Bagi Cristiano Ronaldo, tidak ada rekor pribadi yang sebanding trofi juara. Namun, jalan Portugal untuk mempertahankan trofi Piala Eropa sangatlah terjal. Lawannya, Belgia, berambisi meraih gelar perdana di Eropa.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
BUDAPEST, KAMIS — Jelang melawan Hongaria, 15 Juni lalu, Cristiano Ronaldo mengatakan, motivasinya menyambut Piala Eropa 2020 lebih besar dibandingkan ketika akan berlaga di Piala Eropa 2004 yang menjadi debutnya bersama Portugal di turnamen mayor. Perkataan itu bukanlah isapan jempol. Dalam tiga laga Grup ”neraka” F, yaitu melawan Hongaria, Jerman, dan Perancis, ”CR7” selalu mencetak gol.
Ronaldo mencetak lima dari total tujuh gol yang dihasilkan ”A Selecao” dalam tiga laga di penyisihan grup itu. Portugal pun kembali menyegel tiket ke babak 16 besar sebagai satu dari empat tim peringkat ketiga terbaik. Capaian itu serupa di Piala Eropa Perancis 2016. Saat itu, Portugal bahkan menjadi juara Eropa untuk pertama kalinya.
Selain tiket ke babak 16 besar Piala Eropa 2020, Ronaldo juga menorehkan sejumlah rekor setelah mencetak dua gol ke gawang Perancis di Arena Puskas, Budapest, Hongaria, Kamis (24/6/2021) dini hari WIB. Ia menyamai rekor gol internasional terbanyak milik legenda Iran, Ali Daei, dengan 109 gol.
Selain itu, ia menjadi pemain pertama yang mampu mencetak 21 gol secara akumulasi di Piala Dunia dan Piala Eropa. Ia juga meraih predikat pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah Piala Eropa dengan 14 gol.
Segudang rekor ini menjadi bekal penyerang berusia 36 tahun itu untuk mempersiapkan diri jelang melawan Belgia di babak 16 besar. Laga yang akan berlangsung di Sevilla, Spanyol, Senin (28/6/2021) dini hari WIB, itu menjadi ujian pertama Portugal di babak gugur untuk mempertahankan trofi Piala Eropa.
Juara tanpa mahkota
Meskipun belum pernah meraih gelar internasional, Belgia saat ini dapat dikatakan sebagai tim juara tanpa mahkota. Tim berjuluk ”Setan Merah” itu telah menduduki peringkat teratas dunia di ranking FIFA sejak September 2018.
Menurut prediksi pusat statistik sepak bola, Opta, Belgia punya peluang 17,9 persen untuk menjadi juara Eropa. Angka itu hanya kalah dari Perancis, tim yang paling dijagokan juara dengan kans 19,6 persen. Adapun Portugal hanya berada di peringkat kedelapan dengan 5,8 persen peluang juara.
Mengingat beratnya tantangan menghadapi Belgia, Ronaldo akan menepikan ambisi pribadi menghasilkan rekor baru di Piala Eropa 2020. Ia hanya butuh satu gol lainnya untuk menjadi legenda dunia. Namun, baginya, tujuan terpenting dari seluruh penampilan gemilangnya di setiap laga adalah membawa tim yang dibelanya meraih juara.
”Rekor demi rekor yang saya pecahkan bukan sesuatu yang membuat saya terobsesi. Sebab, rekor terbaik yang bisa saya raih adalah mengangkat trofi (Piala Eropa) dua kali berturut-turut,” ujar Ronaldo, yang berpeluang menjadikan Piala Eropa 2020 sebagai pentas terakhirnya di ajang itu, dilansir Marca.
Sepanjang sejarah Piala Eropa, hanya Spanyol yang mampu meraih dua gelar juara beruntun, yaitu pada 2008 dan 2012. Belgia pun sudah siap merusak ambisi Portugal menyamai rekor itu.
Siapa pun yang lolos ke final dari bagan fase gugur yang terdiri dari Belgia, Portugal, Italia, Spanyol, dan Perancis pantas jadi juara.
