Lembaran Awal Calon Pebulu Tangkis Masa Depan Indonesia
Audisi umum PB Djarum yang berlangsung sejak 19-23 Oktober telah mencapai tahap akhir. Sebanyak 51 anak terpilih ke babak karantina. Ini bukanlah akhir, melainkan lembar awal bagi mereka untuk meniti karier bulu tangkis
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
KUDUS, KOMPAS – Sebanyak 51 pebulutangkis belia dinyatakan lolos tahap karantina audisi umum Perkumpulan Bulu Tangkis Djarum di GOR Djarum Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Minggu (23/10/2022) sore. Setelah terpilih, mereka harus segera menjalani tahap karantina. Dari tahap inilah calon-calon pebulu tangkis masa depan Indonesia memulai lembar awal karier mereka.
Audisi umum PB Djarum yang berlangsung sejak 19-23 Oktober 2022 telah mencapai tahap akhir. Tim pencari bakat PB Djarum telah menyaring 51 pebulu tangkis putra dan putri dari kelompok usia U-11 dan U-15.
Mereka terpilih setelah melewati audisi yang diikuti 2.386 peserta. Sebanyak 16 pebulu tangkis terpilih dari jalur turnamen dan 35 lainnya diperoleh dari hasil pemantauan tim pencari bakat.
Rasa haru dan gembira bercampur gugup terpancar dari wajah para pebulutangkis belia tersebut saat pengumuman. Ada sejumlah pebulu tangkis putra yang langsung menangis seakan tidak percaya telah mendapat super tiket menuju babak karantina. Mereka sedih sekaligus gembira bisa terpilih dalam sebuah audisi yang sangat ketat.
Dari babak karantina, impian mereka untuk bergabung dengan PB Djarum tinggal selangkah lagi. Meski demikian, masih ada sejumlah ujian yang harus mereka jalani selama masa karantina. Artinya, babak karantina ini bukan akhir, melainkan lembaran awal bagi anak-anak tersebut untuk meniti karier bulu tangkisnya.
“Selanjutnya pada tahap karantina akan ada tes fisik, kesehatan, dan psikotes. Psikotes perlu diadakan karena untuk menjadi pebulutangkis level dunia itu dibutuhkan kecerdasan,” kata Ketua Tim Pencari Bakat Audisi Umum PB Djarum 2022, Sigit Budiarto.
Setelah menuntaskan tahap turnamen, para calon bintang masa depan bulu tangkis Indonesia itu tidak bisa beristirahat berlama-lama atau sekadar pulang ke kampung halaman. Mereka langsung diminta bersiap untuk datang ke GOR Djarum Jati pada malam harinya untuk menjalani tahap karantina.
Menurut Sigit, tim pencari bakat serta pelatih ingin melihat lebih jauh daya tahan, semangat, dan perkembangan dari 51 pebulutangkis tersebut. Itu karena bisa saja ada hal-hal mendasar yang belum dilihat oleh tim pencari bakat selama tahap turnamen. Dari sini, kesiapan para pebulutangkis untuk tinggal jauh dari orangtua serta etos kerja keras mereka akan diuji.
Meski begitu, para pebulutangkis tampak bersemangat walau mereka akan berjauhan untuk sementara waktu dengan orangtua masing-masing. Antlia Vannisa yang turun pada nomor U-13 putri mengaku senang dan bersyukur bisa mendapat kesempatan melaju ke babak karantina melalui jalur pilihan para pencari bakat. Pebulutangkis binaan PB Sena, Jakarta Selatan, itu tidak masalah bila harus hidup jauh dari orangtua.
“Tidak apa-apa karena ini, kan, pengorbanan untuk cita-cita menjadi atlet,” katanya.
Menurut Vannisa, perjuangan untuk mendapatkan super tiket sangat berat. Oleh sebab itu, dia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan berharga yang mungkin hanya datang sekali seumur hidup ini.
Sebenarnya sedih, tetapi memang untuk meraih cita-cita harus ada pengorbanan.
Adapun ayah Vannisa, Abdul Kholid (37) mengatakan, perasaannya bercampur aduk antara senang dan sedih. Ia senang dan bangga putrinya bisa menyisihkan ribuan peserta dan kini impian untuk bergabung dengan PB Djarum sudah di depan mata. Di sisi lain, Abdul merasa agak berat melepas Vannisa untuk hidup jauh dari orangtua di usianya yang masih sangat muda.
“Namun, kami sudah pikirkan dari tahun kemarin bagaimana kesiapan untuk melepas dia. Sebenarnya sedih, tetapi memang untuk meraih cita-cita harus ada pengorbanan,” kata Abdul.