Para atlet bulu tangkis Indonesia yang berlaga di turnamen internasional kini harus menjalani rutinitas baru yang tidak jarang menyakitkan, yaitu tes usap Covid-19. Dalam sepekan, mereka tiga kali menjalani tes itu.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
Para atlet bulu tangkis nasional Indonesia kini punya rutinitas baru selain berlatih, yaitu menjalani tes usap Covid-19. Seperti halnya ketika bertanding, sensasi nyeri dan ketegangan terus saja hadir meskipun kerap menjalani rutinitas baru itu menjelang tampil di sejumlah kompetisi internasional pada Januari 2021 ini.
”Mencoloknya (ke hidung dan tenggorokan) seperti tidak memakai perasaan. Hidung saya sampai ngilu rasanya,” ungkap Mohammad Ahsan, pemain ganda putra bulu tangkis Indonesia, seraya meringis nyeri seusai menjalani tes usap di Bangkok, Thailand, Kamis (7/1/2021).
Tes usap seusai latihan pagi itu adalah kali ketiga yang dilakukan Ahsan dan rekan-rekannya dalam kurang dari sepekan terakhir. Tes itu merupakan bagian dari protokol kesehatan ketat yang diterapkan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) dan panitia lokal menjelang turnamen Yonex Thailand Terbuka (12-17 Januari) dan Toyota Thailand Terbuka (19-24 Januari).
Kewajiban menjalani tes usap itu bahkan telah dilakukan sejak menjelang keberangkatan ke Bangkok. Skuad ”Merah Putih” juga telah melakukan tes untuk mendeteksi Covid-19 itu di pelatnas bulu tangkis, Cipayung, Jakarta Timur, 2 Januari lalu. Dua hari berikutnya, mereka diwajibkan menjalani tes usap lainnya sebelum diperbolehkan memasuki kamar hotel di Bangkok.
Selain ketiga tes itu, masih banyak jadwal tes usap lainnya yang harus dijalani para atlet di Bangkok hingga kembali ke Tanah Air. Mereka akan menjalani tes-tes serupa secara rutin setiap tiga atau empat hari sekali hingga waktu pulang.
Berdasarkan jadwal dari panitia, tes usap berikutnya akan dilakukan pada 11, 15, 18, dan 22 Januari. Sementara atlet yang lolos ke turnamen Final BWF World Tour, yang juga digelar di Thailand pada 27-31 Januari, akan memiliki tambahan jadwal tes usap, yaitu pada 22, 26, dan 30 Januari. Final BWF adalah turnamen yang diikuti delapan peringkat terbaik dari setiap nomor.
Sepertinya, petugas kesehatan di Bangkok tidak punya hati. Nusuknya sakit sekali.
Sebelum ini, atlet-atlet pelatnas juga telah terbiasa menjalani tes usap pada masa latihan di Cipayung. Tes yang sama dilakukan para atlet secara mandiri setelah menjalani masa liburan sebelum kembali berlatih di Cipayung.
”Rasanya hidung sudah agak kapalan nih, ha-ha-ha,” ujar Hendra Setiawan, pasangan bermain Ahsan, berseloroh menanggapi seringnya tes usap yang harus dijalaninya saat ini.
Sensasi baru
Meskipun telah sering dilakukan, menjalani tes usap selalu menghadirkan sensasi baru bagi para atlet, ibarat berduel dengan rival terberat di turnamen.
”Tes (usap) yang kedua ini rasanya dalam banget. Beda dengan di Indonesia,” kata Fajar Alfian, pemain ganda putra Indonesia lainnya, yang sampai merasakan sakit kepala seusai tes tersebut.
”Sepertinya, petugas kesehatan di Bangkok tidak punya hati. Nusuknya sakit sekali,” kata Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, pemain Indonesia lainnya.
Hasil tes usap biasanya diumumkan sehari setelah menjalani tes dan disampaikan lewat manajer setiap tim. Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PP Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Bambang Roedyanto mengatakan, jika tidak ada keterangan dari panitia, artinya hasil tes pemain adalah negatif Covid-19.
Meskipun rutinitas baru itu merepotkan dan menyakitkan bagi sebagian pemain, tes usap itu adalah keniscayaan bagi atlet dann penyelenggara untuk menggelar turnamen pada masa pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung seperti saat ini. Tanpa protokol kesehatan ketat, risiko penularan Covid-19 bakal tinggi dan penyelenggara pun sulit menjamin bisa digelarnya turnamen-turnamen internasional.
Sebagai catatan, Yonex Thailand Terbuka 2021 adalah turnamen internasional pertama yang diikuti para atlet bulu tangkis Indonesia dalam sembilan bulan terakhir. Mereka sempat vakum sejak akhir Maret 2020 menyusul mati surinya turnamen-turnamen dunia akibat pandemi Covid-19.
”Tes usap ini wajib. Walaupun sebetulnya tidak nyaman, tetap harus dijalani. Toh, semua itu demi kepentingan diri kita sendiri,” ujar Herry Iman Pierngadi, pelatih ganda putra Indonesia.
Hingga semalam belum ada kabar mengenai atlet Indonesia yang hasil tes usapnya di Bangkok positif Covid-19. Kevin Sanjaya Sukamuljo, atlet ganda putra andalan Indonesia, sebelumnya batal berangkat ke Bangkok akibat dipastikan terjangkit Covid-19.
Pengaturan skor
Akan tetapi, kabar buruk lainnya justru datang dari BWF. Kemarin, BWF mengumumkan, delapan atlet bulu tangkis asal Indonesia dihukum akibat sejumlah kasus pengaturan skor yang dilakukan hingga 2019 lalu. Tiga atlet di antaranya dijatuhi larangan tampil seumur hidup di bulu tangkis karena diketahui mengorganisasi rangkaian kasus pengaturan skor di berbagai turnamen.
Adapun lima pemain lainnya diskors 6 hingga 12 tahun dan denda mencapai 12.000 dollar AS atau setara Rp 170 juta. Kabar itu diumumkan BWF lewat laman resminya.
Delapan atlet Indonesia itu diketahui saling mengenal satu sama lain dan biasa berlaga di kompetisi internasional level bawah, khususnya di kawasan Asia. Mereka diduga memanipulasi hasil laga, salah satunya terkait dengan kepentingan taruhan atau judi. Namun, tidak satu pun dari mereka adalah atlet nasional yang ditempa di markas pelatnas PBSI di Cipayung.
Kedelapan atlet yang bermasalah itu adalah Hendra Tandjaya, Ivandi Danang, Androw Yunanto, Sekartaji Putri, Mia Mawarti, Fadilla Afni, Aditiya Dwiantoro, dan Agripinna Prima Rahmanto Putra.
”PBSI mengutuk perbuatan tercela itu yang telah mencederai nilai-nilai luhur olahraga, seperti sportivitas dan fair play, yang semestinya dijunjung tinggi atlet,” ujar Kepala Bidang Humas dan media PP PBSI Broto Happy melalui siaran persnya. (JON)