Bagaimana Pesepak Bola seperti Pogba Bisa Berpuasa Saat Berlaga?
Menjalani laga berat, bagi sejumlah pesepak bola dunia, tidak menjadi halangan untuk menunaikan puasa pada bulan Ramadhan. Dengan menjalankan program nutrisi, pemain tetap bisa tampil maksimal saat tengah berpuasa,
Satu pekan jelang bulan Ramadhan berakhir, para pencinta sepak bola telah disuguhi sejumlah aksi gemilang para pesepak bola dunia saat tengah beribadah puasa. Jadwal pertandingan yang padat sekaligus memasuki masa-masa krusial pada musim ini nyatanya tidak memengaruhi sejumlah pemain Muslim untuk tetap menjalankan kewajiban di bulan mulia ini.
Pemandangan pesepak bola yang berpuasa itu salah satunya tertangkap kamera televisi pada laga Liga Inggris antara West Ham United dan Burnley, Selasa (4/5/2021) dini hari WIB, di Stadion Turf Moor. Said Benrahma, pemain West Ham, tengah berbuka puasa di sela-sela laga. Pemain asal Aljazair itu dimainkan sejak menit awal oleh Manajer West Ham David Moyes.
Benrahma terlihat tidak mengalami kendala ketika bermain sambil berpuasa selama 18 jam di Eropa. Bahkan, Benrahma menyumbangkan sebuah asis yang berujung gol Michail Antonio. Gol itu membawa ”The Hammers” membalikkan ketertinggalan dari Burnley pada menit ke-29.
Ketika laga memasuki menit ke-35, Benrahma menepi ke pinggir lapangan untuk berbuka puasa dengan meminum cairan energi. Dalam laga itu, Benrahma bermain selama 78 menit sebelum digantikan oleh Jarrod Bowen.
Baca juga: Menjaga Porsi Olahraga dan Gizi Seimbang Saat Berpuasa
Sebelumnya, gelandang Manchester United, Paul Pogba, mampu menjaga puasa sambil bermain penuh selama 90 menit saat membantu timnya menghancurkan AS Roma, 6-2, pada laga pertama babak semifinal Liga Europa, Jumat (30/4/2021). Ia juga hanya minum cairan isotonik dan memakan buah saat pertandingan berakhir.
Pemain yang membantu tim nasional Perancis meraih Piala Dunia Rusia 2018 itu dengan senang hati melayani wawancara serta menjalani tes medis secara acak seusai pertandingan itu. Padahal, dengan dua kegiatan itu, ia terpaksa menunda kembali aktivitasnya untuk menyantap makanan utama setelah seharian berpuasa.
Ketika ditanya oleh jurnalis BT Sport, Reshmin Chowdhury, tentang caranya mampu menjaga puasa ketika bermain di pertandingan dengan level tinggi, Pogba hanya menjawab singkat, ”Allah menolong kami!”
Dalam laga itu, Pogba mencetak satu gol serta menjadi kreator gol pertama dan kedua MU yang masing-masing dicetak Bruno Fernandes dan Edinson Cavani.
Pemain terbaik
Kolega Pogba di timnas Perancis, yaitu gelandang Chelsea, N’Golo Kante, juga tetap berpuasa saat bermain selama 90 menit ketika ”The Blues” mengimbangi Real Madrid, 1-1, pada laga pertama semifinal Liga Champions, 28 April lalu. Kante menjadi salah satu pemain Chelsea yang tidak minum sepanjang pertandingan itu. Meski begitu, Kante dinobatkan sebagai pemain terbaik pada laga tersebut.
Pemain asal Perancis lainnya, Wesley Fofana, mencetak sejarah saat membela Leicester City menghadapi Crystal Palace, 27 April, pada laga pekan ke-33 Liga Inggris. Fofana bersama bek tengah Palace, Cheikhou Kouyate, menjadi pemain pertama yang diizinkan berbuka puasa di tengah laga Liga Primer Inggris, tepatnya pada menit ke-34.
Di Eropa, berpuasa dilakukan oleh sebagian kecil pemain sehingga tidak ada penurunan menu latihan tim. Oleh karena itu, pemain perlu disiplin menunaikan puasa berdasarkan pedoman dari para ahli agar performa mereka tetap terjaga.
Itu bukanlah kesempatan pertama Fofana berpuasa saat tengah berlaga pada musim ini. Fofana telah diketahui berpuasa saat Leicester mengalahkan West Bromwich Albion, empat hari sebelum laga melawan Palace atau pada 23 April. Namun, dalam laga itu, ia tidak berkesempatan berbuka puasa di tengah laga sehingga ia harus menunggu hingga masa turun minum untuk mengakhiri puasanya.
Ketaatan Fofana, bek berusia 20 tahun itu, dipuji Manajer Leicester Brendan Rodgers. ”Ia adalah pemain muda di tengah Ramadhan yang tidak makan selama sehari penuh. Saya pikir itu adalah hal yang sangat luar biasa karena kondisinya itu tidak memengaruhi penampilannya,” kata Rodgers.
Jadi, apa resep utama pemain di Liga Inggris, yang dilabeli kompetisi domestik terbaik di dunia itu, mampu tetap menjalankan puasa pada bulan Ramadhan? Jawabannya adalah kebijakan bersahabat yang dikeluarkan Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA).
FA telah menjadi pionir bagi hadirnya tuntunan berpuasa buat pesepak bola. Hal itu tertuang dalam buku pedoman berpuasa bagi kompetisi sepak bola di Inggris yang bertajuk Faith and Football: Ramadhan 2021 yang dikeluarkan FA pada April lalu. Aturan itu merupakan bentuk dari penjabaran Pasal B5 mengenai Sepak Bola dan Pelaksanaan Agama di dalam Buku Saku Kompetisi FA 2020/2021.
