Menyeimbangkan Ambisi dan Ketenangan di Laga Awal Olimpiade
Skuad bulu tangkis Indonesia untuk nomor ganda langsung menghadapi persaingan keras sejak hari pertama. Pemain tidak boleh tegang, tetapi tetap menjaga motivasi dan pikiran.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
TOKYO, JUMAT — Skuad Indonesia untuk nomor ganda harus langsung ”tancap gas” sejak hari pertama persaingan cabang bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, berlangsung. Namun, tuntutan itu harus diiringi dengan kemampuan menjaga fokus agar tak menjadi blunder.
Ganda putri, Greysi Polii/Apriyani Rahayu, akan menjadi wakil tim bulu tangkis Indonesia pertama yang tampil pada Sabtu (24/7/2021). Mereka menjadi bagian dari pemain yang akan tampil dalam jadwal pertama di salah satu dari tiga lapangan, yaitu melawan Chow Mei Kuan/Lee Meng Yean (Malaysia), di Lapangan 2 mulai pukul 07.00 WIB.
Laga tersebut bahkan bisa menjadi pertandingan kunci untuk lolos dari persaingan grup bagi pasangan Indonesia peringkat keenam dunia tersebut. Kedua pasangan itu bersaing dengan Chloe Birch/Lauren Smith (Inggris Raya) dan ganda nomor satu dunia, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota (Jepang), di Grup A.
Dengan hanya diikuti 16 pasangan yang dibagi dalam empat grup, persaingan nomor ganda akan berjalan lebih ketat sejak awal dibandingkan dengan nomor tunggal. Dalam penyisihan grup yang berlangsung dengan format round robin, setiap pasangan memperebutkan peringkat dua teratas untuk melaju ke perempat final.
Menjadi pasangan berperingkat kedua terbaik di Grup A, Greysia/Apriyani seharusnya bisa menang atas Chow/Lee dan Birch/Smith untuk mengamankan peluang lolos ke putaran berikutnya dengan sistem gugur. Jika kalah pada salah satu saja dari kedua laga itu, mereka harus menghadapi laga lebih sulit, melawan Fukushima/Hirota. Dari pasangan Jepang ini, Greysia/Apriyani tertinggal 2-8.
Memang, Greysia/Apriyani harus tancap gas sejak awal. Namun, justru dengan keharusan itu, saya mengingatkan agar mereka tidak tegang. Saya juga minta mereka menjaga motivasi dan pikiran.
”Memang, Greysia/Apriyani harus tancap gas sejak awal. Namun, justru dengan keharusan itu, saya mengingatkan agar mereka tidak tegang. Saya juga minta mereka menjaga motivasi dan pikiran,” kata pelatih ganda putri pelatnas bulu tangkis Indonesia, Eng Hian, di Tokyo.
Greysia pun menegaskan telah siap mental seperti yang ditekankan Eng Hian. Apalagi, statistik pertemuan mereka dengan Chow/Lee berimbang, 2-2, dan Greysia/Apriyani kalah pada dua persaingan terakhir. Pada pertemuan terakhir, dalam turnamen Final BWF 2020, yang digelar di Thailand pada Januari 2021, pasangan Indonesia asal PB Jaya Raya itu kalah 13-21, 17-21.
”Strategi khusus hanya mempersiapkan diri sebaik mungkin. Fokus, pikirannya tidak ke mana-mana, tenang. Pertandingan pertama di fase grup sangat penting untuk langkah selanjutnya,” ujar Greysia melalui tim Humas dan Media PP PBSI.
Tampil untuk ketiga kali dalam Olimpiade, Greysia tak memiliki target tinggi. ”Saya, sih, nothing to lose saja. Ini sudah Olimpiade ketiga saya,” katanya sebelum bertolak ke Jepang.
