Manchester United Menemukan Titik Keseimbangan
Setelah dua laga awal musim yang mengecewakan, MU akhirnya mulai menemukan titik keseimbangan. Pembenahan masalah di lini belakang jadi kunci kesuksesan Setan Merah menuai tiga kemenangan dalam tiga laga liga terakhir.
LEICESTER, JUMAT – Setelah dua laga awal musim yang mengecewakan, Manchester United akhirnya mulai menemukan titik keseimbangan. Pembenahan masalah di lini belakang menjadi kunci kesuksesan Setan Merah menuai tiga kemenangan beruntun dengan dua laga tanpa kebobolan dari tiga laga terakhir Liga Inggris. Duet bek Lisandro Martinez-Raphael Varane kian solid dan menyingkirkan Harry Maguire yang selama ini menjadi sumber masalah di pertahanan.
Dalam laga pekan kelima Liga Inggris di Stadion King Power, Leicester, Jumat (2/9/2022), Manchester United (MU) menundukan tuan rumah Leicester City 1-0. Gol kemenangan MU dicetak oleh pemain sayap Jadon Sancho di menit ke-23.
Gol Sancho berawal dari kerja sama apik dengan gelandang serang Bruno Fernandes yang memberi umpan kepada penyerang Marcus Rashford. Dengan jeli, Rashford memberikan umpan trobosan kepada Sancho yang mulai berlari menuju kotak penalti lawan. Sancho berhasil menggapai bola dan sempat melewati kiper Leicester City Danny Ward sebelum menceploskan bola ke gawang yang kosong.
Sancho bermain cukup menonjol. Pemain berusia 22 tahun itu terus bergerak membuka ruang dan membantu rekan-rekan menciptakan peluang. Seperti dilansir laman MU, dari pengumpulan suara yang dilakukan melalui United App sehabis laga, para penggemar tim yang bermarkas di Stadion Old Trafford itu menobatkan Sancho sebagai pemain terbaik laga tersebut. Dia mendapatkan 25 persen suara, unggul jauh dari Fernandes yang berada di urutan kedua dengan 15 persen suara.
Sejumlah pengamat menilai, Sancho tersulut mengeluarkan kemampuan terbaiknya seiring kedatangan pemain sayap Antony Matheus dos Santos yang direkrut MU dari Ajax Amsterdam dengan mahar 95 juta Euro (Rp 1,409 triliun) per 30 Agustus kemarin. Posisi Sancho dan Antony serupa sehingga bakal ada persaingan ketat antara keduanya untuk memperebutkan status pemain inti.
Sebelum melesatkan gol kemenangan ke gawang Leicester, Sancho menyumbangkan gol pertama yang membantu MU menang 2-1 atas tim tamu Liverpool pada pekan ketiga Liga Inggris, Selasa (23/8). Secara keseluruhan, pemain yang dibeli MU dari Borussia Dortmund musim lalu itu sudah mencetak dua gol dari lima laga Liga Inggris musim ini.
Koleksi golnya musim ini hampir menyamakan catatan golnya musim lalu, yakni tiga gol dari 29 laga. ”Saya ingin mencetak gol sebanyak-banyaknya, tetapi saya harus terus berusaha setiap kali mendapatkan peluang tersebut. Mudah-mudahan, saya bisa mencetak gol lainnya,” ujar Sancho kepada MUTV.
Pelatih MU Erik ten Hag melihat, peningkatakan fisik membantu Sancho mencapai level lebih baik di awal musim ini. Pelatih asal Belanda itu yakin Sancho akan terus berkembang sepanjang musim ini. ”Dengan potensinya, ada lebih banyak ruang untuk perbaikan. Bahkan, dia bisa menjadi lebih penting dan berkontribusi dengan kreativitasnya, dengan mencetak gol dan assist, dan akan membuatnya jauh lebih penting dengan membantu pertahanan,” tegas ten Hag.
Saya ingin mencetak gol sebanyak-banyaknya, tetapi saya harus terus berusaha setiap kali mendapatkan peluang tersebut.
Pertahanan yang spesial
Namun, di luar penampilan apik Sancho, ada peran lini pertahanan MU yang semakin spesial. Rapuhnya lini belakang menjadi pekerjaan rumah besar MU sejak musim lalu. Masalah itu belum terselesaikan dalam dua laga awal musim ini. Terbukti, mereka tumbang 1-2 dari tim tamu Brighton pada pekan pertama, Minggu (7/8) dan kalah telak 0-4 dari tuan rumah Brentford pada pekan kedua, Sabtu (13/8).
Dalam dua laga awal musim itu, MU masih tetap mengandalkan sang kapten, Maguire yang berduet dengan Martinez. Beruntung, ten Hag cepat memahami bahwa Maguire adalah titik lemah pertahanan MU. Pelatih yang baru direkrut dari Ajax musim panas ini merombak pertahanan dengan menepikan Maguire ke bangku cadangan dan terus menduetkan Martinez dengan Varane sejak pekan ketiga hingga kelima.
Keberanian ten Hag menduetkan Martinez dan Varane itu terbukti menuai hasil positif. MU meraih tiga kemenangan beruntun, termasuk dua kemenangan tanpa kebobolan. Mereka menang 2-1 atas tim tamu Liverpool pada pekan ketiga, menang 1-0 atas tuan rumah Southampton pada pekan keempat, Sabtu (27/8), dan terakhir menang 1-0 atas tuan rumah Leicester City.
