Tidak ada lagi sebuah kesetiaan bagi Barcelona. Keinginan kuat Frenkie De Jong untuk bertahan di Barca dibalas dengan tawaran penurunan gaji hingga bermain di posisi yang bukan favoritnya.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
BARCELONA, RABU — Barcelona saat ini adalah sebuah klub yang menganggap kesetiaan pemain ibarat hal yang tabu. Setelah Lionel Messi dan Daniel Alves yang telah mengabdi bertahun-tahun sekaligus mempersembahkan lebih dari 20 trofi tidak mendapat perpisahan yang layak, kini giliran Frenkie De Jong yang dikelilingi suasana tidak nyaman. Padahal, gelandang berusia 25 tahun ini amat berambisi membantu Barca bangkit dari periode buruk dalam dua musim terakhir.
Ketertarikan Manchester United kepada De Jong adalah salah satu saga transfer paling menarik musim ini. Setelah melakukan negosiasi panjang, MU mencapai kesepakatan dengan Barca untuk menebus bintang tim nasional Belanda itu dengan harga 85 juta euro atau sekitar Rp 1,3 triliun.
Meski kedua klub telah sepakat, transfer itu urung terjadi karena De Jong bersikeras tetap bertahan di Barca, tim favoritnya sejak masa anak-anak. Menurut laporan media Spanyol, Sport, De Jong telah menghubungi Manajer MU Erik ten Hag, yang pernah menanganinya di Ajax Amsterdam, untuk menjelaskan alasannya tidak tertarik berlabuh ke Stadion Old Trafford.
Cinta De Jong yang teramat besar untuk Barca membuat dirinya tidak ingin meninggalkan Stadion Spotify Camp Nou sebelum bisa menebus impian masa kecilnya, yaitu membantu Barca menjadi juara Spanyol dan raja Eropa. Sejak bergabung pada musim 2019-2020, pemain berusia 25 tahun itu baru bisa mempersembahkan trofi Piala Raja Spanyol edisi 2020-2021.
Ia pun tidak masalah gajinya dipotong sebesar 20 persen ketika klub diterjang krisis keuangan akibat pandemi Covid-19 pada 2020. De Jong juga bersedia saat Barca menunda pembayaran gajinya pada musim 2021-2022 yang senilai 21 juta euro (Rp 320 miliar) per musim.
Menurut laporan sejumlah media Spanyol, Barca mengutang 17 juta euro (Rp 259 miliar) kepada De Jong untuk gajinya musim lalu. Dengan kata lain, ”Blaugrana” hanya membayar 20 persen dari total gaji De Jong pada musim lalu.
Padahal, pada musim lalu De Jong adalah pemain keempat dengan menit bermain terbanyak di Barca, dengan akumulasi 3.378 menit dari 45 laga. Ia bersama Pedri menjadi gelandang paling subur bagi Barca dengan catatan empat gol.
”Barca telah menjelaskan kepada De Jong bahwa mereka tidak bisa membayar gaji De Jong untuk musim ini (2022-2023). Oleh karena itu, Barca menawarkan skala gaji baru dengan penurunan jumlah gaji yang cukup besar. Tetapi, kesepakatan itu akan berjalan rumit,” ujar Luis Miguel Sanz, Wakil Direktur Sport, Rabu (27/7/2022).
Dilansir The Independent, Pelatih Barca Xavi Hernandez telah berbicara dengan De Jong untuk membahas situasi sang pemain di dalam tim hingga tawaran gaji baru. Barca tidak akan memperpanjang kontrak De Jong yang baru akan rampung 30 Juni 2026, bahkan Blaugrana akan memotong gaji De Jong hingga menjadi 7 juta euro (Rp 107,7 miliar) per musim.
Dengan jumlah gaji itu, De Jong, yang awalnya hanya kalah nilai gaji dari Sergio Busquets, Jordi Alba, dan Robert Lewandowski, akan melorot menjadi pemain dengan nilai bayaran peringkat ke-16 dari 29 pemain di skuad utama Barca.
