Everton sudah memiliki banyak keuntungan saat melawan Liverpool pada laga derbi Merseyside, Sabtu malam. Namun, ”The Toffees” harus kembali gigit jari karena Liverpool masih terlalu tangguh di laga sarat kontroversi itu.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LIVERPOOL, SABTU — Transformasi Everton dengan manajer Carlo Ancelotti belum cukup untuk menumbangkan juara bertahan Liga Inggris, Liverpool, di Stadion Goodison Park, Sabtu (17/10/2020). Everton ditahan Liverpool, 2-2, dan kehilangan peluang terbaiknya memenangi derbi Merseyside untuk pertama kali dalam satu dekade.
Laga ini berlangsung tepat 10 tahun sejak kemenangan terakhir Everton atas rival sekotanya itu di Goodison Park pada 17 Oktober 2010. Everton, pada musim ini, sebetulnya memiliki cukup amunisi untuk dapat mengulang kesuksesan tersebut. Namun, itu ternyata tidak cukup.
Padahal, Everton telah tampil beda di tangan Ancelotti dengan memenangi empat laga awal di Liga Inggris musim ini. Ancelotti mengubah Everton menjadi lebih ganas dengan trio penyerang Richarlison, Dominic Calvert-Lewin, dan James Rodriguez.
Sebelum bertemu Liverpool, Everton sudah mengoleksi 12 gol di Liga Inggris. Calvert-Lewin mencetak separuh gol di antaranya. Calvert-Lewin tetap berbahaya karena bisa menambah satu gol lagi ke gawang Liverpool pada laga kemarin. Ia menjadi pemain Everton kedua, setelah Tommy Lawton pada musim 1939-1939, yang mampu mencetak gol pada setiap laga dalam lima laga beruntun sejak awal musim Liga Inggris.
Langkah trio penyerang itu bahkan ”dipermudah” dengan absennya kiper utama Liverpool, Alisson Becker, dan bek Virgil van Dijk yang harus meninggalkan lapangan akibat cedera ketika laga baru berjalan 10 menit. Liverpool, yang berupaya bangkit dari kekalahan memalukan 2-7 dari Aston Villa, dua pekan lalu, tidak bisa diperkuat kedua pilar pertahanannya itu hingga akhir laga derbi kemarin.
Kontroversi Pickford
Van Dijk cedera setelah ditekel kiper Everton, Jordan Pickford. Insiden itu menjadi kontroversi hangat. Pickford dianggap beruntung bisa bebas dari kartu merah meskipun ia mengganjal Van Dijk dengan keras. ”Cara Pickford merebut bola sangat berbahaya dan dia beruntung tidak disuruh keluar lapangan,” kata mantan penyerang Leeds United, Jermaine Beckford, dikutip BBC.
Namun, berbagai keuntungan yang dimiliki Everton itu seolah tidak berarti ketika penyerang Liverpool, Sadio Mane, langsung mencetak gol pada menit ke-3 setelah mendapat umpan silang dari bek sayap, Andrew Robertson. Lini pertahanan Liverpool boleh kehilangan sebagian kekuatannya. Akan tetapi, ketajaman lini serang mereka telah pulih seiring tampilnya kembali Mane yang sempat terjangkit Covid-19.
Cara Pickford merebut bola sangat berbahaya dan dia beruntung tidak disuruh keluar lapangan.
Pergerakan Mane dan Robertson di sektor kiri lapangan begitu berbahaya sehingga konsentrasi Rodriguez ikut terbelah. Pemain asal Kolombia yang telah menghidupkan kreativitas serangan Everton ini terpaksa ikut mundur untuk membantu pertahanan timnya.
Kekuatan yang dimaksimalkan Everton pada laga itu ialah duel-duel udara yang berbuah gol. Mereka bisa menyamakan kedudukan menjadi 1-1 melalui sundulan Michael Keane yang berawal dari asis Rodriguez. Adrian, kiper pelapis Liverpool, gagal mencegah bola masuk ke gawangnya.
Gol kedua Everton pun tercipta berkat kemampuan unik Calvert-Lewin untuk melompat lebih tinggi daripada bek lawan dan mencetak gol dengan sundulannya. Gol itu membuat Everton kembali menyamakan kedudukan setelah Liverpool juga mencetak gol lebih dulu lewat tendangan Mohamed Salah.
Everton beruntung
Everton pun beruntung bisa tetap meraih satu poin karena gelandang Liverpool, Jordan Henderson, sempat mencetak gol. Namun, wasit menganulir gol itu karena Mane, pemberi umpan ke Henderson, lebih dulu terperangkap off-side. Momen itu terjadi setelah Everton harus bermain dengan 10 pemain karena Richarlison melanggar keras Thiago Alcantara dan diganjar kartu merah.
”Saya kecewa tidak bisa memenangi laga ini dan kami sangat frustrasi. Namun, dalam konteks yang lebih besar (persaingan di Liga Inggris), laga ini menghasilkan satu poin dan kami harus mengambilnya,” kata Calvert-Lewin seusai laga itu.
Dengan tambahan satu poin, Everton tetap mengamankan posisi mereka di puncak klasemen sementara Liga Inggris dengan 13 poin. Liverpool, sesaat setelah laga itu, hanya mampu di peringkat kedua karena baru memiliki 10 poin.
Calvert-Lewin mengatakan, mereka kini berusaha mempertahankan rekor tidak terkalahkan. Target ini penting karena konsistensi adalah segalanya di Liga Inggris. Akan tetapi, target itu tidak mudah dicapai karena persaingan semakin ketat.
Sementara itu, Manajer Liverpool Juergen Klopp mencoba mengambil sisi positif dari hasil imbang itu. Ia senang para pemainnya bisa bangkit setelah dipermalukan Aston Villa.
”Ini mungkin laga tandang terbaik tim ini sejak saya menangani Liverpool. Tentu, saya lebih senang jika menang. Akan tetapi, saya lebih ingin melihat respons pemain dan karakter tim yang sebenarnya,” katanya.
Pada laga lainnya, Chelsea ditahan Southampton, 3-3, di Stamford Bridge.(AP/AFP)