Baca juga: Momentum Memulai Disiplin Nutrisi
Dalam buku pedoman yang berjumlah tujuh halaman itu termuat sejumlah tips untuk menjalankan puasa bagi pesepak bola Muslim, misalnya makanan yang bisa dikonsumsi ataupun dihindari selama menjalankan puasa. Selain itu, tips juga diberikan kepada pesepak bola non-Muslim untuk membantu pemahaman terkait dengan pelaksanaan puasa pada bulan Ramadhan.
Hak dilindungi
Kepala Dokter Olahraga Crystal Palace Zafar Iqbal mengatakan, semua pemain memiliki hak untuk tetap menjalankan puasa saat berlatih ataupun bertanding. Iqbal pun telah memberikan saran kepada semua pemain Muslim di Liga Utama Inggris untuk rutin berkonsultasi dengan tim nutrisi klub dan staf kepelatihan agar pelaksanaan ibadah puasa tidak menurunkan performa mereka di lapangan hijau.
”Disarankan kepada pemain yang berpuasa saat latihan dan bertanding selama Ramadhan untuk berdiskusi dengan semua pihak terkait di klub, seperti tim medis, tim sains olahraga, dan staf kepelatihan klub. Hal itu bertujuan agar mereka mendapat dukungan yang tepat, terutama dari sisi pemenuhan nutrisi,” kata Iqbal dilansir laman FA.
Agar pesepak bola mampu tampil maksimal di tengah puasa, buku panduan FA itu memberikan saran terkait dengan makanan yang harus dikonsumsi pemain saat berbuka dan sahur. Ketika berbuka, pemain disarankan mengonsumsi buah-buahan atau pasta. Kedua jenis makanan itu mengandung karbohidrat yang cepat diserap tubuh. Lalu, meminum minuman yang mengandung protein hewani untuk membantu regenerasi dan pemulihan otot.
FA juga menekankan agar pesepak bola Muslim wajib menjalankan sahur. Makanan yang dianjurkan dikonsumsi selama sahur adalah sayur-sayuran, buah, kacang-kacangan, kentang, dan cereal. Semua jenis makanan itu mengandung karbohidrat yang melepaskan energi secara lambat. Selain karbohidrat, para pemain disarankan memakan jenis makanan, seperti telur, apel, dan pisang, yang akan melepaskan energi dalam jangka pendek atau menengah.
Mengonsumsi minuman isotonik dan air putih antara dua dan empat liter juga dibutuhkan untuk menjaga kebutuhan mineral di dalam tubuh. Adapun rata-rata warga Muslim di Inggris mulai berpuasa tahun ini adalah saat Imsak pukul 03.45. Mereka kemudian baru berbuka sekitar pukul 20.30.
Ketika ditanya oleh jurnalis BT Sport, Reshmin Chowdhury, tentang caranya mampu menjaga puasa ketika bermain pada pertandingan dengan level tinggi, Pogba hanya menjawab singkat, ’Allah menolong kami!’
Pogba mengatakan, dirinya telah terbiasa berpuasa sehingga tidak mengalami kendala saat harus menjalani puasa di tengah jadwal padat latihan dan pertandingan. Menurut Pogba, Ramadhan tahun ini tidak terlalu berat dari sisi cuaca karena Inggris dan Eropa masih beriklim sejuk di pengujung musim semi.
”Saya memiliki ahli gizi yang membantu saya untuk menentukan apa yang saya konsumsi. Ia juga memberikan sejumlah saran menu latihan dan makanan yang membuat saya bisa menjaga energi untuk berlatih dan bertanding,” ujar Pogba dilansir laman MU.
Tidak relevan
Dalam jurnal berjudul Impact of Ramadhan on Physical Performance in Professional Soccer Player yang diterbitkan British Journal of Sport Medicine tahun 2007 terungkap bahwa berpuasa pada bulan Ramadhan menurunkan secara signifikan kecepatan, kelincahan, kemampuan menggiring bola, dan daya tahan pesepak bola. Bahkan, jurnal itu menyimpulkan bahwa waktu makan dan istirahat yang berubah juga memengaruhi kinerja fisik para pemain saat latihan dan bertanding.
Obyek penelitian dari jurnal itu ialah 55 pemain dari dua tim divisi utama Liga Aljazair. Pengumpulan data dilakukan pada dua pekan sebelum Ramadhan dan selama dua pekan terakhir bulan Ramadhan 2004.
Iqbal, yang telah bertahun-tahun menjadi penasihat FA, menekankan, hasil jurnal itu hanya relevan di negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam. Pasalnya, menurut Iqbal, negara berpenduduk Muslim dominan melakukan penyesuaian semua kegiatan selama Ramadhan, termasuk liga sepak bola.
Ia mencontohkan, tim di negara Muslim akan memilih latihan pada malam hari setelah pemain berbuka puasa sehingga durasi latihan berkurang. Selain memberikan waktu pemain berpuasa, berlatih pada malam hari juga dilakukan untuk menyesuaikan pemain yang bermain pada malam hari selama Ramadhan.
”Di Eropa, berpuasa dilakukan oleh sebagian kecil pemain sehingga tidak ada penurunan menu latihan tim. Oleh karena itu, pemain perlu disiplin menunaikan puasa berdasarkan pedoman dari para ahli agar performa mereka tetap terjaga,” kata Iqbal kepada The Culture Trip, Juni 2018.