Atlet bulu tangkis Indonesia yang baru pertama kali merasakan suasana Olimpiade perlu mengontrol antusiasme. Antusiasme tak terkontrol justru menyebabkan kekalahan.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS-Sebanyak tujuh dari 11 atlet bulu tangkis Indonesia untuk pertama kalinya akan merasakan suasana Olimpiade pada Olimpiade Tokyo 2020, yang digelar 23 Juli-8 Agustus 2021. Faktor mental akan menjadi kunci penampilan mereka dalam ajang olahraga terbesar sedunia itu.
Di antara tujuh pemain yang akan menjalani debut dalam Olimpiade adalah ganda putra, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon. Pasangan yang tak tergeser dari puncak peringkat dunia sejak 27 September 2017 itu telah mengumpulkan 35 gelar juara, termasuk dari ajang besar seperti All England, Indonesia Terbuka, dan Asian Games.
Kini dominasi mereka akan diuji dalam Olimpiade, puncak persaingan atlet di seluruh dunia yang digelar empat tahun sekali. Olimpiade Tokyo seharusnya digelar 24 Juli-9 Agustus 2020, tetapi pandemi Covid-19 membuatnya mundur selama setahun.
Marcus mengatakan, faktor terpenting menghadapi Olimpiade pertama adalah menjaga mental. Apalagi, dengan target medali emas untuk ganda putra, khususnya dari ganda berjulukan “Minions” tersebut.
"Faktor paling penting adalah menjaga mental dan tekanan. Harus bisa mengontrol emosi karena kami ditarget emas. Jadi, sebisa mungkin menjaga hati agar tidak terlalu menggebu-gebu,” ujar Marcus di Jakarta, Jumat (18/6/2021).
Seperti pernah dijelaskan pemain berusia 30 tahun itu sebelumnya, keinginan menjadi juara dari seorang atlet adalah hal yang wajar. Namun, jika tak terkontrol, itu akan berbalik menjadi beban hingga tak bisa menampilkan kemampuan terbaik di lapangan, yang bisa berujung pada kekalahan lebih awal.
Pemain ganda putri, Apriyani Rahayu, juga mencoba untuk mengontrol antusiasmenya. Berpasangan dengan seniornya, Greysia Polii, pemain berusia 23 tahun itu akan menjadi satu-satunya wakil ganda putri Indonesia.
Sementara, Greysia menjadi salah satu dari empat pemain yang pernah tampil dalam Olimpiade. Tiga lainnya adalah Hendra Setiawan, Mohammad Ahsan, dan Praveen Jordan.
"Saya memang bermimpi bermain di Olimpiade, tetapi tidak menyangka bisa secepat ini. Tentu saya senang, tetapi mencoba untuk antusias secara tidak berlebihan,” kata Apriyani.
Rasa senangnya dilampiaskan Apriyani dengan totalitas saat menjalani latihan. “Saya mati-matian saat latihan. Antusiasnya ditumpahkan dengan cara seperti itu karena tak bisa dipungkiri, menghadapi Olimpiade rasanya berbeda dengan menghadapi turnamen lain,” ujar lanjut Apriyani.
Selain Kevin/Marcus dan Apriyani, pemain lain yang akan merasakan persaingan Olimpiade untuk pertama kalinya adalah Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, Gregoria Mariska Tunjung, dan Melati Daeva Oktavianti yang akan berpasangan dengan Praveen. Indonesia mengandalkan tujuh wakil pada lima nomor dalam cabang yang akan dipertandingkan pada 24 Juli-2 Agustus itu.
“Kalau sudah Olimpiade, semuanya tentang mental, apalagi dengan kondisi yang tidak menentu seperti sekarang. Karena kalau level permainan, menurut saya, levelnya pemain peringkat 1-16 sudah sama,” komentar Jonatan.
Pelatih tunggal putra Hendry Saputra Ho menekankan, Olimpiade ini harus dilihat sebagai kesempatan oleh semua pemain, termasuk Jonatan dan Anthony, bukan sebagai beban. “Persiapannya latihan seperti biasa dan kami berdiskusi untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi di Tokyo,” ujar Hendry.
Minimnya turnamen yang bisa diikuti pada 2021 karena pandemi Covid-19-turnamen besar hanya bisa diselenggarakan Januari hingga Maret-membuat skuad “Merah Putih” hanya bisa berlatih dan mengadakan latih tanding di pelatnas Cipayung. Bagian dari persiapan ke Olimpiade Tokyo adalah mengikuti pertandingan simulasi menjelang Olimpiade yang digelar di pelatnas Cipayung pada 16-17 Juni.
Empat wakil, yaitu Anthony, Hendra/Ahsan, Gregoria, dan Praveen/Jordan kalah melawan pemain pelatnas, dalam pertandingan simulasi menjelang Olimpiade, Kamis (17/6). Evaluasi pun dilakukan semua nomor sebelum tim Indonesia berangkat ke Kumamoto, Jepang, pada 8 Juli untuk menjalani aklimatisasi.