Berbekal ketenangan dan taktik jitu, Hendra/Ahsan sukses menunaikan revans atas Choi/Seo (Korsel) pada semifinal Final Tur Dunia BWF. Bekal serupa perlu dibawa Hendra/Ahsan saat menghadapi Lee/Wang (Taiwan) di final.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BANGKOK, SABTU - Frasa ”menikmati pertandingan”, yang sering diucapkan atlet, mungkin terdengar klise. Namun, di lapangan, itu menjelma kata kunci yang bisa mengantarkan mereka pada kemenangan.
Kata kunci itu diresapi ganda putra Indonesia, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, saat menghadapi Choi Sol-gyu/Seo Seung-jae (Korea Selatan), dalam semifinal turnamen bulu tangkis Final Tur Dunia BWF di Arena Impact, Bangkok, Thailand, Sabtu (30/1/2021). Dalam tiga pertemuan mereka sebelumnya, Hendra/Ahsan selalu kalah.
Namun, kali ini, ganda putra senior Indonesia yang dijuluki ”The Daddies” itu tampil lebih lepas, seolah-olah hanya ingin menikmati pertandingan. Hasilnya, Hendra/Ahsan menang 23-21, 21-13.
Mereka pun berhak ke partai puncak Final Tur Dunia edisi tunda, 2020, itu dan berpeluang mempertahankan gelar juara yang diraih pada 2019 lalu di Guangzhou, China. Di final, Minggu (31/1/2021) ini, Hendra/Ahsan akan menghadapi pasangan Taiwan, Lee Yang/Wang Chi-lin.
”Selama pertandingan, kami berusaha lebih tenang dan menikmatinya. Jika mainnya lebih tenang, penempatan bola juga lebih enak,” kata Ahsan melalui tim humas Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI).
Padahal, tidak mudah tantangan Hendra/Ahsan untuk menang dengan dua gim langsung saat melawan Choi/Seo di semifinal. Choi/Seo adalah salah satu dari dua pasangan yang bisa mengalahkan Hendra/Ahsan sejak musim kompetisi 2021 dimulai dengan turnamen Yonex Thailand Terbuka, 12-17 Januari lalu, di tempat yang sama.
Yonex Thailand Terbuka menjadi pembuka dari tiga turnamen beruntun yang digelar di ”gelembung” Thailand karena pandemi Covid-19. Setelah itu, digelar Toyota Thailand Terbuka dan Final Tur Dunia BWF berturut-turut. pada dua pekan berikutnya.
Sebelum berjumpa pada semifinal Final Tur Dunia, Hendra/Ahsan dan Choi/Seo juga bersaing di babak penyisihan Grup B dengan format round robin. Choi/Seo menang 21-19, 21-16. Ganda berperingkat kedelapan dunia itu juga mengalahkan Hendra/Ahsan pada perempat final Yonex Thailand Terbuka, begitu pula pada pertemuan pertama mereka yang terjadi dalam final Hong Kong Terbuka 2019.
Satu-satunya harapan
Maka, ketika memasuki lapangan di Arena Impact, Hendra/Ahsan membawa beban besar berupa tiga kekalahan di tiga pertemuan. Tak hanya itu, Hendra/Ahsan juga menjadi satu-satunya harapan Indonesia setelah empat wakil lainnya gagal di penyisihan grup.
Beban itu mereka lepaskan dengan pola pikir menikmati pertandingan, ditambah bekal lainnya. Hendra/Ahsan membawa ”catatan” taktik di benak mereka, mengacu pengalaman dua kali kalah di Bangkok.
”Hari ini, kami bisa menjalankan taktik. Kami lebih baik dalam pengembalian servis. Kami juga mencoba berbagai variasi serangan karena pertahanan mereka sangat bagus,” ujar Ahsan kemudian.
Saat mendapat kesempatan untuk menyerang, baik dari bagian belakang maupun depan lapangan, Hendra/Ahsan selalu melakukan variasi smes dengan memelankan laju kok (drop shot), pukulan silang, ke tengah di antara kedua pemain, hingga drive ke arah tubuh lawan. Taktik itu membuat lawan bingung. Pertahanan Choi/Seo, yang dikenal kokoh, pun runtuh.
Servis dan pengembalian servis lawan bahkan bisa menghasilkan winner, sehingga Choi/Seo tak mendapat kesempatan memunculkan ritme cepat dengan pukulan keras yang menjadi karakter permainan mereka. Durasi laga pun tak terlalu cepat, yaitu 34 menit.
Hendra mengatakan, penampilan mereka semakin baik di tengah kondisi Ahsan yang tidak seratus persen bugar. Ayah yang dikaruniai anak ketiga, pada Jumat lalu, itu mengalami cedera betis kiri sejak melawan Choi/Seo di perempat final Yonex Thailand Terbuka.
Besok, kami akan melawan idola kami. Mereka memiliki kemampuan yang lebih baik dari kami. Ahsan baru punya anak perempuan dan saya akan memberi selamat. Tetapi, saya akan berusaha mengalahkan mereka lebih dulu.(Wang Chi-lin)
Dengan rasa sakit sejak dua pekan lalu, Ahsan harus menahannya untuk satu laga lagi, yaitu di final versus Lee/Wang, yang meraih tiket final setelah mengalahkan Ben Lane/Sean Vendy (Inggris), 22-20, 21-17.
Lee/Wang adalah pasangan kedua, setelah Choi/Seo, yang bisa mengalahkan Hendra/Ahsan di Bangkok. Lee/Wang menghentikan tiga kali juara Final Tur Dunia itu di semifinal Toyota Thailand Terbuka.
Lee/Wang pun tampil fenomenal dengan 14 kemenangan beruntun yang menghasilkan gelar juara Yonex dan Toyota Thailand Terbuka. Setiap kali berlaga, mereka saling memberi semangat untuk mengatasi kelelahan fisik. ”Kami selalu saling mengatakan, ayo masih bisa. Satu lagi!’ ujar Lee dikutip dari laman resmi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
Pompaan semangat itu juga dibutuhkan untuk menghadapi Hendra/Ahsan yang mereka nilai memiliki keterampilan bermain lebih bagus, apalagi Wang tidak bermain dengan baik pada semifinal. Dia kesulitan memfokuskan diri pada laga kemarin karena telah berpikir juara.
”Besok, kami akan melawan idola kami. Mereka memiliki kemampuan yang lebih baik dari kami. Ahsan baru punya anak perempuan dan saya akan memberi selamat. Tetapi, saya akan berusaha mengalahkan mereka lebih dulu,” ujar Wang.
Selain Lee/Wang, final dalam tiga turnamen beruntun juga akan dijalani dua tunggal putri, Carolina Marin (Spanyol) dan Tai Tzu-ying (Taiwan). Marin selalu memenangi kedua final sebelumnya di Bangkok.
Sementara, gelar juara ganda putri Final Tur Dunia kali ini dipastikan menjadi milik Korea Selatan. Dua ganda putri mereka, yaitu Kim So-yeong/Kong Hee-yong dan Lee So-hee/Shin Seung-chan, menyapu bersih tiket ke final