Anthony Sinisuka Ginting punya kenangan indah di Denmark ketika ikut membawa Indonesia menjadi juara Piala Thomas 2020. Namun, Denmark Terbuka menjadi ”mimpi buruk” baginya karena Anthony tak pernah menang di sana.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·5 menit baca
ODENSE, RABU — Lepas dari cedera punggung, Anthony Sinisuka Ginting menyatakan kesiapan fisik dan mental untuk bertanding dalam turnamen bulu tangkis Denmark Terbuka pekan ini. Namun, pernyataan kesiapan itu tak membuahkan hasil hingga Anthony tak pernah menang dalam lima penampilannya pada turnamen BWF World Tour Super 750 itu.
Tahun ini, kekalahan Anthony pada babak pertama dialami saat berhadapan dengan Lakshya Sen (India) dengan skor 16-21, 12-21 di JYSKE Bank Arena, Odensen, Rabu (19/10/2022). Pertandingan tersebut menjadi salah satu ”big match” tunggal putra pada babak pertama karena mempertemukan dua pemain berperingkat sepuluh besar dunia, dengan Anthony peringkat keenam dan Sen kedelapan. Big match lain adalah pertemuan Viktor Axelsen (1) dan Kunlavut Vitidsarn (10).
Meski Anthony memiliki memori indah di Denmark, yaitu turut mengantarkan Indonesia menjadi juara Piala Thomas 2020 pada 2021, Denmark Terbuka menjadi cerita lain. Turnamen ini bagai mimpi buruk bagi pemain berusia 25 tahun itu sejak debut pada 2017.
Langkah pertamanya di Denmark Terbuka langsung dihentikan Son Wan-ho (Korea Selatan). Pada tahun berikutnya, Anthony kalah dari pemain Jepang, Kento Momota. Dalam dua keikutsertaan berikutnya, 2019 dan 2021, peraih perunggu Olimpiade Tokyo 2020 itu dihentikan pemain Perancis, Brice Leverdez dan Thomas Rouxel. Ketika berhadapan dengan Rouxel, Anthony mundur pada skor 1-4 karena cedera. Adapun pada 2020, skuad Indonesia tak ikut serta karena khawatir akan pandemi Covid-19.
Tak hanya selalu kalah dalam turnamen yang digelar sejak 1936 itu, hasil pada turnamen tahun ini juga membuatnya belum bisa mengalahkan Sen. Pemain India berusia 21 tahun itu mengalahkan Anthony pada dua pertemuan tahun ini, yaitu babak kedua Jerman Terbuka dan final Piala Thomas di Thailand. Dalam final tersebut, Indonesia kalah 0-3 dari India.
Saat berhadapan dengan Sen, Anthony membangun harapan bagi dirinya dan Indonesia ketika unggul 7-5 pada gim pertama, terutama melalui smes silang ke arah forehand lawan. Begitu servis membuka perebutan setiap poin, dia langsung berupaya membangun serangan melalui pukulan net agar kok dilambungkan oleh Sen. Namun, setelah itu, Anthony selalu berada dalam tekanan lawan. Sen merebut tujuh poin beruntun hingga berbalik unggul 12-7.
Pelatih Irwansyah, yang duduk di belakang lapangan, selalu memberi semangat kepada Anthony dengan berteriak ”Ayo bisa, ayo bisa!” Apalagi, dikatakan Irwansyah, kok yang melaju kencang sebenarnya bisa menguntungkan Anthony untuk menyerang.
Akan tetapi, Anthony justru terpancing untuk mengarahkan pukulan ke belakang lapangan lawan yang berkali-kali menghasilkan keputusan ”out” dari hakim garis. ”Selain itu, Sen juga tak memberi kesempatan untuk menyerang, hingga Anthony tak bisa mengeluarkan permainan terbaik,” kata Irwansyah.
Sebelum Shesar Hiren Rhustavito melawan Brian Yang (Kanada), pada Rabu tengah malam waktu Indonesia, tim ”Merah Putih” baru meloloskan Jonatan Christie ke babak kedua tunggal putra. Setelah menang atas Hans-Kristian Solberg Vittinghus (Denmark), pada Selasa, Jonatan akan berhadapan dengan Lee Cheuk Yiu (Hongkong). Pemain lain, Chico Aura Dwi Wardoyo, kalah dari Kanta Tsuneyama (Jepang).
Dari ganda putra, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri menyusul langkah rekan mereka, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, ke babak kedua. Setelah menang atas Akira Koga/Taichi Saito (Jepang) 21-17, 21-15, Kevin/Marcus akan berhadapan dengan Alexander Dunn/Adam Hall (Skotlandia), sedangkan Bagas/Fikri menantang unggulan ketujuh asal India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty.
Indonesia bertemu China
Di tempat lain di Eropa, yaitu Santander, Spanyol, skuad muda Indonesia membuka jalan mempertahankan lambang tim terbaik Kejuaraan Dunia Yunior Beregu Campuran, Piala Suhandinata, dengan lolos ke perempat final. Tiket tersebut didapat setelah Indonesia menang atas Malaysia, 4-1, pada laga penentuan juara Grup A.
Turnamen ini bagai mimpi buruk bagi pemain berusia 25 tahun itu sejak debut pada 2017.
Dari babak penyisihan yang diikuti 38 tim dalam delapan grup, hanya delapan tim peringkat teratas grup yang memiliki kesempatan menjadi juara dengan lolos ke perempat final. Berdasarkan undian, Indonesia akan berhadapan dengan juara Grup B, China, pada babak delapan besar.
Dalam laga melawan Malaysia, pesaing terkuat di Grup A, Indonesia kehilangan partai pertama dan akhirnya menang melalui tiga laga berikutnya. Pertemuan tunggal putra terbaik kedua tim, antara Alwi Farhan (peringkat kedua dunia yunior) dan Justin Hoh (peringkat ketiga), membuka persaingan itu. Alwi kalah 18-21, 18-21.
Alwi mengatakan, rasa tegang karena tampil pada partai pembuka membuatnya sering ragu-ragu dalam membuat keputusan. Sebaliknya, lawan tampil lebih berani hingga bisa mengontrol permainan.
Indonesia bisa menyamakan skor melalui laga menegangkan pada tunggal putri, antara Ester Nurumi Tri Wardoyo dan Siti Nurshuhaini. Ester menang 21-18, 22-24, 21-14 setelah bertanding selama satu jam delapan menit. Adik dari tunggal putra Chico Aura Dwi Wardoyo itu mengatakan, dia bisa mengubah rasa tegang menjadi motivasi hingga akhirnya menang.
Peluang untuk menang akhirnya dibuka oleh ganda putra Muhammad Putra Erwiansyah/Muhammad Rayhan Nur Fadillah yang menang atas Choi Jian Sheng/Bryan Jeremy Goonting 21-8, 21-10. Putra/Rayhan sebenarnya berstatus sebagai ganda putra kedua dalam tim. Mereka dipilih pelatih Thomas Indratjaja karena salah satu pemain ganda pertama, yaitu Raymond Indra, mengalami cedera kecil di tangan. Raymond berpasangan dengan Daniel Edgar Marvino.
Lolosnya Indonesia ke perempat final dipastikan setelah kemenangan ketiga didapat ganda putri, Meilysa Trias Puspita Sari/Rachel Alessya Rose, yang mengalahkan Ong Xin Yee/Carmen Ting, 21-15, 21-19. Pada laga terakhir, ganda campuran Rafli Amanda/Az-Azahra Putri Dania menang atas Wong Vin Sean/Lai Ting Cen, 21-15, 21-13.