Dua petenis muda seusia, Stefanos Tsitsipas dan Andrey Rublev, telah membangun rivalitas unik di lapangan tanah liat. Mereka kembali berhadapan dalam selang waktu 10 hari, kali ini di perempat final Perancis Terbuka.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
PARIS, SELASA ― Dengan usia sama dan saling mengenal sejak yunior, Stefanos Tsitsipas dan Andrey Rublev menciptakan persaingan unik dan ketat di lapangan tanah liat dalam waktu singkat. Setelah bertemu pada final turnamen ATP 500 Hamburg, kedua petenis berusia 22 tahun itu akan berjumpa untuk kedua kalinya dalam waktu sepuluh hari.
Pertemuan ini akan terjadi pada perempat final Grand Slam Perancis Terbuka di Lapangan Philippe Chatrier, Roland Garros, Paris, Rabu (7/10/2020). Laga perempat final di paruh atas lainnya mempertemukan unggulan pertama Novak Djokovic melawan Pablo Carreno Busta.
Duel Tsitsipas melawan Rublev menjadi pertemuan pertama mereka di Perancis Terbuka, yang menjadi puncak persaingan rangkaian turnamen tanah liat, dengan sejumlah turnamen pendahulu termasuk ATP Hamburg, Jerman, 21-27 September. Di Hamburg, Tsitsipas dan Rublev bertemu pada laga puncak yang dimenangi Rublev, 6-4, 3-6, 7-5.
Setelah itu, keduanya pergi ke Paris untuk mengikuti Perancis Terbuka. Hanya berselang dua hari, kedua petenis menjalani babak pertama yang harus berlangsung dalam lima set setelah kehilangan dua set pertama. Tsitsipas bersusah payah mengalahkan Jaume Munar, 4-6, 2-6, 6-1, 6-4, 6-4, dalam waktu 3 jam 12 menit, sedangkan Rublev bekerja keras menundukkan Sam Querrey, 6-7 (5-7), 6-7 (4-7), 7-5, 6-4, 6-3, dalam 3 jam 17 menit.
Dengan ditempatkan pada paruh atas undian, kali ini Tsitsipas dan Rublev bertemu pada perempat final. Dengan undian 128 pemain pada Grand Slam dan 32 pemain di ATP Hamburg, pertemuan pada pertandingan kelima (perempat final) di Roland Garros setara dengan final Hamburg.
”Ya, lucu juga. Kami menghadapi pekan sulit di Hamburg dengan final yang sulit, lalu tertinggal dua set pada babak pertama, sekarang akan bertemu di perempat final. Semoga kami bisa menampilkan kemampuan terbaik hingga tercipta pertandingan level tinggi dan bisa dinikmati penonton,” komentar Rublev.
Sementara itu, Tsitsipas bertekad bisa mengubah hasil di Hamburg yang menjadi kekalahan kedua dari tiga pertemuan dengan Rublev. Satu-satunya kemenangan Tsitsipas didapat pada pertemuan pertama, semifinal Turnamen Final ATP Next Gen 2018. Dalam turnamen akhir musim untuk delapan petenis terbaik berusia 21 tahun ke bawah itu, Tsitsipas menjadi juara, sedangkan Rublev di peringkat ketiga.
”Ini akan menjadi kesempatan penting untuk bisa berbuat lebih baik. Rublev adalah petenis yang sangat sulit dikalahkan. Permainannya sangat solid di semua bagian,” ujar Tsitsipas.
Berkembangnya kemampuan Rublev diakui rekannya sesama petenis Rusia, Daniil Medvedev, dan petenis Italia, Matteo Berrettini. ”Servis, pengembalian servis, forehand, dan backhand-nya lebih baik. Saya merasakan, setiap kali berhadapan dengan Andrey, permainannya terus berkembang,” ujar Berrettini yang dikalahkan Rublev pada babak keempat AS Terbuka.
