“Laskar Sambernyawa” Gagal Tembus Benteng Kokoh “Elang Jawa”
Persis Solo ditahan imbang PSS Sleman 0-0 dalam laga pembuka Piala Presiden 2022. Skuad berbintang milik Persis Solo belum mampu menembus benteng PSS Sleman yang diisi pemain-pemain lokal.
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·4 menit baca
SURAKARTA, KOMPAS – Persis Solo ditahan imbang PSS Sleman dengan skor 0-0 dalam laga pembuka Piala Presiden 2022, di Stadion Manahan, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (11/6/2022) sore. Meski diperkuat sejumlah pemain bintang, “Laskar Sambernyawa” kesulitan mendobrak kokohnya benteng pertahanan tim tamu yang dijuluki “Elang Jawa”. Kedua tim menuntut peningkatan performa pemain pada turnamen pramusim tersebut.
Bertindak sebagai tuan rumah, Laskar Sambernyawa mengambil inisiatif menyerang lebih dahulu. Mereka juga terlihat begitu nyaman bermain di hadapan publiknya sendiri dengan menunjukkan permainan kombinasi antara operan pendek dan jarak jauh.
Di samping itu, ada sejumlah pemain bintang yang memperkuat tim yang baru saja promosi ke Liga 1 tersebut. Beberapa nama besar yang kini sedang memperkuat Persis Solo antara lain, Samsul Arif, Gavin Kwan Adsit, Abduh Lestaluhu, dan Fabiano Beltrame.
Meski demikian, PSS Sleman bukannya tanpa perlawanan. Saat laga baru berjalan 13 menit, Elang Jawa sudah memberikan ancaman lewat serangan balikyang bermula dari umpan silang mendatar pemain sayap PSS Sleman, Irkham Mila. Umpan tersebut disambut ujung tombak PSS Sleman, yakni Riki Dwi Saputro. Sayangnya, sontekan Riki masih bisa ditepis penjaga gawang Persis Solo Gianluca Pandeynuwu.
PSS Sleman tampak bisa mengimbangi permainan menekan dari Persis Solo. Kemampuan gelandang-gelandang kreatif, seperti Tod Ferre, Hambali Tolib, dan Dave Mustain, membuat tim tuan rumah kerepotan menjaga pertahanannya.
Dominasi pemain pada babak kedua menunjukkan perubahan yang signifikan. Cukup banyak peluang, tetapi tidak bisa kami manfaatkan menjadi gol. (Jacksen F Tiago)
Memasuki babak kedua, Laskar Sambernyawa memasukkan sejumlah nama baru guna menambah daya gedornya. Sosok-sosok tersebut antara lain Althaf Indie Alrizky, Zanadin Fariz, dan striker anyar mereka, yaitu Gerard Artigas. Pertahanan juga diperkuat dengan memasukkan bek terbaru mereka yang musim lalu memperkuat PSS Sleman, yakni Aaron Evans.
Suntikan energi baru tersebut membuat mereka tampil lebih mendominasi. Mereka banyak menciptakan peluang hingga akhir laga. Namun, semuanya digagalkan oleh kiper PSS Sleman, M Ridwan, yang tampil apik bak tembok raksasa. Adapun peluang yang digagalkan itu termasuk tendangan penalti dari bek Persis Solo, Fabiano Beltrame, pada menit ke-83.
“Hasil ini jelas yang bukan kita harapkan. Namun, dominasi pemain pada babak kedua menunjukkan perubahan yang signifikan. Cukup banyak peluang, tetapi tidak bisa kami manfaatkan menjadi gol,” kata Pelatih Persis Solo Jacksen F Tiago, seusai laga.
Jacksen menyebut timnya juga belum cukup padu dalam permainan. Semua pemain bersama-sama mencari kecocokan. Kurang padunya permainan bisa dipahami. Sebab, belum semua pemain sempat berlatih bersama. Misalnya, Artigas belum pernah berlatih bersama Samsul. Untuk itu, kerap kali terjadi salah komunikasi antara keduanya dalam pertandingan perdana tersebut.
“Namun, saya rasa, dia (Artigas) bisa kerja sama dengan baik. Hanya perlu banyak latihan. Dalam beberapa momentum, dia (Artigas) bisa kerja sama dengan yang lain. Dengan latihan dan chemistry yang coba kita bangun, kita bisa memanfaatkan tenaga mereka lebih baik,” kata Jacksen.
Sementara Pelatih PSS Sleman Seto Nurdiyantoro mensyukuri hasil pertandingan meski belum maksimal. Terlebih lagi, ia hanya membawa pemain-pemain lokal. Menurut dia, pemain harus banyak belajar dari pertandingan yang baru saja dijalani. Banyak hal yang dinilainya masih perlu diperbaiki.
“Harapannya, ini jadi pembelajaran bagi pemain. Mereka juga agar tidak jemawa. Kami perlu belajar banyak dari Persis, khususnya tentang konsistensi. Harapannya, kami bisa bermain lebih baik pada pertandingan ke depan,” kata Seto.
Seto juga mengapresiasi penampilan M Ridwan yang melakukan banyak penyelamatan dan menjaga gawangnya agar tak kebobolan satu gol pun. Namun, ada dua kiper lain dari tim tersebut yang tak kalah hebatnya, yakni Try Goentara dan Jandia Eka Putra. Ia mengharapkan ada kompetisi yang sehat antarpemain dengan banyaknya stok kiper berkualitas.
Terlepas dari catatan clean sheet, menurut Seto, anak asuhnya masih banyak membuat kesalahan pada laga itu. Misalnya, kesalahan mengumpan yang akhirnya membuat serangan-serangan yang dibangun dari belakang dengan umpan-umpan pendek menjadi gagal.
“Ini yang harus kami banyak belajar. Saya bilang perlu konsistensi. Babak pertama kita bisa mengimbangi. Tetapi, babak kedua banyak penurunan. Mungkin nanti kita evaluasi,” kata Seto.