Namun, Greysia pun tak lepas dari keinginan untuk meraih hasil semaksimal mungkin bagi Indonesia. Apalagi, pemain berusia 33 tahun itu menyatakan kemungkinan bahwa Tokyo 2020 akan menjadi Olimpiade terakhirnya. Sementara, bagi Apriyani, yang berusia 11 tahun lebih muda, ini menjadi Olimpiade pertama.
Dari dua Olimpiade sebelumnya, bersama Meiliana Jauhari di London 2012 dan Nitya Krishinda Maheswari (Rio de Janeiro 2016), Greysia tak meraih medali. Ganda putri bahkan menjadi satu-satunya nomor yang belum menyumbangkan medali bagi ”Merah Putih”.
Eng Hian mengatakan, peluang meraih medali di Tokyo 2020 terbuka, tetapi Greysia/Apriyani harus mampu menakar ambisi untuk mewujudkannya dengan cara memfokuskan diri pada setiap pertandingan terdekat.
Pelatih ganda campuran, Nova Widhianto, juga menekankan pentingnya menjaga mental bagi Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti. Apalagi, ini menjadi pengalaman pertama Melati tampil di Olimpiade.
Pertandingan pertama, melawan Simon Leung/Gronya Somerville (Australia) di Grup C, harus dimanfaatkan dengan baik untuk menghadapi dua pasangan lain yang lebih tangguh, yaitu Mathias Christiansen/Alexandra Boje (Denmark) dan Yuta Watanabe/Arisa Higashino (Jepang).
Praveen/Melati tampil memukau ketika menjuarai All England 2020, tetapi tak konsisten ketika mengikuti tiga turnamen dalam ”gelembung” Thailand, Januari. Setelah mencapai final Thailand Terbuka I, mereka tersingkir pada babak pertama Thailand Terbuka II, dan hanya sekali menang dalam penyisihan grup Final BWF.
”Bertemu pasangan Australia di partai pertama harusnya jadi keuntungan bagi Jordan/Melati. Asal tidak lengah mereka bisa memanfaatkan ini sebagai langkah awal untuk masuk ke suasana pertandingan sebelum bertemu lawan yang sepadan,” kata Nova.
Grup keras
Ganda putra nomor satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, akan menjalani debut Olimpiade pada Grup A, grup yang disebut pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi sebagai grup paling keras.
Selain Ben Lane/Sean Vendy (Inggris Raya), yang akan menjadi lawan pertama pada Sabtu, ganda Indonesia berjulukan ”Minions” itu akan bersaing dengan pasangan muda India paling potensial, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty, dan Lee Yang/Wang Chi Lin (Taiwan).
Kecuali dengan Lane/Vendy, yang belum pernah menjadi lawan, Kevin/Marcus unggul atas dua pasangan lain, dengan total 11 kemenangan tanpa kalah. Namun, Rankireddy/Shetty dan Lee/Wang bukan pemain yang mudah dikalahkan. Lee/Wang menunjukkan ketangguhan mereka dengan menjuarai tiga turnamen beruntun di Thailand, Januari.
Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan juga menghadapi persaingan tak kalah keras di Grup D. Setelah melawan Jason Ho-Shue/Nyl Yakura (Kanada) pada pertandingan pertama, mereka ditantang lawan yang lebih sepadan, yaitu Aaron Chia/Soh Wooi Yik (Malaysia) dan Choi Sol-gyu/Seo Seung-jae (Korea Selatan).
Herry mengatakan, latihan di Kumamoto, Jepang, 9-18 Juli, telah dimanfaatkan baik oleh pemain-pemainnya. ”Kondisi mereka baik. Di Kumamoto, kami melakukan berbagai kombinasi latihan, teknik dan fisik,” katanya.
Sementara, satu-satunya pemain tunggal Indonesia yang akan tampil pada Sabtu adalah Jonatan Christie. Bertanding di Grup G, Jonatan akan berhadapan dengan Aram Mahmoud yang mewakili Tim Pengungsi. Adapun Anthony Sinisuka Ginting dan Gregoria Mariska Tunjung akan memulai penampilan pada Minggu.