Turnamen Yonex Thailand Terbuka akan menjadi turnamen internasional pertama bagi para pebulu tangkis Indonesia dalam 10 bulan. Kesempatan ini harus mereka manfaatkan sebaik mungkin untuk meraih prestasi.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Menjelang turnamen pertama dalam 10 bulan terakhir, pebulu tangkis Indonesia semakin antusias. Setelah kehilangan banyak panggung karena pandemi Covid-19, setiap kesempatan harus dimanfaatkan maksimal.
Kesempatan pertama itu adalah turnamen Yonex Thailand Terbuka yang berlangsung di Impact Arena, Bangkok, Thailand, 12-17 Januari. Turnamen ini salah satu dari tiga turnamen yang digelar dalam ”gelembung” Thailand. Dalam dua pekan berikutnya akan digelar Toyota Thailand Terbuka dan Final BWF World Tour 2020, yang sedianya berlangsung pada akhir 2020.
”Semua pemain kehilangan kesempatan karena tak banyak turnamen pada 2020. Dengan situasi ini, mereka harus memanfaatkan kesempatan dalam setiap turnamen yang diikuti,” ujar pelatih ganda putri pelatnas bulu tangkis Indonesia Eng Hian, Minggu (10/1/2021).
Pemain senior kehilangan kesempatan tampil pada kompetisi tertinggi, Olimpiade Tokyo 2020, yang dimundurkan dari 24 Juli-9 Agustus 2020 menjadi 23 Juli-8 Agustus 2021. Adapun Pemain pelapis seperti Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto (ganda putri), Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin (ganda putra), dan Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari (ganda campuran) tak dapat mengasah kemampuan mereka untuk tampil pada persaingan papan atas. Padahal, Fadia dan kawan-kawan membutuhkan panggung kompetisi untuk mematangkan kemampuan guna menjadi penerus senior mereka.
Dengan pandemi yang belum bisa dikendalikan hingga banyak turnamen pada 2021 yang dibatalkan, setiap atlet diharapkan mencapai hasil maksimal. Untuk Yonex Thailand Terbuka, Indonesia berpeluang membawa pulang juara, terutama dengan absennya pemain-pemain Jepang dan China.
Tim Jepang batal tampil setelah tunggal putra nomor satu dunia, Kento Momota, terinfeksi Covid-19. Adapun pemain China tak mendapat izin keluar dari negaranya.
Absennya Momota dan kawan-kawan membuat beberapa pemain mendapat jalan lebih lapang. Anthony Sinisuka Ginting misalnya, batal berhadapan dengan Momota pada perempat final. Posisi Momota sebagai unggulan pertama digantikan pemain Thailand, Suppanyu Avihinsanon.
Leo/Daniel akhirnya bisa merasakan turnamen BWF Super 1000 pertama dengan batal tampilnya lima pasangan. Mereka akan bermain setelah sebelumnya berstatus pemain cadangan. Namun, juara dunia yunior 2019 itu harus langsung berhadapan dengan rekan sepelatnas, Fikri/Bagas.
Pada ganda putri, Greysia Polii/Apriyani Rahayu terhindar dari pasangan Jepang yang selalu menyulitkan mereka, termasuk Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara yang ditempatkan sebagai unggulan kedua. Semula, ganda peringkat ketiga dunia itu menjadi lawan Greyisa/Apriyani pada perempat final. Lawan berat pun baru dihadapi Greysia/Apriyani pada semifinal, yaitu salah satu dari pasangan Korea Selatan.
Semua pemain kehilangan kesempatan karena tak banyak turnamen pada 2020. Dengan situasi ini, mereka harus memanfaatkan kesempatan dalam setiap turnamen yang diikuti.
”Ada rasa kangen, akhirnya saya akan bermain di lapangan pertandingan dengan atmosfer yang berbeda dari biasanya,” ujar Greysia.
Uji coba lapangan
Mendekati hari pertandingan, Greysia dan kawan-kawan pun melakukan uji coba lapangan yang akan digunakan sebagai tempat pertandingan pada Minggu. Latihan dilakukan dalam dua sesi, mulai pukul 09.00 dan 14.30 WIB.
”Diharapkan, pemain bisa segera beradaptasi dengan lapangan, terutama arah angin dan juga shuttlecock yang akan digunakan dalam pertandingan nanti,” ujar Manajer tim Indonesia Aryono Miranat pada tim humas PP PBSI.
Dalam salah satu sesi, nomor ganda putra menggelar program latih tanding, salah satunya ketika Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto melawan Fikri, Bagas, dan Pramudya Kusumawardhana.
”Karena ada lima pasangan, kalau main dua lawan dua akan ada pasangan yang tidak main. Jadi, variasi dua lawan tiga. Semua pemain bisa mencoba bermain di tempat pertandingan sekaligus untuk mengetahui arah angin," kata pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi.
”Saya merasa tidak ada masalah apa-apa ketika berlatih dan uji coba lapangan pertama tadi. Tinggal bagaimana nanti saat pertandingan saja,” ujar Greysia.