Rencana penyelenggaraan kompetisi IBL pada Januari 2021 kembali dibatalkan akibat peningkatan kasus Covid-19. Pembatalan ini merupakan yang kedua sejak Oktober 2020.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Rencana musim baru Liga Bola Basket Indonesia atau IBL, pada 15 Januari 2021 mendatang, di Jakarta, dibatalkan lagi. Keputusan tersebut dibuat pihak liga setelah mendapat arahan dari pemerintah pusat, akibat peningkatan drastis kasus positif Covid-19.
Pihak penyelenggara IBL menjelaskan, rencana kompetisi akan dijadwalkan ulang, kemungkinan pada Maret 2021. Dengan begitu, kompetisi basket terbesar di tanah air itu akan genap vakum selama setahun penuh, dari Maret tahun 2020.
“Persiapan kita sudah mencapai tahap akhir. Sudah mendapat rekomendasi dari semua pihak agar bisa berjalan. Namun, pada 6 Januari, ada pengumuman PSBB. Setelah berkoordinasi ulang dengan semua pihak, kami diminta menunda,” kata Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah, dalam konferensi pers virtual, Sabtu (9/1/2021).
Pembatalan rencana kompetisi ini menjadi yang kedua kali bagi IBL di tengah pandemi. Sebelumnya, Oktober 2020, rencana kelanjutan musim lalu juga dibatalkan akibat tidak mendapatkan izin dari Kepolisian Republik Indonesia.
Menurut Junas, kali ini semua masalah perizinan sudah selesai. Kompetisi tinggal digelar pada pekan depan. Namun, kondisi pandemi yang meningkat drastis, membuat pemangku kebijakan berpikir ulang.
Dalam beberapa hari terakhir, pihak IBL sudah menjelaskan penyelenggaraan akan aman. Mengingat, mereka menerapkan konsep “gelembung” di Mahaka Square, Kelapa Gading, seperti yang diadaptasi negara-negara lain. Jika ada kasus positif, panitia juga sudah menyiapkan langkah antisipasinya.
Yang jadi kekhawatiran (pemerintah), satu sisi ada pengetatan, tetapi satu sisi lain ada kegiatan olahraga. Di titik ini, kita harus menaati kebijakan yang lebih besar.
“Yang jadi kekhawatiran (pemerintah), satu sisi ada pengetatan, tetapi satu sisi lain ada kegiatan olahraga. Di titik ini, kita harus menaati kebijakan yang lebih besar,” tegas Junas.
Selanjutnya, IBL meminta klub tidak membubarkan tim. Mereka sudah menyiapkan rencana cadangan untuk mulai lagi pada Maret mendatang. Waktu penyelenggaraan itu bisa mundur atau maju, tergantung kondisi pandemi.
Dari dua kali pembatalan ini, IBL mencoba belajar. “Ke depan, kita butuh kepastian dulu sebelum merencanakan kompetisi. Ini jadi pelajaran. Kalau sudah pasti, baru kita jalankan. Biar situasi ini tidak terulang lagi, seandainya ada kondisi darurat nantinya,” pungkas Junas.
Dukungan datang langsung dari pihak klub. Manajer Amartha Hangtuah Jakarta Ferri Jufry mengatakan, klub-klub tidak terlalu kaget. Pembatalan ini sudah diperkirakan sejak rapat antarklub dengan IBL.
“Kita sudah diberikan gambaran, kalau Januari terjadi sesuatu. IBL pun sudah punya plan B. Kita di Hangtuah sudah mengantisipasi hal tersebut. Paling tinggal menyesuaikan program latihan saja,” ucapnya.
Pemain NSH Mountain Gold Timika, Rizky Effendi bisa mengerti keputusan yang diambil IBL, meskipun sudah sangat siap bertanding. “Kami akan mendukung keputusan IBL dan pemerintah pusat. Sebagai pemain, harus siap main kapan saja,” katanya.
Kondisi darurat pandemi membuat IBL gagal menyelesaikan kompetisi musim lalu. Liga dihentikan di tengah jalan, pada Maret 2020, saat masih memainkan musim reguler. Ketika ingin dilanjutkan pada Oktober 2020, rencana batal lagi karena kondisi tanah air yang belum kondusif.