Kejutan Middlesbrough di Piala FA kembali berlanjut di babak kelima. Tottenham Hotspur menjadi mangsa terbaru Boro. Alhasil, Antonio Conte gagal mengakhiri panceklik gelar bagi Spurs di musim ini.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
MIDDLESBROUGH, RABU — Middlesbrough, tim Divisi Championship, melanjutkan petualangan laiknya sebuah dongeng di Piala FA musim ini. Setelah mengejutkan dunia ketika menyingkirkan Manchester United melalui adu penalti di babak keempat, ”Boro” mengalahkan tim Premier League lain, Tottenham Hotspur, pada laga babak kelima, Rabu (2/3/2022) dini hari WIB.
Sepakan keras kaki kanan pemain pengganti, Josh Coburn, pada menit ke-107 atau saat babak kedua masa perpanjangan waktu baru berjalan 1 menit dan 1 detik cukup untuk menyegel tiket ke babak perempat final. Coburn, yang berusia 19 tahun, menghadirkan gemuruh di Stadion Riverside dan membantu Middlesbrough unggul 1-0.
”Saya menendang sekeras-kerasnya dan bersyukur bola masuk. Ini sesuatu yang luar biasa. Saya tidak bisa menggambarkan momen ini dengan kata-kata,” ucap Coburn kepada BBC seusai laga.
Berbeda dengan penampilan bertahan di Old Trafford saat menghadapi MU, 5 Februari lalu, Middlesbrough lebih berani menekan Spurs. Dukungan sekitar 34.000 pendukung memberikan suntikan kepercayaan diri dan semangat bagi skuad asuhan Chris Wilder itu.
Laga kontra Spurs menjadi momen pertama tiket pertandingan di Riverside terjual habis di seluruh kompetisi musim 2021-2022. Tak mengherankan apabila kondisi itu melecut Boro tampil tak kenal takut dengan status Spurs sebagai tim Premier League.
Middlesbrough memang gagal menghasilkan satu pun situasi berbahaya ke gawang Spurs pada babak pertama. Akan tetapi, tim tuan rumah memiliki peluang terbaik melalui sundulan gelandang Matt Crooks saat paruh kedua laga baru berjalan 13 menit.
Selama 120 menit pertandingan, Boro mencatatkan 16 tembakan dengan empat di antaranya mengarah ke gawang. Adapun tim tamu, Spurs, hanya menciptakan 15 tembakan dengan enam tembakan tepat sasaran.
Semangat menggebu-gebu semua pemain Middlesbrough membuat kendali pertandingan dikuasai tim tuan rumah. Sebanyak 51 persen penguasaan bola dengan total 673 operan dicatatkan Middlesbrough. Adapun Spurs mengoleksi 49 persen panguasaan bola dengan 646 operan.
Tak hanya lebih banyak menguasai bola, Boro juga tampil agresif dan sering merepotkan pemain Spurs karena berani melakukan adu fisik. Pemain Middlesbrough secara akumulasi mencatatkan 26 tekel sukses. Tingkat akurasi tekel itu mencapai 74 persen.
Coburn mengatakan, dukungan para pendukung di Riverside menjadi faktor penting timnya bermain lebih baik dari Spurs. Mengalahkan tim Premier League di kandang, lanjut Cobum, adalah kenangan yang tidak bisa dilupakan dirinya dan semua pemain Boro.
Tidak ada perasaan yang lebih baik dibandingkan mengalahkan tim Premier League di Riverside. Kami sangat bersemangat karena fans berada di belakang kami.
”Tidak ada perasaan yang lebih baik dibandingkan mengalahkan tim Premier League di Riverside. Kami sangat bersemangat karena fans berada di belakang kami,” kata Coburn.
Ia melanjutkan, ”Kami berharap bisa melanjutkan perjalanan di Piala FA dan bertemu dengan tim besar lain di babak selanjutnya.”
Manajer Middlesbrough Chris Wilder juga berterima kasih atas dukungan para pendukung. Ia mengungkapkan, setelah mengalahkan MU di Old Trafford, semua pemainnya bertekad untuk melanjutkan momen tak terlupakan di Piala FA musim ini.
”Kami ingin membuat kenangan. Jadi, ini adalah hal yang brilian setelah kemenangan di Old Trafford. Kami senang melaju ke babak selanjutnya dan saya berharap kami bisa mendapat undian untuk kembali bermain di kandang,” kata Wilder yang menjabat sebagai manajer Boro sejak awal November 2021.
Momen terakhir Middlesbrough tampil di babak perempat final Piala FA tercipta pada musim 2016-2017. Pada musim itu, langkah mereka dihentikan oleh Manchester City.
Pantas menang
Legenda tim nasional Inggris, Alan Shearer, menganggap Boro pantas melaju ke babak selanjutnya karena penampilan yang ditunjukkan di Riverside. Permainan penuh semangat dan pergantian pemain yang tepat, ucap Shearer, menjadi resep utama Middlesbrough menyingkirkan Spurs.
”Mereka adalah tim yang terbaik sejak awal hingga akhir laga. Mereka yang berinisiatif melakukan tekel pertama, mengkreasikan peluang, dan menunjukkan energi lebih besar,” ucap Shearer dalam agenda BBC Match of the Day.
Manajer Spurs Antonio Conte tidak menyembunyikan kekecewaan atas performa anak asuhannya. Menurut Conte, anak asuhannya terlalu banyak membuang peluang. Hal itu dikeluhkan pula Manajer MU Ralf Rangnick ketika timnya disingkirkan Boro, bulan lalu.
Dalam lawatan ke Riverside, enam tembakan mengarah ke gawang yang dihasilkan Spurs hanya berasal dari dua pemain, yaitu Son Heung-min dan Eric Dier. Son menghasilkan empat peluang, sedangkan Dier memiliki dua kesempatan emas.
Spurs sempat mencetak gol pada menit ke-59 melalui Harry Kane. Akan tetapi, gol itu dianulir karena Kane berada dalam posisi offside.
”Ini hasil yang memalukan karena dalam tipe laga seperti Piala FA, Anda harus membunuh lawan lebih cepat. Jika Anda memberi lawan harapan, mereka akan memiliki kepercayaan diri,” kata Conte.
Lebih lanjut, Conte mengakui bahwa Boro lebih pantas menang. ”Kami seharusnya bisa tampil lebih baik dan akhirnya Middlesbrough pantas melaju ke babak berikutnya. Mereka menampilkan permainan yang baik sehingga pantas mendapatkan respek dan ucapan selamat atas kemenangan,” ucap manajer berkebangsaan Italia itu.
Dengan kekalahan di Piala FA, Conte dipastikan gagal mengakhiri puasa gelar Spurs di musim ini. Spurs sudah 14 musim paceklik trofi. Gelar terakhir yang dibawa pulang Spurs adalah Piala Liga Inggris edisi 2007-2008.
Sementara itu, dua tim Premier League lain mencatatkan hasil yang lebih baik daripada Spurs. Manchester City, pemuncak klasemen Premier League, melibas Peterborough dua gol tanpa balas. Gol kemenangan City disumbangkan Riyad Mahrez dan Jack Grealish.
Lalu, Crystal Palace mengalahkan Stoke City, 2-1. Kairo Riedewald menjadi penyelamat Crystal berkat gol di menit ke-82. (AFP)