Martinez dan Varane adalah duet bek yang saling melengkapi. Marinez yang bertinggi 175 sentimeter (cm) atau cenderung pendek di antara pemain-pemain Eropa memiliki keunggulan kecepatan. Bek yang dibeli dari Ajax itu ulet dalam tekel dan pandai membaca permainan. Sebaliknya, Varane yang bertinggi 191 cm unggul bola-bola atas dan penguasaan area. Berkat keduanya, pertahanan MU lebih terorganisir.
Baca juga : Semangat Kebersamaan Mengangkat MU
Selain bahu-membahu meningkatkan grafik permainan MU, performa apik keduanya turut memperbaiki citra mereka dalam sepak bola Inggris. Sebelumnya, Martinez berada di titik nadir karena dinilai tidak memberikan dampak untuk pertahanan MU dalam dua laga awal musim ini. Bahkan, bek asal Argentina itu digadang-gadang sebagai pembelian gagal. Adapun Varane tidak spesial sepanjang musim lalu usai didatangkan dari Real Madrid.
Sancho pun mengakui ada andil besar lini belakang dalam hasil positif MU pada tiga pekan terakhir. Menghadapi Leicester City misalnya. Pada babak kedua, Leicester City berupaya untuk menyamakan kedudukan dengan melahirkan beberapa peluang. ”Melawan Leicester tidak mudah. Namun, kami bertahan (dengan baik) dan mendapatkan tiga poin. Kami wajib menjaga momentum ini,” ungkap Sancho.
Kesolidan yang diharapkan
Ten Hag gembira dengan penampilan apik MU dalam tiga laga terakhir, terutama kemenangan 1-0 atas Leicester City. Pelatih berusia 52 tahun itu melihat, tim telah menunjukkan kesolidan yang diharapkannya. Semua pemain berusaha keras untuk meraih kemenangan dan tidak kebobolan dua laga beruntun.
”Sekali lagi, kami memiliki semangat tim yang bagus, kami memiliki 11 pemain di lapangan yang terus bertarung. Saya senang dengan clean sheet (tanpa kebobolan) ini. Itu bisa terjadi ketika 11 pemain di lapangan bertahan dan menyerang bersama,” kata ten Hag.
Baca juga : Bukti Sahih Transformasi Ten Hag
Ten Hag memang dikenal andal dalam meracik pertahanan rapat. Musim lalu, dia membawa Ajax menjuarai Liga Belanda dengan hanya kemasukan 19 gol dari 34 laga. Musim ini, MU sudah kebobolan 7 gol dari 5 laga tetapi mereka cuma kemasukan 1 gol dari 3 laga terakhir.
Secara keseluruhan, hasil positif itu mengantarkan MU beranjak ke peringkat kelima klasemen sementara dengan 9 poin dari 5 laga. Mereka tertinggal 6 poin di bawah Arsenal yang memuncaki klasemen. Mereka berselisih 4 poin di bawah Manchester City di tempat kedua, 2 poin di bawah Tottenham Hotspur di urutan ketiga, dan 1 poin di bawah Brighton di peringkat keempat.
Sementara itu, kekalahan dari MU menjadi kekalahan keempat Leicester City musim ini. Setelah imbang 2-2 dengan tim tamu Brentford pada pekan pertama, Minggu (7/8), Sang Rubah kalah berturut-turut 2-4 dari tuan rumah Arsenal pada pekan kedua, Sabtu (13/8), kalah 1-2 dari tim tamu Southampton pada pekan ketiga, Sabtu (20/8), kalah 1-2 dari tuan rumah Chelsea pada pekan keempat, Sabtu (27/8), dan terakhir kalah 0-1 dari MU.
Rentetan hasil buruk itu membuat Leicester City terbenam di dasar klasemen, yakni tempat ke-20 dengan 1 poin dari 5 laga. BBC melaporkan, para pendukung tim juara Liga Inggris 2015/2016 terus mengejek para pemain dan pelatih karena performa tim yang terus merosot.
Baca juga : Bahaya Laten “Setan Merah”
Kesialan Leicester City disinyalir akibat aktivitas transfer yang mengecewakan dan menyebabkan pelatih Brendan Rodgers frustrasi. Dalam jendela transfer musim ini, mereka kehilangan kiper sekaligus kapten Kasper Schmeichel yang dilego ke OGC Nice dengan mahar 1 juta Euro (Rp 14,85 miliar) dan bek berbakat Wesley Fofana yang berlabuh ke Chelsea seharga 80,4 juta Euro (Rp 1,194 triliun). Sebaliknya, mereka praktis hanya melakukan satu pembelian penting, yakni bek Wout Faes dari Stade Reims seharga 17 juta Euro (Rp 252,61 miliar).
”Saya pikir jelas untuk melihat bahwa skuad kami lebih lemah dibandingkan tahun lalu. Saya datang ke Leicester untuk bersaing. Beberapa tahun pertama, kami mampu melakukannya. Namun, dalam beberapa jendela transfer terakhir, kami tidak mendapatkan tambahan pemain yang dibutuhkan. Itu membuat frustrasi tetapi saya menghormati orang-orang di sini,” pungkas Rodgers yang menukangi Leicester City sejak 27 Februari 2019 itu seperti dikutip Sky Sports.