Rahmat Erwin Abdullah Buka Peluang ke Olimpiade Tokyo
Lifter muda Rahmat Erwin Abdullah membuka peluang ke Olimpiade Tokyo setelah meraih perunggu ”clean and jerk” kelas 73 kg Kejuaraan Asia 2020. Peluangnya kian besar kalau meraih hasil optimal di Kejuaraan Dunia Yunior.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KAMIS — Lifter muda Indonesia, Rahmat Erwin Abdullah, membuka peluang ke Olimpiade Tokyo setelah meraih perunggu nomor clean and jerk kelas 73 kilogram dalam Kejuaraan Asia Angkat Besi 2020 di Tashkent, Uzbekistan, Selasa (20/4/2021). Rahmat masih berpeluang memperbaiki peringkat dunia kualifikasi Olimpiade karena diberi kesempatan mengikuti Kejuaraan Dunia Yunior 2020 di Taskhent, 23-31 Mei 2021.
Manajer tim Indonesia dalam Kejuaraan Asia 2020, Pura Darmawan, saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (22/4/2021), mengatakan, dengan hasil itu, poin Rahmat melonjak dari 3.378,9759 poin menjadi 4.348,2943 poin. Untuk sementara waktu, lifter bertinggi 160 sentimeter itu merangsek dari peringkat ke-22 dunia kualifikasi Olimpiade Tokyo menjadi peringkat ketiga dunia.
Menurut data Federasi Angkat Besi Internasional sebelum Kejuaraan Asia 2020, Rahmat berada di peringkat ke-22 dunia kualifikasi Olimpiade dengan poin 3.378,9795 dan total angkatan terbaik 329 kg. Capaian itu antara lain berkat raihan emas Kejuaraan Asia Yunior dan Remaja di Tashkent tahun lalu atau kejuaraan tatap muka terakhir sebelum terjadi pandemi Covid-19 secara global.
Tiga besarnya saat itu adalah lifter China, Zhiyong Shi, di urutan pertama (4.958,6683 poin dan total angkatan 363 kg); lifter China, Lijun Chen, di tempat kedua (4.408,0338 poin dan total angkatan 270 kg); dan lifter Bulgaria, Bozhidar Dimitrov Andreev, di posisi ketiga (4.173,0671 poin dan total angkatan 347 kg). ”Namun, peringkat Rahmat kali ini belum pasti. Sebab, lifter dari zona Amerika dan Afrika juga masih melakukan kualifikasi,” ujarnya.
Celah peluang
Pura melanjutkan, Rahmat memang berpeluang meraih tiket ke Olimpiade Tokyo. Selain hasil positif dari Kejuaraan Asia 2020, ada aturan bahwa setiap negara hanya bisa menurunkan satu lifter di setiap kelas Olimpiade dan hanya delapan lifter terbaik dunia yang berhak berlaga di pesta olahraga empat tahunan tersebut. Di delapan besar dunia sebelum Kejuaraan Asia 2020, ada empat lifter China yang otomatis tiga di antaranya gugur karena hanya satu yang bisa turun di Olimpiade.
Selain itu, hanya lifter Asia, Amerika, dan Afrika yang masih menjalani kualifikasi. Lifter dari zona lain sudah tidak ada peluang memperbaiki posisi dunia karena kualifikasi mereka sudah berakhir. Untuk lifter kelahiran di bawah tahun 2000, praktis mereka hanya menyisakan satu kejuaraan terbuka sebelum batas akhir pengumpulan poin sampai 31 Mei 2021, seperti lifter Asia menyisakan Kejuaraan Asia 2020.
Adapun lifter kelahiran di atas tahun2000, mereka masih bisa mengikuti Kejuaraan Dunia Yunior 2020. Praktis, pesaing terberat Rahmat tinggal lifter muda asal Amerika Serikat, Clarence Cummings Jr, yang berada di peringkat kelima dunia karena masih mengikuti Kejuaraan Pan American 2020 di Santo Domingo, Dominika, 18-25 April dan Kejuaraan Dunia Yunior.
Peluang Rahmat lolos ke Olimpiade cukup besar kalau meraih hasil optimal di Kejuaraan Dunia Yunior nanti.
Rahmat pun masih bersaing dengan lifter senior Tunisia, Karem Ben Hnia, yang berada di peringkat ke-11 karena masih mengikuti Kejuaraan Afrika 2021 di Antananarivo, Madagaskar, 16-23 Mei. Lifter asal Makassar, Sulawesi Selatan, itu perlu waspada pula terhadap lifter muda Moldova, Marin Robu, di peringkat ke-21 karena masih bisa ikut Kejuaraan Dunia Yunior. ”Peluang Rahmat lolos ke Olimpiade cukup besar kalau meraih hasil optimal di Kejuaraan Dunia Yunior nanti,” kata Pura.
Usia Rahmat sejatinya sudah melewati batas kategori yunior karena sudah terhitung di atas 20 tahun. Namun, kesempatan lifter kelahiran 13 Oktober 2000 itu ikut Kejuaraan Dunia Yunior tahun lalu gagal karena kejuaraan itu ditunda akibat pandemi Covid-19. ”Untuk itu, sebagai jalan keluar, IWF memberikan dirinya kesempatan ikut Kejuaraan Dunia Yunior kali ini tetapi hanya sebatas mengumpulkan poin ke Olimpiade bukan merebut medali,” pungkas Pura.
Hasil menggembirakan
Rahmat meraih perunggu Kejuaraan Asia itu usai berhasil mengangkat barbel seberat 187 kilogram di clean and jerk. Lifter berusia 20 tahun itu bersaing ketat dengan lifter China, Zhiyong Shi, yang meraih emas clean and jerk dengan 194 kg dan lifter Turkmenistan, Maksad Meredov, yang meraih perak dengan angkatan 189 kg.
Selain clean and jerk, Rahmat berada di peringkat kelima nomor snatch dengan angkatan seberat 148 kg. Secara keseluruhan, dia berada di urutan keempat dengan total angkatan 335 kg. Sementara itu, Shi meraih emas dengan total angkatan 363 kg (snatch 169 kg), Meredov meraih perak dengan total angkatan 336 kg (snatch 147 kg), dan lifter Jepang, Masanori Miyamoto, meraih perunggu dengan total angkatan 335 kg (snatch 150 kg dan clean and jerk 185 kg).
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Perkumpulan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) Hadi Wihardha dalam pers rilis menuturkan, total angkatan yang diraih oleh putra mantan lifter nasional Erwin Abdullah itu menunjukkan grafik peningkatan mencapai 6 kg.
”Dalam hasil tes progres sebelum berangkat, Rahmat mencatat total angkatan seberat 329 kg. Jadi, hasil kali ini cukup menggembirakan,” tuturnya.