Sebanyak 30 wakil mengundurkan diri dari Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis sehingga banyak pemain di luar peringkat 50 besar dunia bisa melewati babak-babak awal tanpa bertanding.
Oleh
Yulia Sapthiani
·4 menit baca
HUELVA, MINGGU — Sebanyak 30 wakil mengundurkan diri dari Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis di Huelva, Spanyol, 12-19 Desember, sehingga meninggalkan lubang dalam daftar undian. Pemain di luar peringkat 50 besar dunia bisa melewati babak-babak awal tanpa bertanding.
Di antara mereka yang batal tampil, terdapat para pemain top dunia yang mundur setelah undian dirilis, seperti unggulan teratas tunggal putra, Kento Momota (Jepang), dan unggulan keempat tunggal putri, Carolina Marin (Spanyol). Momota mengalami cedera punggung yang dialami sejak turnamen Perancis Terbuka, Oktober, sementara Marin masih menjalani pemulihan setelah menjalani operasi lutut kiri pada Juni.
Tunggal putra dan semua nomor ganda, juga, kehilangan pemain-pemain top dunia dari Indonesia yang mengundurkan diri karena khawatir penyebaran Covid-19 varian Omicron. Mereka di antaranya Anthony Sinisuka Ginting, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Mundurnya tujuh wakil ganda putra, empat di antaranya unggulan, meninggalkan ”lubang” yang menguntungkan pemain non-unggulan pada babak-babak awal. Pasangan Jerman peringkat ke-68 dunia, Bjarne Geiss/Jan Collin Voelker, bahkan, akan langsung tampil pada babak ketiga tanpa bertanding.
Geiss/Voelker, yang lebih sering bersaing pada turnamen kategori international series dan international challenge, seharusnya berhadapan dengan Solis Jonathan/Anibal Marroquin (Guatemala) pada babak pertama. Akan tetapi, Geiss/Voelker mendapat kemenangan tanpa tanding (walkover/WO) setelah lawan mengundurkan diri.
Pasangan Jerman yang baru mengikuti tiga turnamen level BWF World Tour itu mendapat kemenangan yang sama pada babak kedua. Pasangan yang seharusnya menjadi lawan mereka, yaitu Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, juga batal tampil.
Enam pasangan lain berpeluang mengikuti langkah Geiss/Voelker tanpa harus bertanding pada babak kedua karena mundurnya Kevin/Marcus, Hendra/Ahsan, dan unggulan ke-15 asal Taiwan, Lu Ching Yao/Yang Po Han. Itu artinya akan ada tiga kemenangan WO pada babak kedua.
Akan tetapi, keenam pasangan tersebut harus menjalani babak pertama, pada Minggu (12/12/2021) dan Senin, terlebih dulu. Di antara mereka terdapat dua wakil dengan peringkat di luar 100 besar dunia, yaitu Giovanni Greco/Kevin Strobl (Italia-135) dan Torjus Flaatten/Vegard Rikheim (Austria-102).
Tiga kemenangan WO babak kedua ganda putra itu menjadi bagian dari 10 kemenangan WO yang akan terjadi pada babak kedua, bahkan, sebelum turnamen dimulai. Adapun pada babak pertama terdapat 20 kemenangan tanpa tanding, delapan di antaranya pada tunggal putra.
Selain memberi keuntungan bagi pemain non-unggulan pada babak-babak awal, absennya pemain top sedikit meringankan rintangan bagi mereka yang mengincar dan menjadi kandidat juara dunia. Pada tunggal putra, Viktor Axelsen berpeluang melengkapi medali emas Olimpiade Tokyo 2020 dan juara Final BWF 2021 dengan gelar juara dunia. Tunggal putra nomor satu dunia asal Denmark ini adalah juara dunia 2017, setahun setelah meraih perunggu Olimpiade Rio de Janeiro 2016.
Tanpa Momota dan Anthony, tantangan untuk Axelsen berkurang. Pemain yang berpeluang menjadi lawan berat Axelsen di antaranya sesama pemain Denmark, Anders Antonsen. Selain itu, hanya ada juara All England, Lee Zii Jia (Malaysia), dan Chou Tien Chen (Taiwan) yang seharusnya menjadi lawan berat Axelsen.
Tekad lewati perempat final
Chou, yang mengalahkan Sittikom Thammasin (Thailand), 21-12, 21-10, pada babak pertama, Minggu, bertekad melewati perempat final yang selalu dicapai dalam tiga partisipasi terakhir, yaitu pada 2017-2019. Hasil tersebut, ditambah perempat final 2014, menjadi pencapaian tertinggi Chou sejak debut dalam Kejuaraan Dunia 2013.
”Saatnya saya bisa melangkah lebih jauh dari perempat final. Itu tantangan besar karena banyak pemain bagus dalam persaingan tunggal putra. Fisik dan mental saya cukup baik setelah beristirahat dua pekan,” kata Chou yang tak bertanding setelah tersingkir pada babak kedua Indonesia Terbuka, 23-28 November.
Saatnya saya bisa melangkah lebih jauh dari perempat final. Itu tantangan besar karena banyak pemain bagus dalam persaingan tunggal putra.
Peluang tersebut terbuka jika melihat statistik pertemuan Chou dengan calon lawan pada babak-babak berikutnya. Chou unggul atas dua pemain India, Kidambi Srikanth dan Sai Praneeth, calon lawan pada babak ketiga dan perempat final setelah mundurnya Anthony yang seharusnya bisa menjadi lawan pada perempat final.
Chou, bahkan, berpeluang besar melewati semifinal dengan absennya Momota. Juara dunia 2018 dan 2019 asal Jepang itu, semula, menjadi calon lawan terkuat Chou pada semifinal.
Akan tetapi, Chou tetap harus waspada, terutama dengan kehadiran pemain China yang tiba di Huelva dengan kondisi fisik bugar. Skuad China absen dalam semua turnamen individu setelah mereka bersaing dalam kejuaraan beregu Piala Sudirman serta Piala Thomas dan Uber, September-Oktober.
Lu Guangzu, yang akan melawan Chou pada babak kedua, misalnya, berhasil memanfaatkan lelahnya pemain muda Thailand, Kunlavut Vitidsarn, dengan kemenangan 21-16, 21-12. Padahal, pemain berusia 20 tahun itu berada dalam performa terbaik pada tahun ini hingga mendapat penghargaan sebagai atlet paling menjanjikan pada 2020-2021 dari BWF.
”Saya sangat lelah setelah menjalani turnamen panjang selama tiga bulan. Jadi, saat bertanding lagi sangat sulit untuk mengontrol segalanya, apalagi saat terjadi reli panjang. Di sisi lain, lawan bermain sangat cepat,” komentar Vitidsarn.