.
Dalam serangan, ada enam pemain mereka yang mencetak rata-rata dua digit poin setiap gim selama playoff. Butler kerap mencoba penetrasi ke area dalam. Ketika ditutup rapat, penembak andal Heat, seperti Goran Dragic, Duncan Robinson, dan rookie Tyler Herro, siap mengeksekusi dari lingkar tiga angka.
Solid
Solidnya tim pun terlihat saat bertahan. Pemain dengan kekuatan bertahan menonjol, Butler, Bam Adebayo, dan Jae Crowder, akan melindungi keranjang dengan tubuh atletis mereka. Menurut Analis NBA, Jimmy Jackson, pertahanan Heat susah ditembus karena mereka agresif, tetapi tidak membuat pelanggaran.
”Kami selalu ingin baik sebagai sebuah tim. Kami ingin menang dan tidak peduli dengan statistik dan ketenaran individu. Semua yang kami mau hanya juara bersama,” kata Butler, yang baru merasakan final wilayah sepanjang kariernya.
Dua pemain baru yang menjadi faktor ”X” adalah Andre Iguodala dan Herro. Iguodala sangat membantu dari sisi pengalaman playoff dengan catatan tiga kali membawa Golden State Warriors juara. Herro memberikan spirit seorang pemuda tanpa punya rasa takut ke dalam tim.
Kombinasi tersebut menjadikan Heat sebagai tim tak tersentuh saat ini. Mereka menjadi tim pertama yang lolos ke final wilayah dengan rekor playoff, 8-1, atau kemenangan 88 persen. Hasil itu diraih melawan dengan tim berperingkat lebih tinggi, Pacers dan Bucks. ”Mereka adalah tim terpanas di NBA sekarang,” kata legenda hidup NBA, Magic Johnson.
Semua kelengkapan Heat itu berada dalam genggaman tangan dingin Spoelstra, pelatih yang mampu menangani ego trio James, Wade, dan Bosh pada era Heat sebelumnya. Pelatih yang sangat detail dalam strategi itu kini menatap gelar ketiganya.
Di final wilayah, Heat akan menanti pemenang antara semifinal lain, Boston Celtics atau juara bertahan Toronto Raptors. Saat ini, Celtics masih unggul dalam seri terbaik dari tujuh laga, 3-2. (AP)