”Setan Merah” Enggan Tergelincir
Manchester United mengejar tiga kemenangan beruntun di awal musim ini ketika bertandang ke rumah Leicester City, Jumat WIB. Namun, ”Si Rubah” adalah lawan yang belum bisa dikalahkan MU dalam dua tahun terakhir.
LEICESTER, RABU — Manchester United datang ke Stadion King Power, markas Leicester City, Jumat (2/9/2022) pukul 02.00 WIB, untuk menjalani laga pekan kelima Liga Inggris dengan kepercayaan diri tinggi. Tiga kemenangan beruntun diincar skuad ”Setan Merah”. Di sisi lain, tim tuan rumah berambisi mengejar hasil positif perdana di musim 2022-2023.
Manajer MU Erik ten Hag mulai menemukan susunan pemain yang menjadi andalannya untuk mengarungi persaingan keras dan tak terprediksi di Liga Inggris. Setelah menelan dua kekalahan beruntun, Setan Merah meraih kemenangan penting atas Liverpool dan Southampton.
Baca juga : Bukti Sahih Transformasi Ten Hag
Laga melawan Southampton terasa lebih istimewa. Pasalnya, David De Gea, kiper MU, mencatatkan laga pertama tanpa kebobolan di musim ini.
Dalam dua laga itu, Ten Hag menurunkan 11 pemain utama yang sama. Duet gelandang tengah, Christian Eriksen dan Scott McTominay, perlahan bisa memberikan stabilitas di lini tengah, terutama untuk mendistribusikan bola dalam sistem membangun serangan dari belakang yang diterapkan Ten Hag.
Performa padu Eriksen dan McTominay memberikan keleluasaan bagi Bruno Fernandes untuk fokus membantu serangan. Peran serbaguna (versatile) kapten tim asal Portugal itu penting untuk mengkreasi peluang sekaligus alternatif pencipta gol bagi Setan Merah.
Tak bisa dilupakan pula penampilan duet bek tengah anyar MU pada diri Lisandro Martinez dan Raphael Varane. Kepemimpinan dan pengalaman Varane bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Ten Hag demi menjadi pemberi komando dari lini belakang, sedangkan Martinez adalah bek pekerja keras yang tidak dimiliki MU dalam beberapa musim terakhir.
Baca juga : Bahaya Laten “Setan Merah”
Meskipun hanya setinggi 1,75 meter, yang membuatnya menjadi bek tengah terpendek di Liga Inggris musim ini, Martinez tetap tangguh dalam duel udara. Ia mencatat keunggulan 83 persen duel udara di musim ini. Dari enam duel, pemain asal Argentina itu memenangi enam duel.
Dengan mulai bertemunya keserasian di dalam skuad, Ten Hag pun tidak ragu menyebut targetnya pada laga tandang ke Leicester, yaitu menang dan melanjutkan catatan tak kemasukan gol.
Saya senang dengan respons semua pemain setelah kekalahan di dua laga awal. Kami harus menjaga kemenangan ini, menjaga semangat dan mentalitas kemenangan, karena itu yang kami butuhkan jika ingin mencatatkan musim yang sukses.
”Saya senang dengan respons semua pemain setelah kekalahan di dua laga awal. Kami harus menjaga kemenangan ini, menjaga semangat dan mentalitas kemenangan, karena itu yang kami butuhkan jika ingin mencatatkan musim yang sukses,” kata Ten Hag dalam konferensi pers jelang laga, Rabu (31/8/2022) malam WIB.
McTominay sepakat dengan sang manajer. Menurut dia, penampilan buruk Leicester dengan hanya meraih satu poin dari empat laga tidak menjadi jaminan sebuah laga yang mudah bagi MU.
Baca juga : ”Setan Merah” Dibayangi Pembelian Panik
”Kemenangan memberikan kebahagiaan di dalam tim, tetapi kami tidak akan terlena. Kami harus mempertahankan nyala semangat yang telah hadir sejak melawan Liverpool ketika menghadapi Leicester atau Arsenal (dua lawan MU selanjutnya),” ujar McTominay.
