Liverpool kembali menunjukkan karakter mereka yang sebenarnya saat mengalahkan Arsenal 3-0, Minggu (4/4/2021). Jika “Si Merah” bisa konsisten seperti ini, perebutan peringkat empat besar Liga Inggris bakal kian sengit.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
LONDON, MINGGU - Persaingan untuk masuk ke peringkat empat besar Liga Inggris kian ketat karena Liverpool kembali menjadi tim yang energik dan haus bola. Mereka kembali menampilkan karakter yang pernah mereka tunjukkan pada dua musim lalu tetapi hilang pada musim ini. Dengan karakter inilah “Si Merah” bisa melibas Arsenal 3-0 di Stadion Emirates, Minggu (4/4/2021) pagi waktu Indonesia.
Liverpool kembali bisa tampil dominan di lapangan, menguasai bola lebih lama, dan tidak membiarkan lawan mengembangan permainan. Dari statistik laga, penguasaan bola Liverpool mencapai 64,2 persen dan menembak sebanyak 16 kali. Arsenal hanya bisa menembak tiga kali.
Kualitas ini yang tidak dimiliki Liverpool nyaris sejak awal musim ini sehingga mereka kehilangan kesempatan untuk mempertahankan gelar juara. Namun, kemenangan di Emirates telah mengantar Si Merah lebih dekat ke zona empat besar. Dengan mengumpulkan 49 poin, Liverpool masih punya asa untuk meraih tiket ke Liga Champions musim depan.
Tim asuhan manajer Juergen Klopp ini telah berada di jalur yang tepat pada tiga laga terakhirnya. Setelah dikalahkan Fulham, 0-1, pada awal Maret, Liverpool lantas bisa mengalahkan RB Leipzig di Liga Champions dan Wolverhampton Wanderers serta Arsenal di Liga Inggris. Hebatnya, mereka meraih tiga kemenangan beruntun di semua kompetisi itu tanpa kebobolan meski para bek utama seperti Virgil van Dijk, Joel Matip, dan Joe Gomez absen karena cedera.
Lini belakang Liverpool kini diperkuat dua bek tengah yang masih terus beradaptasi, yaitu Ozan Kabak dan Nathaniel Phillips. Pada laga kontra Arsenal, mereka berdua beruntung karena masih ada gelandang bertahan seperti Fabinho yang mematikan serangan Arsenal sebelum bisa berkembang dan menjadi berbahaya.
Fabinho juga menjadi pemain yang bisa mengatur serangan dari belakang. Pada babak kedua ia melihat Mohamed Salah memiliki kesempatan untuk menyerang dan Fabinho langsung memberikan umpan akurat. Salah pun bisa mencetak gol kedua Liverpool malam itu.
Namun, pemain Liverpool yang berjasa memecah kebuntuan lini serang adalah Diogo Jota. Ia tampil sebagai pemain cadangan yang bermain untuk menggantikan Andy Robertson pada menit ke-61. Tiga menit kemudian, ia sudah bisa mencetak gol pertama Liverpool setelah memanfaatkan umpan silang dari Trent Alexander-Arnold.
Jota pula yang mencetak gol kemenangan Si Merah pada menit ke-82 dan sukses menjadi salah satu pemain cadangan yang paling berbahaya di Liga Inggris. Musim ini ia telah mencetak empat gol ketika tampil sebagai pemain cadangan.
“Diogo Jota dan Fabinho memperlihatkan apa yang selama ini dibutuhkan Liverpool,” tulis laman ESPN. Berkat kehadiran kedua pemain ini, Liverpool mencatat permainan kolektif terbaiknya untuk pertama kali sejak mereka mengalahkan Crystal Palace, 7-0, pada Desember lalu.
Pesan untuk lawan
Klopp mengatakan kemenangan mereka atas Arsenal harus menjadi pesan untuk para rivalnya bahwa Liverpool masih punya kekuatan untuk melawan. “Kami harus terus berjuang dan kami akan berjuang. Kami memang harus memenangi laga-laga berikutnya dan tim-tim lain harus kalah,” katanya.
Diogo Jota dan Fabinho memperlihatkan apa yang selama ini dibutuhkan Liverpool.
Si Merah tinggal memiliki delapan laga tersisa musim ini dan ucapan Klopp tersebut menyiratkan bahwa nasib tim sudah tidak lagi di tangan mereka. Liverpool bisa saja terus memenangi laga, tetapi upaya mereka untuk finis di peringkat empat besar akan sia-sia apabila para rivalnya juga konsisten di jalur kemenangan.
Jarak poin yang dimiliki tim-tim pemburu peringkat empat besar sangatlah tipis. Leicester City di peringkat tiga dengan 56 poin baru saja dikalahkan Manchester City, 0-2, pada laga lainnya. Tim peringkat empat dengan 51 poin, Chelsea, juga dikalahkan West Bromwich Albion, 2-5. Leicester dan Chelsea seolah berhenti berlari dan menunggu tim lain untuk mengejar mereka.
Sementara itu, Arsenal terpaksa melupakan mimpi mereka untuk bisa kembali ke peringkat empat besar. Tim “Meriam London” ini bahkan masih bisa terancam keluar dari peringkat 10 besar. Mereka kini berada di peringkat ke-9 dengan 42 poin.
“Kekalahan ini sangat menyakitkan. Kami harus meminta maaf kepada para pendukung karena kami bermain jauh di bawah standar yang kami inginkan. Ini juga merupakan kesalahan saya,” kata manajer Arsenal, Mikel Arteta. Pada laga-laga berikutnya, Arteta bertekad untuk mengubah pola bermain timnya. (AFP/REUTERS)