Penundaan lima laga pada akhir pekan akibat pandemi Covid-19 tidak menyurutkan keinginan Liga Inggris untuk tetap melanjutkan kompetisi. Liga tidak akan ditunda seperti masa awal pandemi.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
LONDON, JUMAT — Liga Inggris terpaksa menunda lima laga pada akhir pekan ini akibat gelombang kedua pandemi Covid-19. Di tengah kembalinya memori penundaan kompetisi dan laga tanpa penonton, pengelola Liga Inggris menjamin hal tersebut tidak akan terulang. Mereka akan bertarung dengan krisis kedua dengan pengalaman menerapkan protokol kesehatan.
Setelah menunda laga Manchester United versus Brighton Hove Albion di Stadion Old Trafford, Sabtu (18/12/2021), Liga Inggris kembali menunda empat pertandingan pada akhir pekan ini, di antaranya Southampton versus Brentford dan Everton versus Leicester City.
Mayoritas klub tidak bisa bertanding karena munculnya kasus positif Covid-19 di antara para pemain. Pada Senin lalu, pihak liga mengumumkan 42 pemain terindikasi positif dalam sepekan terakhir. Jumlah itu merupakan rekor dalam sepekan sejak tes dilakukan rutin pada awal musim.
Akibatnya, ada klub yang tidak bisa mempersiapkan pertandingan karena tempat latihan ditutup seperti Brentford atau kekurangan pemain seperti Leicester. Untuk bisa berlaga, klub minimal memiliki 14 pemain dalam kondisi sehat.
Krisis ini mengembalikan memori buruk seperti saat melonjaknya pandemi pertama kali, tahun lalu. Liga Inggris musim 2019-2020 harus ditunda selama tiga bulan ketika itu. Setelah bisa berjalan lagi, liga harus dimainkan tanpa penonton di dalam stadion. Krisis periode pertama tersebut menjadi titik tergelap sepak bola Inggris.
Pengelola Liga Inggris memastikan liga akan tetap berlangsung normal. Penonton juga masih diperbolehkan datang ke stadion. Terlepas dari krisis akibat maraknya varian baru Covid-19, yaitu Omicron, mereka percaya keberlangsungan liga tetap lancar selama mematuhi protokol kesehatan.
Meski sejumlah klub sedang mengalami wabah Covid-19, liga bertekad untuk melanjutkan jadwal pertandingan saat ini jika memungkinkan. Kesehatan dan kesejahteraan semua pihak tetap menjadi prioritas kami.
”Meski sejumlah klub sedang mengalami wabah Covid-19, liga bertekad untuk melanjutkan jadwal pertandingan saat ini jika memungkinkan. Kesehatan dan kesejahteraan semua pihak tetap menjadi prioritas kami,” jelas pihak liga melalui pernyataan resminya.
Liga kembali menerapkan tindakan darurat untuk pemain, staf, serta penonton. Anggota klub akan menjalani tes Covid-19 lebih sering, juga memakai masker dan menjaga jarak di dalam ruangan. Penonton wajib menunjukkan hasil negatif Covid-19 sebelum masuk stadion, juga memakai masker di transportasi umum hingga ke dalam stadion.
Pelatih Brentford Thomas Frank berharap pengelola liga mengambil keputusan lebih tegas untuk memutus rantai Covid-19. Dia menyarankan seluruh laga Liga Inggris pada akhir pekan dan Piala Liga pada tengah pekan depan dibatalkan. Hal itu dinilai lebih efektif dibandingkan hanya menunda sebagian pertandingan bagi tim yang terdampak kasus Covid-19.
”Menunda laga pekan ini dan juga Piala Liga akan memberi semua tim setidaknya seminggu untuk melakukan pencegahan sehingga semuanya bisa bersih dan Anda bisa memutus rantai kasus. Sebab, kasus Covid-19 sedang dialami hampir semua klub di mana kami terganggu dengan hal itu,” ucap Frank.
Di antara seluruh klub, Tottenham Hotspur menjadi yang paling terdampak akibat gelombang kedua pandemi. Mereka sudah mengalami tiga penundaan laga beruntun. Skuad asuhan manajer Antonio Conte ini belum bermain sejak 5 Desember.
Mengusik persaingan
Beberapa klub, seperti Chelsea dan Liverpool, tetap harus memainkan laga pada Jumat dini hari WIB meskipun para pemainnya dinyatakan positif Covid-19. Chelsea kehilangan empat pemain, antara lain Romelu Lukaku dan Timo Werner, saat ditahan imbang Everton, 1-1. Liverpool bermain tanpa tiga pemain, Virgil van Dijk, Fabinho, dan Curtis Jones, ketika menang atas Newcastle, 3-1.
Manajer Chelsea Thomas Tuchel merasa dirugikan karena harus tetap tampil tanpa penyerang terbaiknya. Dia terpaksa memainkan Christian Pulisic sebagai penyerang utama. Mereka tidak punya banyak pilihan di bangku cadangan ketika sedang membutuhkan gol. Kata Tuchel, minimnya pilihan membuat mereka tidak bisa mengubah peruntungan untuk mencetak gol.
Meskipun begitu, Tuchel memilih tidak berkomentar saat ditanya tentang penundaan liga. ”Saya tidak mau terlibat dalam politik di olahraga. Kami semua khawatir dengan Covid-19. Itu sangat dekat dengan kami saat ini karena ada empat pemain positif. Laga lain ditunda, kami tidak. Jadi, kami hanya melakukan yang terbaik untuk menang,” ucapnya.
Manajer Liverpool Juergen Klopp mendukung liga tetap berjalan. Dia tidak melihat penundaan akan berdampak banyak. Pada akhirnya, mereka tetap akan berhadapan dengan virus Covid-19 ketika kembali dari penundaan. Adapun semua pemain Liverpool sudah dua kali divaksinasi, beberapa menerima suntikan ekstra, tetapi tetap ada yang tertular.
Namun, Klopp meminta jadwal kompetisi bisa lebih fleksibel ke depan. ”Kita bisa berbicara soal perubahan jadwal kompetisi di Piala Liga atau Piala FA. Apakah kami harus memainkan dua semifinal (di Piala Liga) atau tetap bermain laga ulangan (jika seri di Piala FA),” katanya.
Liga Inggris mustahil ditunda, apalagi berlangsung tanpa penonton, menurut jurnalis The Athletic, Matt Slater. Hal tersebut akan berdampak besar pada kondisi keuangan klub, seperti yang pernah terjadi pada awal pandemi. (AP/REUTERS)