Foro Italico di Roma akan berubah menjadi bak Colosseum untuk adu gladiator tenis. Novak Djokovic ditantang Stefanos Tsitsipas, Rafael Nadal melawan Alexander Zverev, dan Ashleigh Barty melawan Cori Gauff.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
ROMA, JUMAT — Bagai Colosseum pada masanya, Foro Italico, Roma, Italia, akan menjadi tempat ”perang gladiator”. Pertemuan Novak Djokovic dengan Stefanos Tsitsipas dan Rafael Nadal dengan Alexander Zverev akan menjadi laga blockbuster dalam perempat final turnamen ATP Masters 1000 Roma pada Jumat (14/5/2021).
Pertemuan Nadal dengan Zverev di Lapangan Utama Foro Italico, bahkan, akan diwarnai misi pembalasan, setelah Nadal dikalahkan Zverev pada perempat final Madrid Masters, pekan lalu. Meski Nadal masih unggul 5-3 dalam delapan laga, hasil di Madrid menjadi kemenangan ketiga beruntun bagi Zverev dalam tiga pertemuan terakhir.
”Saya harus tampil lebih baik dari hari ini. Namun, hal yang utama saat ini adalah memulihkan kondisi fisik,” kata Nadal seusai laga melawan Denis Shapovalov pada babak ketiga, Kamis. Nadal harus bertarung selama tiga jam 27 menit untuk menang dengan skor 3-6, 6-4, 7-6 (3).
Shapovalov, petenis Kanada berusia 22 tahun, memaksa Nadal untuk mengerahkan kemampuan terbaiknya dari semua sisi, baik teknik, fisik, maupun mental. Setelah merebut set pertama, Shapovalov unggul 3-0 pada set kedua, 3-1 pada set ketiga, lalu membuat dua kali match point.
Namun, kekuatan mental dan rekam jejak 92 persen kemenangan di lapangan tanah liat membuat Nadal sebagai pemenang pada salah satu laga melawan anak muda di Roma itu. Pada babak kedua, Nadal ditantang petenis berusia 19 tahun, Jannik Sinner, dan menang, 7-5, 6-4.
”Laga tadi menjadi kemenangan penting setelah bertanding selama tiga jam 27 menit. Sebelumnya, di final Barcelona, saya bertanding 3 jam 38 menit. Menang dalam pertandingan seperti itu, melawan petenis muda, memberi saya kepercayaan diri,” ujar Nadal.
Final Barcelona yang disebut Nadal adalah ketika dia berhadapan dengan Tsitsipas dan menang, 6-4, 6-7 (7), 7-5. Nadal mengatakan, faktor penting dari kemenangan pada laga-laga panjang tersebut ialah dia selalu berjuang hingga detik akhir pertandingan.
”Pertandingan seperti tadi menunjukkan mengapa Rafa menang dalam banyak pertandingan tanah liat. Itu bukan pertama kalinya dia menang setelah lawan mendapat match point. Dia justru tampil dengan baik saat berada dalam tekanan,” komentar Shapovalov.
Faktor itu pula yang akan diwaspadai Zverev meski selalu menang atas Nadal dalam tiga pertemuan terakhir. Faktor lain yang tidak begitu mendukungnya kali ini adalah kondisi lapangan.
Di Caja Magica, Madrid, Spanyol, yang berada di ketinggian 667 meter di atas permukaan laut (mdpl), bola melaju lebih cepat dibandingkan dengan di Foro Italico yang hanya 25 mdpl. Laju cepat bola menguntungkan Zverev dengan pukulan yang lebih kencang, terutama servis, dibandingkan dengan Nadal.
”Kondisi di sini dan Madrid berbeda jauh. Fisik kami pekan ini juga berbeda. Rafa tetap kompetitor terbesar dan saya harus berjuang sebaik mungkin,” komentar Zverev yang mengalahkan Kei Nishikori pada perempat final, 4-6, 6-3, 6-4.
Pertempuran Djokovic-Tsitsipas
Pertandingan melawan Tsitsipas akan menjadi ujian besar bagi Djokovic setelah tampil buruk pada awal musim kompetisi tanah liat tahun ini. Di Monte Carlo Masters, 11-18 April, Djokovic dihentikan Daniel Evans pada babak ketiga. Adapun pada ATP 250 Belgrade, dia disingkirkan Aslan Karatsev di semifinal di hadapan publiknya sendiri.
”Perempat final akan menjadi pertempuran,” komentar petenis nomor satu dunia yang telah lima kali juara di Roma itu. ”Melawan Stefanos akan menjadi tantangan besar bagi saya. Saya harus siap untuk laga itu karena telah berlatih dengan baik”.
Pernah dua kali mengalahkan Djokovic dari enam pertemuan, Tsitsipas belum pernah menang di lapangan tanah liat. Dia pun mewaspadai laga nanti karena Djokovic adalah petenis serba bisa.
”Novak bermain baik di semua jenis lapangan. Namun, pertandingan terakhir, di Roland Garros, memberi saya kesempatan untuk tampil lebih baik,” kata Tsitsipas yang memaksa Djokovic bermain lima set di semifinal Perancis Terbuka 2020 meski akhirnya kalah.
Pada tunggal putri, dalam turnamen level WTA 1000, petenis remaja AS, Cori ”Coco” Gauff, untuk pertama kalinya akan berhadapan dengan petenis nomor satu dunia, Ashleigh Barty. Laga itu akan terjadi pada perempat final.
Gauff, petenis 17 tahun peringkat ke-35 dunia, melaju ke perempat final setelah menyingkirkan juara WTA 1000 Madrid, Aryna Sabalenka, 7-5, 6-3. Adapun Barty menang atas Veronika Kudermetova, 6-3, 6-3.
”Coco telah membuktikan bahwa dia bisa menunjukkan kemampuan terbaik saat berhadapan dengan petenis dengan peringkat lebih baik darinya. Dia bisa bermain agresif dan bergerak dengan baik di lapangan. Dia bisa memaksa lawan bermain dengan polanya. Ini akan menjadi tantangan baru bagi saya, bagi kami berdua,” kata Barty.
Selain Barty melawan Gauff, perempat final lain pada paruh atas undian mempertemukan Elina Svitolina dan juara Perancis Terbuka, Iga Swiatek. Persaingan pada paruh bawah menampilkan petenis-petenis medioker setelah tersingkirnya Simona Halep dan Serena Williams. Perempat final mempertemukan Karolina Pliskova dan Jelena Ostapenko dan Petra Martic dengan Jessica Pegula.
Serena kalah dari Nadia Podoroska dalam babak kedua, pada penampilan pertamanya setelah Australia Terbuka, Februari. Halep kalah dari Angelique Kerber pada babak yang sama karena cedera.
Cedera betis membuat Halep tak bisa menyelesaikan pertandingan melawan Kerber meski telah unggul 6-1, 3-3. Robekan pada otot betisnya bahkan membuatnya diragukan tampil di Perancis Terbuka, 30 Mei-13 Juni. (AFP/Reuters)