Enes Kanter, Pebasket Turki yang Ubah Namanya Setelah Jadi Warga Negara AS
Enes Kanter, pemain center Boston Celtics yang berdarah Turki, mengubah nama belakangnya menjadi ”Freedom”. Kanter tak disukai Pemerintah Turki karena kerap melancarkan kritik, bahkan ada surat penangkapan atas dirinya.
Oleh
KORANO NICOLASH LMS
·4 menit baca
Enes Kanter, pemain center Boston Celtics yang berdarah Turki, mengubah nama belakangnya menjadi ”Freedom” sehingga nama lengkapnya menjadi Enes Kanter Freedom. Perubahan nama itu dilakukan setelah dirinya resmi menjadi warna negara Amerika Serikat, Senin (29/11/2021) waktu setempat.
Menurut laporan Shams Charania dari The Athletic, Selasa (30/11/2021) siang WIB, seperti dikutip cbssports.com, Kanter akan menjadi nama tengahnya yang baru, sedangkan Freedom sebagai nama belakangnya yang baru.
Namun, nama belakang baru Freedom ini belum bisa dilihat saat Boston Celtics mengalahkan Toronto Raptors di Scotiabank Arena, Toronto, Ontario, Kanada, pada Minggu (28/11/2021) malam lalu waktu Kanada, dengan skor 109-97.
Namun, jersey dengan nama belakang baru, Enes Kanter Freedom, ini baru akan dapat kita saksikan Rabu (1/12/2021) malam waktu AS atau Kamis (2/12/2021) pagi WIB, ketika Celtics menjamu Philadelphia 76ers di TD Garden, Boston, Massachussetts.
Sebenarnya kata ”Freedom” sudah menjadi pilihan Enes Kanter ketika NBA memberikan kebebasan kepada para pemainnya untuk menggunakan nama yang menjadi pesan sosial pada jersey mereka.
Sebenarnya kata ”Freedom” sudah menjadi pilihan Enes Kanter ketika NBA memberikan kebebasan kepada para pemainnya untuk menggunakan nama yang menjadi pesan sosial pada jersey mereka. Ketika itu Liga NBA harus menyelesaikan babak play off dalam keadaan terbatas di dalam ”gelembung” Orlando, Florida, 2019, akibat pandemi Covid-19.
Enes Kanter dilahirkan pada 20 Mei 1992 di Zurich, Swiss, ketika ayahnya, Mehmet Kanter, tengah menyelesaikan pendidikan untuk mendapatkan gelar doktor kedokteran dari Universitas Zurich. Setelah itu Mehmet Kanter memboyong istrinya yang perawat dan kedua putra dan seorang anak perempuan mereka kembali ke tanah air mereka, di Turki.
Selama remaja, Enes Kanter hidup di Ankara kemudian pindah ke Istanbul sebagai pemain bola basket profesional. Pada usianya yang ke-17 tahun atau persisnya pada tahun 2009, Enes Kanter pindah ke Amerika Serikat untuk bermain bola basket.
Sekalipun mengenyam pendidikan di Mountain State Academy, di Barkley, Virginia Barat, tetapi Enes Kanter tidak diizinkan mengikuti kompetisi bola basket sekolah menengah karena sudah mendapat kontrak dari Nike, sebagai pemain profesional. Itu sebabnya Enes Kanter pindah ke Sekolah Stoneridge Preparatory di Simi Valley, California, agar dirinya bisa bermain basket pada kompetisi sekolah menengah, selama satu musim.
Dia dikenal sebagai pemeluk Islam yang taat. Hal ini bisa dilihat dengan jelas ketika dirinya masih tetap menyelesaikan ibadah puasa setiap tahun kendati dirinya harus memperkuat tim-nya.
Sosok vokal
Enes Kanter juga yang dikenal sebagai salah satu pemain NBA yang vokal dan bertolak belakang dengan kebijakan sosial yang dilakukan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Makanya tidak heran kalau ada beberapa surat perintah penangkapan yang dikeluarkan Pemerintah Turki atas kritikan yang disampaikannya.
Bahkan, Enes Kanter sempat beberapa tahun hidup tanpa paspor di Amerika Serikat karena Pemerintah Turki tidak mau memperpanjang parpornya yang kedaluwarsa.
Enes Kanter bahkan juga sempat vokal ketika menyampaikan protesnya soal hubungan NBA dengan China. Freedom memprotes keras beberapa tokoh penting di Liga.
Bintang Los Angeles Lakers, LeBron James, juga menjadi sasaran protes Ener Kanter karena kelambanannya dalam hal yang berkaitan dengan China. Termasuk keraguan LeBron James untuk secara terbuka mengadvokasi masalah vaksinasi Covid-19.
Sebelum Enes Kanter Freedom, juga ada beberapa pemain NBA yang mengubah nama mereka. Seperti Ron Artest pemain forward Los Angeles Lakers yang mengubah namanya menjadi Metta World Peace sepanjang kariernya. Begitu juga dengan pemain sayap Golden State Warriors lalu, Lloyd Bernard Free yang mengubah namanya menjadi World B Free pada tahun 1981.
Karier basket profesional Enes Kanter diawali sebagai pemain Fenerbahce, salah satu tim papan atas di Liga Basket Turki, pada musim 2008-2009. Setelah mengikuti Liga Basket Sekolah Menengah di Amerika Serikat satu musim, nama Enes Kanter Freedom menjadi pilihan ke-3 Utah Jazz pada Draft NBA 2011.
Hingga saat ini, memasuki musim ke-10 berkarier di NBA, Enes Kanter sudah bermain untuk lima tim. Sebab setelah lepas dari Utah Jazz, Freedom sempat memperkuat Oklahoma City Thunder, New York Knicks, Portland Trail Blazers, dan Boston Celtics.
Musim ini Enes Kanter masih belum banyak bermain. Rata-rata dia hanya mencapai 4,2 angka dalam 11,2 menit permainannya per pertandingan. Pelatih Celtics, Ime Udoka, yang musim lalu masih menjadi asisten Brooklyn Nets dan baru musim ini dipercaya menjadi pelatih, menjadikan Al Horford, sebagai pemain center utamanya alih-alih memilih Enes Kanter.
Setelah memiliki nama baru, Enes Kanter Freedom akan menjadi salah satu pemain NBA yang kritis terhadap masalah-masalah sosial. Apalagi ketika dia resmi memperoleh kewarganegaraan Amerika Serikat sebagai negara yang mengagungkan kebebasan.