Fabio Quartararo berpotensi menancapkan sejarah besar dengan menjadi pebalap tim satelit pertama yang menjuarai MotoGP. Tonggak sejarah itu berpotensi dicapai dengan intervensi tim.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·6 menit baca
LE MANS, JUMAT — Fabio Quartararo akan mendapat dukungan penuh dari sekitar 5.000 penonton yang menyaksikan langsung balapan di Le Mans, Sarthe, Perancis, Minggu (11/10/2020). Kehadiran penonton itu menyuntikkan motivasi bagi pemuncak klasemen MotoGP itu untuk meraih kemenangan keempat musim ini dan menjauh dari kejaran para pesaingnya. Podium tertinggi di Le Mans akan memuluskan langkah pebalap Petronas SRT Yamaha itu menancapkan sejarah baru.
Quartararo kembali meraih kepercayaan diri dan mendapat suntikan motivasi setelah kembali meraih podium tertinggi di Barcelona. Ini kemenangan ketiga, setelah dua seri awal di Jerez, Spanyol. Pebalap asal Perancis itu sempat paceklik podium pada seri Ceko, Austria, Styria, San Marino, dan Emilia Romagna. Dia sempat kehilangan posisi puncak, akibat digusur oleh pebalap Ducati, Andrea Dovizioso.
Kemenangan di Barcelona mengembalikan Quartararo ke puncak klasemen dengan 108 poin, tetapi kini ditempel ketat oleh pebalap Suzuki Ecstar Joan Mir dengan selisih hanya delapan poin. Mir sangat konsisten dengan empat podium dalam lima balapan terakhir. Tekanan bagi Quartararo juga datang dari pebalap Monster Energy Yamaha Maverick Vinales yang terpaut 18 poin di posisi tiga.
Tekanan menjadi masalah terbesar bagi Quartararo saat ini, menyusul perbaikan performa motor YZR-M1. Faktor mental itulah yang sering dikhawatirkan menjadi penjegal langkah Quartararo menuju puncak dunia. Dia pernah mengalami masalah serupa di kelas Moto2, di mana kehilangan kendali perebutan juara setelah dia berada dalam sorotan. Kini, dia menghadapi ujian besar pada musim keduanya di MotoGP, dengan tekanan dari Mir, Vinales, juga para pemacu Ducati seperti Dovizioso dan Jack Miller.
Kemampuan mengatasi tekanan akan dibuktikan oleh Quartararo pada balapan di negerinya, akhir pekan ini. Dia optimistis bisa tampil bagus, memperbaiki performa musim lalu di mana dia finis di posisi kedelapan. Musim ini, targetnya adalah meraih posisi start di baris depan dan finis pertama.
”Yeah, itu adalah momen besar untuk meraih kemenangan ketiga saya di Barcelona dan saya pikir itu yang terpenting. Kami memiliki sejumlah momen sulit di Misano, Brno, dan Austria,” tegas pebalap berusia 21 tahun itu dalam konferensi pers di laman MotoGP, Kamis (8/10/2020).
”Ini sesuatu yang sangat bagus bisa kembali ke trek yang sangat saya sukai. Tahun lalu sangat positif di sini, hasilnya tidak terlalu bagus, tetapi dalam balapan kami menunjukkan pace kami sangat cepat, jika kami melihat waktu putaran kami memiliki pace untuk meraih podium. Itu sangat bagus, kami berharap hal yang sama tahun ini. Saya sangat yakin, cuaca terlihat terlalu buruk jadi saya senang dan percaya diri berada di sini,” papar Quartararo.
Menurut rekan senegara Quartararo, Johann Zarco (Esponsorama Racing), balapan di Le Mans ini akan memberi tekanan kepada pemuncak klasemen. ”Grand Prix Perancis, saya pikir tekanannya untuk Fabio, bukan untuk saya,” ujarnya.
Tekanan itu nyata, karena Joan Mir juga termotivasi meraih kemenangan pertamanya di MotoGP. Podium tertinggi dinilai oleh pebalap Spanyol itu sebagai modal penting untuk menjuarai musim ini. Pada balapan di Barcelona, dia finis kedua, tetapi merasa bisa finis terdepan mengungguli Quartararo jika masih ada satu lap lagi. Kini, target Mir adalah meraih posisi start di baris depan untuk memperbesar peluangnya memenangi balapan.