Medvedev bahkan menyebut Rublev sebagai petenis terbaik dunia saat ini. Dia yakin rekan senegaranya itu akan segera masuk jajaran peringkat 10 besar dunia. Rublev, yang telah meraih tiga gelar juara pada tahun ini (hanya kalah dari Novak Djokovic dengan empat gelar), berada pada peringkat ke-12 dunia. Dia tertinggal dari Tsitsipas, peringkat keenam dunia, karena penampilannya dalam turnamen ATP terganggu cedera tangan kanan dan punggung bawah pada 2018 dan 2019.
Ini akan menjadi kesempatan penting untuk bisa berbuat lebih baik. Rublev adalah petenis yang sangat sulit dikalahkan. Permainannya sangat solid di semua bagian.
Namun, masa kosong turnamen, pada Maret-Agustus karena pandemi Covid-19, dimanfaatkannya untuk memperbaiki semua kekurangan. Hal itu membuat Rublev yakin bisa memperkecil ketertinggalan dari rekan seangkatannya.
”Harapan saya adalah lebih baik dari sisi mental, terutama dalam menghadapi dan saat sedang berada dalam pertandingan,” ujar Rublev, yang mencontoh ketangguhan mental dan sikap rendah hati Rafael Nadal. Upaya itu setidaknya telah membawa Rublev pada perempat final dua Grand Slam beruntun, AS dan Perancis Terbuka.
Perempat final lain, yang mempertemukan Djokovic dan Busta, menjadi ulangan pertemuan mereka pada babak keempat AS Terbuka yang tak tuntas. Saat itu, Djokovic didiskualifikasi ketika bermain pada set pertama dan tertinggal, 5-6.
Petenis nomor satu dunia itu dikeluarkan dari turnamen ketika bola pukulannya ke belakang lapangan, setelah kehilangan servis, mengenai leher salah satu hakim garis. Tindakan yang membahayakan orang lain itu termasuk pelanggarakan kode etik dalam pertandingan yang membuahkan sanksi diskualifikasi.
Djokovic bangkit setelah syok selama beberapa hari akibat kejadian itu. Dia tampil pada Roma Masters dan menjuarainya sebelum datang ke Roland Garros.
Kejutan Berlanjut
Ketika persaingan tunggal putra diwarnai laga-laga kelas berat pada perempat final, atmosfer pada tunggal putri menunjukkan hal yang sebaliknya. Tiket semifinal pertama bahkan didapat petenis kualifikasi berperingkat ke-131 dunia, Nadia Podoroska. Petenis Argentina itu menyingkirkan unggulan ketiga, Elina Svitolina, 6-2, 6-4, pada perempat final, Selasa.
Podoroska pun menjadi petenis kualifikasi pertama yang lolos ke semifinal Perancis Terbuka pada era Terbuka, sejak 1968. Dia menjadi tunggal putri kedua Argentina yang bisa menembus semifinal Grand Slam setelah Paola Suarez di Perancis Terbuka 2004.
”Rasanya sulit bagi saya untuk berbicara setelah memenangi pertandingan ini. Saya dan tim bekerja sangat baik pada masa karantina karena Covid-19. Saya berlatih dengan keras bersama mereka, itu sebabnya saya bisa berada di sini,” ujar petenis berusia 23 tahun itu.
Pada semifinal, petenis yang mendapat dukungan dari legenda tenis Argentina, Gabriela Sabatini, melalui media sosial itu, akan berhadapan dengan Martina Trevisan atau Iga Swiatek. Laga perempat final mereka berlangsung pada Selasa tengah malam waktu Indonesia.
Seperti Podoroska, Trevisan (Italia) juga berstatus petenis kualifikasi dengan berperingkat ke-159 dunia. Perempat final lain nomor ini mempertemukan sesama petenis AS, Sofia Kenin dan Danielle Collins, serta Petra Kvitova dan Laura Siegemund. (AFP/REUTERS)