Tambahan kualitas
Ketika disinggung tentang kehadiran pemain baru, seperti Casemiro dan Anthony Santos, hingga peran Cristiano Ronaldo di dalam tim, Ten Hag menegaskan, tiga pemain itu bisa memberikan tambahan kualitas yang dibutuhkan skuad MU saat ini.
Bagi juru taktik asal Belanda itu, MU membutuhkan pemain berkualitas yang kaya pengalaman untuk menjaga konsistensi hasil positif di awal musim ini. Apalagi, kata Ten Hag, timnya akan berjuang di empat kompetisi, salah satunya Liga Europa.
”Kami membutuhkan semua pemain berkualitas kami dalam keadaan siap. Anda membutuhkan banyak pemain tersedia di banyak pertandingan demi mempertahankan konsistensi,” ucapnya.
Adapun dalam tiga lawatan terakhir ke King Power dalam seluruh ajang, MU gagal membawa pulang kemenangan dengan catatan dua kekalahan dan sekali imbang. Di musim lalu, MU bahkan gagal mengalahkan ”Si Rubah” dalam dua kali duel. Kemenangan terakhir MU atas Leicester tercipta pada Juli 2020.
Baca juga : Manchester United Terjerembap ke Jurang “Neraka”
Momentum bangkit
Sementara itu, Manajer Leicester Brendan Rodgers ingin menjadikan laga melawan MU sebagai momentum kebangkitan Jamie Vardy dan kawan-kawan. Hingga menjalani laga keempat, Si Rubah adalah tim dengan perolehan poin terkecil, yaitu satu poin, sehingga terdampar di dasar klasemen.
Rodgers menganggap hasil akhir laga dan posisi klasemen di awal musim ini tidak mencerminkan performa Leicester yang sesungguhnya. Ia menilai penampilan anak asuhannya mengalami peningkatan dari pekan ke pekan, tetapi mereka tidak memiliki keberuntungan untuk meraih kemenangan.
”Hasil saat ini masih sangat awal meskipun kami berharap permulaan yang lebih baik. Terpenting bagi saya, semua pemain bisa menjalankan ide dan rencana permainan dengan baik serta tidak menyerah untuk terus bekerja keras. Itu dibutuhkan untuk memperbaiki posisi di klasemen,” kata Rodgers.
Dibandingkan 10 tim yang berada di luar posisi 10 besar, Leicester adalah tim yang cukup produktif. Jika melihat klasemen di pekan keempat, torehan enam gol yang telah dicetak oleh Jamie Vardy dan kawan-kawan cuma kalah dari 13 gol milik Liverpool dan 7 gol milik Crystal Palace.
Baca juga : Dua Rival Mencari Jati Diri
Namun, Rodgers punya pekerjaan rumah untuk membenahi lini belakang. Sebanyak 10 gol yang telah bersarang ke gawang Leicester membuat mereka hanya unggul atas Bournemouth (16 gol) sebagai tim dengan pertahanan terburuk di Inggris.
Duet bek tengah, Johnny Evans dan Daniel Amartey, belum bisa tampil kokoh. Selain itu, kehilangan sang kapten, Kasper Schmeichel, yang pindah ke klub Liga Perancis, Nice, juga memengaruhi performa pertahanan Si Rubah.
Di sisi lain, Rodgers memuji kemampuan Ten Hag yang cepat beradaptasi di Liga Inggris demi membawa MU tampil baik di awal musim ini. ”Tempo dan intensitas di Inggris jelas berbeda dengan liga tempatnya berkarier sebelumnya. Tetapi, kerja keras tim membawa pemain yang diinginkannya membantu ia (Ten Hag) bisa menerapkan filosofi permainannya dengan cepat,” kata Rodgers. (REUTERS)