Posisi start Mir, hingga delapan seri yang berlangsung, hanya sekali di baris depan pada seri Styria di Red Bull Ring. Sejak seri pembuka di Jerez posisi startnya adalah 10, 10, 9, 6, 3, 8, 11, 8.
”Kami sangat dekat (dengan kemenangan), jadi Anda memikirkan itu, tetapi untuk memenangi Kejuaraan Dunia, Anda perlu memenangi sejumlah balapan. Pada saat ini, kami sangat kompetitif dan konsisten, dan cepat, kemenangan sangat dekat, tetapi kami belum meraih satu pun,” tegas pebalap berusia 23 tahun itu.
”Saya fokus pada kemenangan pertama saya, tetapi yang pertama kami perlu meraih poin, penting untuk terus seperti ini. Hanya fokus pada kemenangan,” ujar Mir.
”Menurut saya, kunci memenangi balapan bisa start dari dua baris depan. Ini area di mana kami memiliki marjin untuk diperbaiki, yang pasti sulit untuk menemukan solusinya karena itu bukan titik terkuat kami. Tetapi, saya percaya diri tim akan menemukan solusi. Bukan bertarung untuk meraih pole position, tetapi saya akan senang bisa start dari dua baris depan,” kata Mir.
Perintah tim
Persaingan dua pebalap muda itu untuk meraih gelar juara dunia MotoGP berpotensi mendorong setiap tim mengeluarkan team order atau perintah kepada rekan setimnya untuk memberi dukungan saat balapan. Namun, skenario team order jarang dilakukan di MotoGP. Salah satu contohnya adalah saat dua pebalap tim pabrikan Yamaha, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, bersaing ketat pada musim 2015. Pada musim itu, kedua pebalap itu sama-sama berpeluang juara. Situasi bisa berbeda jika ada salah satu yang tidak berpeluang juara dan satu pebalap di ambang juara.
Namun, skenario perintah tim itu bukan sesuatu yanhg diharapkan oleh Quartararo maupun Mir, juga rekan setim mereka, Franco Morbidelli dan Alex Rins.
”Bagi saya tidak akan ada team order, saya fokus sepenuhnya pada setiap balapan. Rekan setim saya perlu bertarung untuk kemenangan dan ini bukan balapan terakhir. Yang pasti, jika dalam bulan terakhir di balapan terakhir, dan kami perlu untuk memainkan sesuatu, maka akan ada beberapa team order,” ujar Quartararo.
”Jika ini sebaliknya, dan Franco yang bertarung untuk kejuaraan dalam balapan terakhir, sudah pasti saya akan membantu, tetapi tidak akan ada team order hingga balapan terakhir, ini hal terbaik untuk bertarung dalam kejuaraan,” pungkas Quartararo.
Namun, Morbidelli menegaskan, hingga saat ini belum ada team order dan dia yakin tidak akan ada instruksi untuk mendukung Quartararo. ”Saya tidak berpikir tentang itu. Pertama, saya masih dalam permainan (untuk meraih juara). Kedua, tim tidak meminta apa pun. Ketiga saya pikir ini akan bertentangan dengan sifat dasar olahraga kita. Berdasarkan tiga alasan itu, saya tidak memikirkan hal itu,” tegas pebalap asal Italia itu.
Sementara itu, Mir dan Rins berkomitmen untuk mendukung rekan setimnya untuk meraih gelar juara jika dirinya tidak berpeluang juara. ”Alex memiliki peluang untuk menang, jadi saya pikir jika dalam dua balapan terakhir atau balapan terakhir, jika salah seorang pebalap tidak bisa memenangi kejuaraan dan yang lainnya bisa, saya pikir akan ada team order,” ujar Mir dikutip Crash.
Rins juga memberi komitmen sama untuk mendukung Mir jika itu diperlukan. ”Ya (saya akan membantu Joan). Jika saya tidak memiliki peluang untuk menang, saya akan berusaha membantu Joan. Saya melakukan itu dengan Honda pada Moto3 bersama Alex Marquez, jadi ini masuk akal,” tegas Rins yang finis ketiga di Barcelona. Dia mulai pulih dari cedera retak tulang bahu dan semakin cepat memacu GSX-RR.
”Jika Anda ingin menempatkan tim di posisi teratas dan Anda memiliki kesempatan dalam kejuaraan, Anda perlu membantu dia memenangi kejuaraan,” ujar Rins.
”Saya akan memberi dia imbalan uang,” ujar Mir bercanda merespons jawaban Rins.