Tiga pemain kunci Belgia, yaitu Kevin De Bruyne, Eden Hazard, dan Axel Witsel, telah kembali bugar. Mereka pun telah diturunkan oleh Pelatih Belgia Roberto Martinez sejak menit pertama dalam laga terakhir Grup B melawan Finlandia.
Tim terbaik
Martinez mengakui, Portugal adalah lawan yang berada satu level dibandingkan tiga pesaingnya di Grup B. Oleh karena itu, Martinez akan menyiapkan tim terbaik jelang laga di Sevilla, apalagi Setan Merah memiliki waktu persiapan lebih lama 48 jam dibandingkan Portugal.
Siapa pun tim yang memenangi laga ini harus bersiap-siap menyambut jalan terjal lainnya menuju final di Stadion Wembley, London, Inggris. Mereka berpeluang bertemu tim yang tengah trengginas, Italia, di perempat final. Jika kembali menang, mereka berpotensi ditantang Perancis atau Spanyol, dua tim pemilik lima trofi Piala Eropa, di babak semifinal.
Mengingat beratnya jalur ke final itu, Pelatih Perancis Deschamps mengakui, ambisinya meraih trofi Piala Eropa akan lebih sulit dibandingkan ketika menjuarai Piala Dunia 2018 di Rusia. Namun, ia tetap optimistis timnya mampu melewati setiap tantangan di fase gugur. Mereka telah diuji di Grup F tanpa sekali pun kalah.
”Kami telah memenuhi misi pertama, yaitu menjuarai grup. Selanjutnya, kami akan mempersiapkan diri tampil di fase gugur,” ujar Deschamps seperti dikutip L’Equipe.
Di babak 16 besar, Perancis akan menghadapi Swiss di Stadion Nasional, Romania, Selasa (29/6/2021) WIB. Pada duel terakhir mereka di penyisihan grup Piala Eropa 2016, Swiss menahan tuan rumah Perancis, 0-0.
”Siapa pun yang lolos ke final dari bagan fase gugur yang terdiri dari Belgia, Portugal, Italia, Spanyol, dan Perancis pantas jadi juara,” ungkap Matt Furniss, editor senior Opta.
Laga klasik
Sementara itu, empat laga di bagan lainnya akan menghadirkan laga klasik di Eropa, yaitu Inggris versus Jerman, yang akan digelar di Wembley. Laga itu adalah ulangan semifinal Piala Eropa 1996 yang juga digelar di Wembley. Kala itu, Inggris kalah 5-6 dalam adu penalti.
Meskipun bisa memuncaki Grup D tanpa kebobolan, Pelatih Inggris Gareth Southgate masih memiliki banyak pekerjaan rumah, terutama menjaga intensitas permainan selama 90 menit. Dalam laga terakhir versus Ceko, Inggris tampil lebih baik dibandingkan dua laga sebelumnya. Akan tetapi, kualitas permainannya anjlok di babak kedua sehingga mereka gagal menciptakan satu pun tembakan.
”Beberapa pemain tidak terlalu bugar untuk konsisten tampil 90 menit. Itulah yang akan ditingkatkan saat latihan jelang fase gugur. Kemampuan tim ini lebih baik dari yang ditampilkan di fase grup,” ujar Southgate kepada The Guardian.
Sementara itu, Pelatih Jerman Joachim Loew sesumbar timnya memiliki bekal lebih baik jelang laga di babak 16 besar. Jerman, ucapnya, telah menghadapi berbagai situasi sulit di tiga laga Grup F sehingga lebih siap secara mental untuk menghadapi tekanan di Wembley. Pemenang laga ini akan bertemu salah satu dari dua tim ”kuda hitam”, yakni Swedia atau Ukraina, di perempat final.
Duel lainnya mempertemukan dua tim kejutan, Denmark dan Wales. Kedua tim yang lolos ke Piala Eropa 2020 dengan status unggulan terbuncit, yaitu masing-masing di pots ketiga dan keempat, itu punya modal historis melangkah jauh di babak gugur. Denmark pernah menjadi juara Eropa edisi 1992, sedangkan Wales melaju ke semifinal pada 2016. (AFP)