Tawaran nominal gaji baru dari Blaugrana akan membuat De Jong menerima honor lebih rendah dari empat pemain baru Barca, yakni Lewandowski, Raphinha, Andreas Christensen, dan Franck Kessie, serta gelandang muda, Pedri dan Ansu Fati.
De Jong harus mempertimbangkan aksi legal melawan Barcelona dan semua pemain harus mendukungnya.
Gary Neville, pakar sepak bola Sky Sports, menilai De Jong patut menempuh jalur hukum terhadap sikap manajemen Barca yang mengesampingkan membayar hak De Jong, tetapi justru mendatangkan pemain baru dengan gaji yang besar.
”De Jong harus mempertimbangkan aksi legal melawan Barcelona dan semua pemain harus mendukungnya. Sebuah klub yang menghabiskan dana untuk pemain baru tetapi tidak membayar pemain yang terikat kontrak dengan gaji penuh, itu tindakan tidak bermoral,” kata Neville.
Pemotongan gaji itu merupakan langkah Barca untuk memberikan ruang bagi klub menyiasati aturan gaji Liga Spanyol. Barca masih mencatat kelebihan 144 juta euro (Rp 2,17 triliun) dalam batasan gaji La Liga jelang musim baru.
Jika De Jong menolak pemotongan gaji atau meninggalkan klub, Barca berpotensi tidak bisa mendaftarkan Lewandowski dan Raphinha untuk Liga Spanyol musim 2022-2023. Dua pemain baru itu didatangkan dengan akumulasi nilai transfer mencapai 117 juta euro (Rp 1,78 triliun).
Posisi baru
Di sela-sela tur Amerika Serikat, Xavi mengakui pembicaraan dengan De Jong. Xavi memang tidak menjabarkan terkait tawaran gaji baru gelandangnya itu, tetapi pelatih berusia 42 tahun tersebut mengungkapkan keinginannya untuk mengubah posisi De Jong dari gelandang menjadi bek tengah.
”Untuk saya, dia (De Jong) adalah pesepak bola yang penting, tetapi ada situasi ekonomi yang harus dipertimbangkan. Saya melihat dirinya akan memberikan hal yang besar bagi kami sebagai bek tengah, saya suka dirinya berada di posisi itu,” ucap Xavi.
Pada dua laga di tur AS menghadapi dua raksasa Eropa, yaitu Real Madrid, Sabtu (23/7/2022), dan Juventus, Rabu (27/7/2022), De Jong tidak diturunkan sejak menit awal. Ia bermain di awal paruh kedua laga untuk menggantikan bek tengah. De Jong menggantikan Christensen pada laga el clasico, kemudian mengisi posisi Eric Garcia ketika Barca ditahan imbang 2-2 oleh Juve.
Bermain di posisi bek tengah bukan hal baru bagi De Jong. Ketika Barca dilatih Ronald Koeman pada musim 2020-2021, De Jong pernah menempati posisi di jantung pertahanan karena badai cedera bek tengah dialami Blaugrana saat itu.
De Jong memainkan sembilan pertandingan dari 51 laga yang dijalaninya pada musim itu sebagai bek tengah. Sebanyak delapan gim berakhir kemenangan dan hanya sekali imbang. Akan tetapi, De Jong cuma tiga kali membantu Barca tidak kebobolan ketika tampil di depan Marc-Andre ter Stegen, kiper Blaugrana.
Dalam sebuah wawancara, April 2021, De Jong mengatakan tidak senang bermain sebagai bek tengah. Namun, ia rela memberikan performa terbaik dari posisi mana pun demi tim.
”Saya tidak melihat diri saya bermain sebagai bek tengah di sisa karier. Sekarang tidak apa-apa, saya tetap lebih suka bermain sebagai gelandang,” kata De Jong, seperti dikutip Mundo Deportivo. (AP)