Hasil buruk yang diperoleh Manchester City dan Chelsea menjadi keuntungan bagi Manchester United yang akan menghadapi Sheffield United. Tim ”Setan Merah” mengincar kemenangan tandang beruntun ke-10 pada laga ini.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
SHEFFIELD, RABU — Jalan yang dilalui Manchester United untuk memperbaiki posisi di klasemen Liga Inggris terbuka lebar menjelang duel melawan Sheffield United di Stadion Bramall Lane, Jumat (18/12/2020) pukul 03.00 WIB. Tim ” Setan Merah” yang selalu ganas saat menjalani laga tandang akan menghadapi Sheffield yang baru mengumpulkan satu poin pada musim ini.
Dua rival terdekat Setan Merah, yaitu Manchester City dan Chelsea, turut membukakan jalan tersebut. Pada laga yang berlangsung Rabu (16/12/2020) waktu Indonesia, City ditahan imbang West Bromwich Albion, 1-1, dan Chelsea dikalahkan Wolverhampton Wanderers, 1-2.
Hingga Rabu kemarin, City baru memiliki 20 poin di peringkat ke-6 dan Chelsea memiliki 22 poin di peringkat ke-5. Apabila MU berhasil mengalahkan Sheffield, mereka bakal mengumpulkan 23 poin dan bisa berada di atas Chelsea.
Peluang MU untuk bisa mengalahkan Sheffield sangat besar jika dinilai dari statistik penampilan kedua tim. Setan Merah sudah memenangi sembilan laga terakhir secara beruntun dan mereka bisa mempertahankan tren positif ini di Bramall Lane. Manajer MU Ole Gunnar Solskjaer juga mengaku, tim sudah tampil baik pada laga sebelumnya melawan City meski laga berakhir imbang 0-0.
Cavani telah menjalani pemulihan fisik dengan lancar, tetapi saya ragu ia bisa tampil pada laga nanti. Terlalu berisiko.
Menyadari keunggulan ini, Solskjaer tidak berani mengambil risiko dengan memainkan Edinson Cavani yang sebenarnya sudah pulih dari cedera. ”Cavani telah menjalani pemulihan fisik dengan lancar, tetapi saya ragu ia bisa tampil pada laga nanti. Terlalu berisiko,” kata Solskjaer dikutip BBC.
Solskjaer berusaha mempertahankan kondisi para pemain agar tim tetap bisa tampil konsisten di tengah jadwal padat akibat pandemi. Sudah banyak tim yang merasakan dampaknya dan kualitas permainan menjadi menurun.
Kebuntuan City
City merupakan salah satu tim yang penampilannya sedang menurun dan terbukti dengan hasil imbang saat melawan tim papan bawah, seperti West Brom, pada laga kandang di Stadion Etihad. Kebuntuan tim dalam mencetak gol kembali berlanjut setelah pada laga sebelumnya, City bermain imbang 0-0 ketika melawan MU.
Produktivitas gol City pada musim ini menurun drastis jika dibandingkan pada periode yang sama musim lalu. Dalam 12 laga pada musim lalu, City mampu mengoleksi sebanyak 35 gol, sedangkan pada musim ini mereka baru bisa mencetak 18 gol.
”Tidak perlu menjadi pintar untuk bisa melihat perbedaan penampilan kami pada musim ini dan musim lalu. Kami masih bisa menciptakan peluang, tetapi masalahnya, kami tidak bisa mencetak gol,” kata Manajer City Pep Guardiola.
City mampu menguasai bola hingga 77,2 persen saat melawan West Brom dan melakukan sebanyak 26 tembakan. Namun, West Brom yang hanya mencatat lima tembakan sepanjang laga tetap bisa menahan imbang.
Gol City pun baru terjadi pada menit ke-30 melalui Ilkay Gundogan, tetapi langsung disamakan West Brom pada menit ke-43 akibat gol bunuh diri Ruben Dias. Kiper City, Ederson, sudah berada di posisi yang tepat ketika bek West Brom, Semi Ajayi, menembak. Sialnya, arah bola berbelok setelah mengenai kaki Dias.
Upaya Guardiola untuk meningkatkan ketajaman tim dengan memasukkan Sergio Aguero pada menit ke-76 juga tidak membuahkan hasil. Kemampuan terbaik penyerang asal Argentina itu belum muncul lagi setelah lama absen karena cedera, dan baru saja menderita muntaber sehingga tidak ikut tampil pada laga derbi Manchester.
Saat West Brom bisa menyamakan kedudukan, Guardiola lantas mengangkat kedua tangannya untuk melampiaskan kekecewaannya. “Laga ini seharusnya bisa kami menangi. Posisi kami tidak terlalu jauh dari puncak klasemen, tetapi kami seharusnya bisa mengalahkan West Brom di kandang sendiri,” ujarnya.
Mampu menahan imbang City di Etihad praktis menjadi pencapaian istimewa West Brom yang saat ini berada di peringkat ke-19 dengan tujuh poin. Meski demikian, Manajer West Brom Slaven Bilic tetap saja dipecat.
Chelsea kelelahan
Hampir sama dengan nasib City, Chelsea mengalami kemunduran setelah berturut-turut dikalahkan Everton dan kini Wolves. Manajer Chelsea Frank Lampard menilai, kekalahan itu terjadi karena pemain sudah mulai kelelahan ketika menjalani jadwal kompetisi yang sangat padat.
”Pemain mungkin kelelahan. Saya benci mengatakan ini ketika kalah karena bakal terasa seperti sebuah alasan. Namun, meski kami tampil bagus hingga menit ke-60, kami tidak menunjukkan semangat,” kata Manajer Chelsea Frank Lampard. Dalam kondisi ini, Chelsea mulai rapuh dan Wolves bisa memanfaatkannya dengan baik.
Wolves sempat tertinggal 0-1 ketika Chelsea mencetak gol lebih dulu melalui Olivier Giroud pada menit ke-49. Namun, mereka mampu bangkit berkat dua gol dari Daniel Podence pada menit ke-66 dan Pedro Neto pada menit ke-90+5. (AFP/REUTERS)