Marc Marquez menjalani ujian fisik kedua di Jerez, sekaligus mengikis trauma ketika dia mengalami kecelakaan horor di Tikungan 3 musim lalu. Marquez terus menaikan levelnya, dan mulai menerapkan jurus ”elbow down”.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·5 menit baca
JEREZ DE LA FRONTERA, JUMAT — Marc Marquez kembali ke Sirkuit Jerez-Angel Nieto, di mana dia mengalami kecelakaan parah yang membuat humerus kanannya retak. Kecelakaan itu nyaris merenggut karier balap Marquez karena harus menjalani tiga kali operasi dengan proses pemulihan yang sangat panjang, 265 hari. Marquez belum pulih 100 persen saat kembali memacu RC213V di Jerez, Jumat (30/4/2021), dan tidak menunjukkan jejak trauma dari insiden musim lalu.
Marquez mengawali sesi latihan pertama (FP1) dengan lebih meyakinkan dibandingkan dua pekan lalu pada balapan pertamanya musim ini di Portimao. Marquez juga mulai menerapkan beberapa teknik membalap yang menjadi ciri khasnya, yaitu elbow down. Jurus yang menjadikan siku sebagai tumpuan ke permukaan aspal saat menikung dengan sudut ekstrem itu, di atas 63 derajat, dilakukan oleh Marquez karena RC213V sulit berbelok.
Saat dia merasakan gesekan aspal pada sikunya, dia bisa berbelok dengan lebih cepat. Namun, teknik itu memiliki risiko besar karena sudut yang terlalu besar bisa membuat ban kehilangan daya cengkeram dan motor terjatuh. Namun, Marquez memiliki jurus lain untuk menyelamatkan diri saat situasi kritis, seperti di Phillip Island 2019, saat dia menggunakan sikunya untuk mengangkat motor yang menikung dalam sudut 70 derajat.
Namun, jurus elbow down itu belum diterapkan dengan ekstrem oleh Marquez di Jerez dalam dua latihan bebas pada Jumat. Dia beberapa kali melakukan itu lebih untuk menjajaki sampai sejauh mana respons lengannya, terutama lengan kanan yang belum pulih 100 persen, untuk mencapai limit pengendalian motor. Dua pekan lalu di Portimao, dia membalap dengan cepat, mengambil beberapa risiko dengan pengereman keras, dan menggelincirkan ban untuk menikung.
Akhir pekan ini, Marquez menjajaki teknik balap yang dia miliki untuk bisa memacu RC213V dengan lebih cepat. Risiko lebih besar mulai dia ambil karena di Jerez semua pebalap membalap dengan lebih cepat dibandingkan di Portimao.
Portimao adalah akhir pekan yang istimewa, tetapi di sini (Jerez) saya merasa semuanya menjadi sedikit lebih tenang.
”Portimao adalah akhir pekan yang istimewa, tetapi di sini (Jerez) saya merasa semuanya menjadi sedikit lebih tenang. Ini penting, ini terasa seperti akhir pekan yang normal. Ini bukan kondisi fisik saya yang sangat berbeda, tetap sama, tetapi saya berharap membalap dengan cara yang berbeda dan target saya adalah semoga kondisi fisik saya bisa lebih stabil di sepanjang akhir pekan ini,” ujar Marquez.
Kondisi fisik masih menjadi hambatan besar Marquez karena lengan kanannya kehilangan tenaga dalam beberapa putaran terakhir di Portimao pekan lalu. Dia berharap bisa membalap dengan kondisi fisik yang tidak merosot tajam dalam 25 lap di Jerez, Minggu (2/5/2021) pukul 19.00 WIB.
”Saya memiliki kenangan bagus dan buruk di sini, tetapi lebih banyak memori bagus dibandingkan kenangan buruk, jadi ini akan penting. Belum ada target, tanpa target yang jelas (podium), hanya mengendarai motor, memiliki lebih banyak kilometer, berusaha merasakan posisi motor dengan lebih baik, itu yang penting bagi saya,” ujar pebalap tim Repsol Honda itu.
”Sekarang kami tahu di mana batasnya, dan itu bukan pada motor atau ban, ini lebih pada diri saya. Kami tahu di mana batasnya dan kami tahu di mana kami perlu lebih baik, tetapi kami memerlukan waktu, hari dan kilometer dengan motor,” ujar Marquez terkait kondisi fisiknya yang belum pulih 100 persen.
Marquez mengawali sesi latihan Jumat dengan menjadi pebalap ketiga tercepat pada FP1. Dia mencetak waktu tercepatnya 1 menit 38,291 detik terpaut 0,278 detik dari pebalap KTM Brad Binder yang tercepat. Namun, bukan catatan waktu tercepat Marquez yang menarik, melainkan pace yang dia cetak pada rentang 1 menit 38 detik tengah. Dia mempertahankan pace itu pada FP2 di mana dia berada di posisi ke-14 lap tercepat.
Catatakan pace Marquez itu hanya terpaut sekitar 0,2 detik dari para pebalap di posisi tiga besar FP2, yaitu Francesco Bagnaia (Ducati), Fabio Quartararo (Yamaha), dan Aleix Espargaro (Aprilia). Pace yang bagus juga dicetak oleh Franco Morbidelli (Petronas SRT), serta Joan Mir (Suzuki) yang juga pada rentang 1 menit 38 detik kecil.
Kini fokus mereka saat FP3 pada Sabtu adalah melakukan time attack untuk bisa masuk langsung ke kualifikasi kedua (Q2). Selain itu, mereka juga akan melakukan simulasi balapan untuk memantapkan ritme pace balapan.
”Semua pebalap mengenal trek ini dengan sangat baik dan selalu sangat sulit untuk membuat perbedaan, tetapi kami akan berusaha melakukan yang terbaik dengan paket yang kami miliki. Target kami adalah finis di podium, bertarung untuk podium dan kita lihat saja,” ungkap Mir.
Juara bertahan MotoGP itu kini berada di posisi kelima klasemen dengan 38 poin, terpaut 23 poin dari pemuncak klasemen sementara Fabio Quartararo. Akhir pekan ini, Quartararo kembali menunjukkan performa yang meyakinkan untuk mengulang kemenangan seperti musim lalu di Jerez. Kini dia memiliki paket motor Yamaha YZR-M1 yang konsisten, setelah bisa dipacu untuk memenangi seri Doha dan Portugal. Ini motor yang jauh lebih bagus dibandingkan 2020 yang membuat dia kehilangan kendali perebutan juara.
”Saya merasa 2020 sangat membantu saya dengan begitu banyak hal yang terjadi. Pada 2019, semuanya sempurna dan saya sangat menikmati dengan tujuh podium dan enam posisi start terdepan, sedangkan paada 2020 lebih banyak naik turun. Kami mengawali dengan baik, tetapi kemudian kami mengalami masalah mesin, masalah elektronik dan saya sedikit kehilangan akal sehat. Kemudian kami bisa mengatasi itu, tetapi pada akhir musim adalah bencana parah dan saya merasa belajar sangat banyak,” ungkap Quartararo dalam konferensi pers di laman MotoGP.
”Tetap tenang adalah hal terpenting bagi saya karena ketika saya mulai sedikit marah pada motor, masukan saya kepada tim tidak jelas. Menjadi lebih tenang dengan motor berfungsi dengan baik bagi saya dan hasilnya terlihat pada balapan pertama, jadi saya ingin tetap bekerja seperti ini. Saya tahu ini tidak mudah, tetapi saya merasa sangat bagus dan saya merasa kami menuju ke arah yang benar,” ujar Quartararo.