Stephen Curry seolah mengubah Madison Square Garden menjadi diari perjalanan saat memecahkan rekor tiga angka. Kisah fenomenal Curry terajut dengan kehadiran sosok-sosok penting dalam kariernya.
Oleh
Kelvin Hianusa
·4 menit baca
NEW YORK, RABU — Guard Golden State Warriors, Stephen Curry (33), berpesta di Madison Square Garden, Rabu (15/12/2021) WIB, seusai memecahkan rekor lemparan tiga angka milik Ray Allen. Di arena yang dijuluki ”Taman Surgawi” para pebasket legendaris itu, Curry mengabadikan diri sebagai penembak bola basket terhebat yang pernah hidup di bumi.
Ketika laga Warriors versus New York Knicks baru berjalan 4 menit 32 detik, Curry melempar bola dari luar garis tiga angka. Dia melempar bola dengan sudut setinggi mungkin, menghindari blok pemain lawan yang berlari ke arahnya. Bola itu meluncur bagaikan pelangi, lalu masuk mulus ke keranjang.
Suasana Madison Square Garden, markas Knicks, menjadi liar. Seluruh penonton berdiri mengapresiasi peraih dua gelar MVP ini, menghadirkan gemuruh di seisi arena. Sang megabintang Warriors mendadak emosional. Dia menepuk dadanya, kemudian melemparkan ciuman ke udara.
Lemparan tiga angka itu, yang kedua dalam laga tersebut, cukup menjadikan Curry sebagai pemegang rekor terbaru. Setelah 13 musim bermain, dia sudah menciptakan 2.974 kali lemparan tiga angka selama musim reguler, melampaui rekor Allen yang sudah bertahan selama satu dekade (2.973 kali).
”Ini adalah akhir kisah indah. Saya tahu betapa ikoniknya Madison Square Garden. Atmosfer di gedung ini membuat pencapaian saya semakin spesial. Saya seperti bermain di kandang. Saya akan mengenang momen ini seumur hidup, sangat berarti untuk bisa melewati Ray,” ucap Curry, yang menyudahi laga dengan lima kali lemparan tiga angka.
Madison Square Garden merupakan tempat spesial di hati banyak pemain legendaris NBA, mulai dari Michael Jordan hingga Kobe Bryant. Arena berkapasitas hampir 20.000 penonton ini memiliki aura berbeda dengan keberadaan pendukung eksentrik warga New York, termasuk kalangan seniman. Adrenalin itu selalu sukses memicu pebasket untuk tampil hebat, yang sering berujung pada pemecahan rekor.
Saya akan mengenang momen ini seumur hidup, sangat berarti untuk bisa melewati Ray.
Malam itu, Curry disambut bagaikan pahlawan Kota New York. Para pendukung Knicks, yang biasa menjadikan pemain tim tamu sebagai musuh bersama, justru turut menikmati aksi point guard lawan. ”Taman Surgawi” itu berubah jadi panggung perayaan pesta Curry.
Di dalam arena, Curry kehadiran figur-figur penting dalam hidupnya. Mulai dari sang ayah Dell Curry, pelatih universitas Bob McKillop, mantan manajer umum Warriors Larry Riley, serta dua penembak legendaris yang dilampaui Curry, yaitu Allen dan Reggie Miller. Madison Square Garden sontak menjadi diari perjalanan yang menceritakan kehebatannya.
Setelah lemparan pemecah rekor, Warriors langsung mengambil timeout untuk memberikan waktu selebrasi kepada sang pemain. Curry yang tidak mampu membendung air matanya langsung memeluk rekan setim, Draymond Green. Green merupakan pengumpan terbanyak dari lemparan tiga angka yang dihasilkan Curry. Mereka bersama-sama memenangi tiga gelar juara untuk Warriors.
Guard bertubuh mungil ini kemudian menyalami sang pelatih, Steve Kerr. Curry mungkin tidak akan mencapai rekor saat ini tanpa Kerr. Adapun Curry diberikan kebebasan untuk melempar tiga angka pada era Kerr (2014-sekarang). Kerr yang merupakan mantan penembak jitu NBA memahami potensi anak asuhnya.
Kerr memberikan bola pertandingan yang bersejarah itu kepada Curry. Lalu, Curry menyerahkannya kepada sang ayah. Dell, yang merupakan mantan penembak top era 1980-an asal Charlotte Hornets, adalah inspirasi pertama bagi anaknya. Tanpa Dell yang sering mengajak sang anak menonton pertandingannya, Curry tidak akan berada di titik ini.
”Saya tidak bisa menjelaskannya. Saya bermain dengan Ray, juga dengan Reggie. Mereka adalah penembak hebat. Namun, untuk mengetahui anak saya akan meninggalkan permainan sebagai penembak terbaik yang pernah ada, itu terasa tidak nyata,” kata Dell kepada ESPN.
Di tribune penonton, tampak Riley menunjukkan wajah bangganya. Mantan manajer Warriors ketika draft 2009 itu adalah sosok yang bersikukuh ingin Curry berada dalam timnya. Meskipun Dell menyampaikan anaknya tidak akan cocok di Warriors, Riley tetap mengambil Curry di urutan ke-7. Padahal, guard kelahiran Akron, Ohio, itu diprediksi akan bergabung dengan Knicks yang sudah menanti di urutan ke-8.
Pesta ditutup dengan berkumpulnya Curry, Allen, dan Miller di lapangan setelah pertandingan usai. Tiga pemain pemuncak daftar lemparan tiga angka terbanyak ini memberikan apresiasi satu sama lain, lalu berfoto bersama dengan memegang jersei masing-masing.
Allen dan Miller seakan menahbiskan Curry sebagai penembak terbaik sepanjang sejarah NBA. ”Saya merasa terhormat bisa berada di sini. Saya jadi mengingat betapa hebatnya seorang Reggie ketika saya mengejar rekornya (pada 2011). Sekarang saya berada di sini untuk Steph karena ini momen sangat penting dalam kariernya,” tutur Allen yang pensiun pada 2014.
Pemecahan rekor ini menjadi pembuktian hakiki Curry. Dia melampaui Allen hanya dalam 789 pertandingan, sementara Allen butuh 1.300 pertandingan. Ini juga sekaligus melengkapi portofolionya setelah memecahkan berbagai rekor tiga angka, dari jumlah tembakan terbanyak dalam semusim hingga terbanyak dari total musim reguler dan playoff. Termasuk, merevolusi permainan bola basket dalam satu dekade terakhir, menjadi permainan yang penuh dengan lemparan tiga angka.
Namun, perjalanan Curry sebenarnya baru dimulai. Dia akan menciptakan rekor-rekor baru yang akan sulit dipecahkan pada masa mendatang. Sekarang, Curry hanya membutuhkan 23 lemparan tiga angka lagi untuk menjadi manusia pertama yang menciptakan 3.000 kali lemparan tiga angka di NBA. (AFP/REUTERS)