Isu pertukaran James Harden dengan Ben Simmons semakin kencang jelang tenggat kepindahan pemain. Pertukaran ini akan mengubur ekspektasi besar terhadap ”tim super” Nets, tetapi juga memberi harapan baru.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Awal 2021, Brooklyn Nets melahirkan ”tim super” baru seusai kehadiran salah satu point guard terbaik di NBA, James Harden. Harden yang bergabung dengan dua megabintang lain, Kevin Durant dan Kyrie Irving, diprediksi akan menguasai liga. Namun, setahun setelah terbentuk, trio Nets justru terancam bubar ketika belum meraih satu pun prestasi.
Ancaman bubarnya tim super Nets semakin nyata jelang tenggat pertukaran pemain musim ini, Kamis (10/2/2022). Menurut The Athletic, Philadelphia 76ers berupaya menukar bintangnya yang sudah ingin pergi sejak awal musim, Ben Simmons, dengan Harden. Kabarnya, Nets membuka diri untuk pertukaran ini.
Nets tidak punya banyak pilihan. Kontrak Harden akan habis pada akhir musim ini dengan opsi penambahan satu musim lagi. Opsi kontrak, bertahan atau pergi, akan ditentukan oleh sang pemain. Karena itu, tawaran 76ers tampak menarik. Selain Simmons, beberapa pemain muda seperti Tyrese Maxey dan Matisse Thybulle juga berpotensi masuk dalam paket pertukaran.
Bagi Nets, masalah terbesarnya adalah Harden mulai tidak bahagia. Saat pertama datang, dia berharap Nets bisa membantunya untuk meraih gelar juara pertama kali. Namun, peraih sekali gelar Most Valuable Player (MVP) ini tidak bisa fokus mengejar mimpinya karena gangguan dari luar lapangan.
Salah satunya kontroversi Irving yang menolak vaksinasi Covid-19. Akibat itu, Irving tidak bisa bermain dalam semua laga kandang Nets. Adapun kota New York, tempat markas Nets, mewajibkan vaksinasi untuk semua orang yang berada di arena.
Kontroversi itu, ditambah problem cedera, membuat trio megabintang ini baru bermain sebanyak 16 kali dalam dua musim terakhir. Adapun rekor kemenangan mereka musim ini hanya 55,8 persen (29 menang-23 kalah). Mereka yang berada di peringkat keenam Wilayah Timur sama sekali belum memperlihatkan diri sebagai kandidat kuat juara.
Kami tidak memiliki susunan pemain yang sama (akibat Irving). Kami tidak punya kontinuitas itu. Ini (problem inkonsistensi) benar-benar membuat frustrasi. Kami harus mengetahui cara untuk keluar bersama dari permasalahan ini. Kami kadang bisa menjadi hebat dan kadang bisa sangat buruk.
”Kami tidak memiliki susunan pemain yang sama (akibat Irving). Kami tidak punya kontinuitas itu. Ini (problem inkonsistensi) benar-benar membuat frustrasi. Kami harus mengetahui cara untuk keluar bersama dari permasalahan ini. Kami kadang bisa menjadi hebat dan kadang bisa sangat buruk,” ujar Harden yang hanya mencetak 4 poin dalam laga terakhir versus Sacramento Kings, Sabtu kemarin.
Belum lagi, Harden hingga saat ini belum menemukan performa terbaiknya di Nets. Guard yang kembali masuk All-Star musim ini tersebut hanya menghasilkan rata-rata 22,5 poin dengan akurasi lemparan 41,4 persen. Catataan di dua aspek itu merupakan yang terendah selama sembilan musim terakhir.
Pebasket dengan berewok tebal ini harus berbagi peran mencetak angka dengan Durant dan Irving. Bahkan, dia harus rela menjadi ekskutor ketiga. Perannya tidak sedominan seperti saat masih berseragam Houston Rockets. Ketika itu, dia merupakan mesin poin dan asis utama tim.
Pindah ke 76ers bisa menjadi titik balik Harden. Sebelum pindah ke Nets, dia pernah dikabarkan akan mengikuti jejak mantan manajer umum Rockets, Daryl Morey, ke 76ers. Namun, kepindahan gagal karena paket pertukaran yang ditawarkan Nets kepada Rockets lebih menarik.
Di 76ers, Harden bisa berduet dengan salah satu center terbaik di NBA saat ini, Joel Embiid. Mereka bisa saling mengisi. Harden memberi ancaman dari area luar, Embiid dari area dalam. Adapun Harden sukses di Rockets ketika didukung center dominan seperti Clint Capela.
Sama-sama untung
Ego besar Morey, Presiden Operasi Bola Basket 76ers, menghambat pertukaran ini. Morey menilai, pertukaran Simmons dengan Harden sudah sepadan. Timnya tidak perlu memberi tambahan pemain untuk menggaet Harden yang sudah berusia 32 tahun dan berada di pengujung kontrak.
Pengamat NBA, Stephen A Smith, berkata, seharusnya Morey memberikan apa pun yang diinginkan Nets. Mengingat, kredibilitas Simmons sebagai pemain muda potensial berada jauh di bawah Harden yang berstatus mantan MVP. Adapun Simmons menolak bermain sejak awal musim karena kecewa dijadikan kambing hitam kegagalan tim di play off musim lalu.
”Morey harus segera menukar Simmons. Dia tidak bisa lagi membuang waktu (untuk bisa meraih juara) saat Embiid sedang dalam penampilan terbaiknya. Embiid kemungkinan besar MVP musim ini. Seperti diketahui, hal yang paling mengkhawatirkan dari Embiid adalah rentan cedera. Mereka harus melakukan segalanya saat Embiid sedang sehat,” kata Smith dalam acara televisi First Take.
Pertukaran ini tidak hanya akan bagus untuk Harden dan 76ers. Nets juga kemungkinan bisa punya skuad lebih seimbang. Simmons yang dua kali masukAll-Defensive Teammerupakan salah satu pemain bertahan paling tangguh di liga. Dia akan menyeimbangkan Nets yang rapuh dalam bertahan.
Meskipun akan kehilangan pemain sekaliber Harden, peran itu bisa ditanggung oleh Irving dan Durant. Nets bisa semakin diuntungkan jika 76ers juga memberikan Thybulle ataupun Maxey. Mereka tidak hanya bisa fokus mengejar juara dalam waktu dekat, tetapi sekaligus menyiapkan tim untuk masa depan.
Terlepas dari isu tersebut, Durant yang mengajak Harden bergabung ke Nets masih memperjuangkan trio ini tetap bersama. Menurut jurnalis ESPN, Adrian Wojnarowski, Durant percaya ketiganya masih bisa mengantar Nets juara musim ini. Dia pun sebisa mungkin merayu manajemen klub dan Harden untuk menghindari pertukaran. (AP)