Posisi Liverpool di puncak klasemen semakin terancam setelah dikalahkan Southampton, 0-1. Tumpulnya serangan tim dan krisis bek tengah menjadi masalah yang sedang dihadapi ”Si Merah”.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·3 menit baca
SOUTHAMPTON, SELASA — Lini serang Liverpool yang diperkuat trio Mohamed Salah, Sadio Mane, dan Roberto Firmino mulai bermasalah karena masih tumpul. ”Si Merah” tidak bisa mencetak gol ke gawang lawan dalam dua laga beruntun dan masalah ini membuat mereka bisa dikalahkan Southampton, 0-1, di Stadion St Mary, Selasa (5/1/2021) pagi waktu Indonesia.
Sebaliknya, Southampton hanya butuh 112 detik untuk mencetak gol tunggal pada laga tersebut. Gol tunggal itu pun dicetak Danny Ings, mantan penyerang Liverpool yang sempat merasa tersisih karena hadirnya trio Mane, Salah, dan Firmino. Ia lantas memutuskan pindah ke Southampton.
Gol cepat Ings memaksa Liverpool untuk meningkatkan intensitas serangan. Berdasarkan statistik laga, Si Merah berhasil menguasai bola hingga 67 persen dan melakukan total 17 tembakan. Namun, pertahanan rapat Southampton mampu menjaga gol cepat Ings itu menjadi satunya-satunya gol di laga itu yang membuat mereka menang.
Manajer Southampton Ralph Hasenhuettl lantas bersimpuh dan menundukkan kepala seusai wasit meniup peluit tanda laga berakhir. Kemenangan atas Liverpool di Liga Inggris merupakan sebuah pencapaian langka Southampton karena kemenangan terakhir sudah terjadi hampir lima tahun silam, yaitu pada Maret 2016. Pada waktu itu, Southampton mengalahkan Liverpool 3-2.
”Baru kali ini saya bisa meraih poin saat melawan Juergen (Klopp, Manajer Liverpool). Sebulan atau dua bulan lalu, kami bertemu dan saya sempat bercanda dengan mengatakan ’suatu saat saya akan mendapatkan poin saat melawanmu’,” ujar Hasenhuettl dikutip The Guardian.
Menangis haru
Wajar apabila Hasenhuettl sampai menangis haru merayakan kemenangan itu karena pada pertemuan sebelumnya mereka dikalahkan Liverpool, 0-4. Kemenangan ini juga mengantar mereka naik ke peringkat keenam dengan 29 poin atau terpaut empat poin di bawah Liverpool di puncak klasemen.
Meski masih berada di puncak klasemen, Liverpool tidak lagi aman. Di peringkat kedua masih ada Manchester United yang juga memiliki 33 poin dan tabungan satu laga. Selisih poin di papan atas pun kian rapat. Everton, yang kini berada di peringkat ketujuh, bahkan sudah mengumpulkan 29 poin.
Klopp semakin frustrasi ketika wasit juga mengabaikan protes Liverpool ketika Mane dijatuhkan Kyle Walker-Peters di kotak penalti.
Tumpulnya lini serang Liverpool menjadi pekerjaan rumah bagi Klopp saat ini jika ingin memperkokoh kembali posisi mereka di puncak klasemen. Pada dua laga sebelumnya, Liverpool bisa ditahan imbang West Bromwich Albion, 1-1, dan diimbangi Newcastle United, 0-0.
Di sisi lain, kekalahan itu tidak terlepas dari kondisi skuad Liverpool yang tengah pincang. Pada laga itu, mereka bermain tanpa satu pun bek tengah murni akibat badai cedera pemain di posisi itu, seperti Virgil van Dijk, Joel Matip, dan Joe Gomez. Klopp pun terpaksa memainkan duo gelandang jangkar, Fabinho dan Jordan Henderson, di posisi itu.
Klopp kesal
Menanggapi kekalahan tersebut, Klopp mengakui Southampton tampil lebih baik dari mereka. Namun, ia juga kesal karena ada dua insiden yang, menurut dia, bisa menjadi tendangan penalti yang menguntungkan Liverpool, tetapi wasit berkata lain.
Insiden pertama terjadi ketika bola yang ditendang Georginio Wijnaldum mengenai tangan Jack Stephens. Klopp semakin frustrasi ketika wasit juga mengabaikan protes Liverpool ketika Mane dijatuhkan Kyle Walker-Peters di kotak penalti.
”Dalam situasi ini, kami sungguh tidak beruntung. Saya dengar MU bisa mendapatkan lebih banyak tendangan penalti dalam dua tahun dibandingkan tendangan penalti yang saya dapatkan (di Liverpool) selama 5,5 tahun,” ujar Klopp yang mengungkapkan kebingungannya mengenai aturan handball akhir-akhir ini.
Pada pertengahan Januari mendatang, Liverpool akan menjamu MU pada laga Liga Inggris berikutnya. Apabila Klopp belum bisa mengatasi masalah di lini serang timnya pada laga tersebut, akibatnya bisa lebih fatal. (AFP/REUTERS)